© Prof. Dr. Mahanani Tri Asri, M.Si. (Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya)
2 Syarah (Penjelasan) Slide ke-1 (Cover)
Pertemuan 1: Pengantar Biologi Sel dan Molekuler
Slide ini merupakan pembuka dari rangkaian materi yang akan disampaikan sepanjang perkuliahan Biologi Sel dan Molekuler. Judul pertemuan, yaitu “Pengantar Biologi Sel dan Molekuler”, menandakan bahwa fokus utama dari pertemuan ini adalah membekali mahasiswa dengan pemahaman dasar mengenai ruang lingkup, pentingnya, dan peran sentral ilmu biologi sel dan molekuler dalam konteks ilmu kehidupan secara keseluruhan.
Biologi Sel adalah cabang biologi yang mempelajari struktur, fungsi, dan perilaku sel—yang merupakan unit dasar kehidupan. Sedangkan Biologi Molekuler menelaah proses biologis di tingkat molekul, terutama interaksi antar molekul seperti DNA, RNA, dan protein dalam mengatur fungsi seluler.
Dengan menggabungkan dua disiplin ini, mata kuliah ini akan membawa mahasiswa pada pemahaman:
-
Bahwa semua makhluk hidup terdiri atas sel, baik sel tunggal maupun multiseluler.
-
Bahwa fungsi tubuh makhluk hidup sangat ditentukan oleh interaksi molekul di dalam dan antar sel, yang terjadi melalui mekanisme genetik, biokimia, dan biofisika.
-
Bahwa perkembangan ilmu biologi modern—seperti rekayasa genetika, terapi gen, CRISPR, stem cell, dan biologi sintetis—semuanya bertumpu pada pemahaman mendalam tentang sel dan molekul.
Materi Perkuliahan (PPT) ini disusun oleh Prof. Dr. Mahanani Tri Asri, M.Si., dari Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Hal ini menandakan bahwasannya materi yang menjadi rujukan utama dalam pembahasan syarah PPT Mata Kuliah Biologi Sel dan Molekuler ini merupakan sumber belajar yang disusun oleh seorang ahli di bidangnya dan insyaAllah akan menjadi representasi kurikulum yang telah dirancang sesuai standar akademik Unesa.
Catatan tambahan: Dalam konteks Outcome-Based Education (OBE), pertemuan ini juga penting untuk menyampaikan Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) yang ingin dicapai serta peran strategis mata kuliah ini dalam membentuk kompetensi lulusan Prodi Biologi maupun Pendidikan Biologi.
4 Syarah (Penjelasan) Slide ke-2
Ruang Lingkup Bioselmol – Pertemuan 1
Slide ini memberikan kerangka awal tentang apa saja yang akan dipelajari dalam Biologi Sel dan Molekuler, terutama pada pertemuan pertama. Di bagian tengah, ditampilkan "Kemampuan Akhir", yaitu: “Memahami konsep sel dan kedudukannya dalam suatu organisme.” Pernyataan ini bermakna bahwa setelah pertemuan ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami apa itu sel, serta peran dan fungsinya sebagai unit struktural dan fungsional kehidupan dalam konteks makhluk hidup secara utuh.
- Sel adalah unit dasar kehidupan. Setiap organisme hidup—baik uniseluler seperti bakteri maupun multiseluler seperti manusia—tersusun dari sel. Oleh karena itu, memahami struktur, fungsi, dan organisasi sel merupakan pondasi penting untuk mempelajari biologi lebih lanjut.
- Dalam konteks ini, istilah "bioselmol" merujuk pada penggabungan kajian biologi sel dan biologi molekuler, yang membahas mekanisme molekuler yang mengatur kehidupan sel—mulai dari replikasi DNA, ekspresi gen, sintesis protein, hingga interaksi antar sel.
Di sisi kanan slide, terdapat indikator pembelajaran yang menjabarkan tiga hal utama sebagai target pertemuan ini:
-
Menjelaskan ruang lingkup biologi sel dan molekuler serta kaitannya dengan disiplin ilmu lainnya.
Artinya, mahasiswa tidak hanya akan belajar tentang sel secara terpisah, tetapi juga bagaimana ilmu ini bersinggungan dengan disiplin lain seperti biokimia, genetika, fisiologi, hingga bioteknologi. Contohnya, teknik CRISPR di bidang bioteknologi adalah aplikasi dari pengetahuan biologi molekuler tentang DNA dan sistem pertahanan bakteri. -
Memahami teknik-teknik untuk mempelajari sel.
Ini mencakup pengenalan berbagai metode eksperimen dan teknologi seperti mikroskopi (termasuk mikroskop elektron), kultur sel, pewarnaan sel, elektroforesis, hingga teknik sekuensing DNA dan RNA. Pemahaman ini penting karena biologi sel dan molekuler sangat bergantung pada pendekatan laboratorium yang akurat dan presisi. -
Menganalisis persamaan dan perbedaan antara struktur dan fungsi sel prokariot dan eukariot.
Mahasiswa akan membandingkan dua tipe sel utama: prokariotik (tanpa nukleus sejati, misalnya bakteri) dan eukariotik (dengan nukleus sejati, misalnya sel hewan dan tumbuhan). Fokusnya tidak hanya pada struktur, tetapi juga pada fungsi biologis dan kompleksitas molekuler di dalamnya.
Catatan tambahan: Di bagian bawah, dijelaskan bahwa rincian lebih lanjut dari ruang lingkup biologi sel dan molekuler tertuang dalam Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dari pertemuan 1 hingga 15. Ini mempertegas bahwa mata kuliah ini disusun secara sistematis dan progresif, dan mahasiswa didorong untuk merujuk pada RPS agar dapat memahami alur pembelajaran secara menyeluruh.
6 Syarah (Penjelasan) Slide ke-3
Ruang Lingkup Bioselmol (Pertemuan 2) – Membran Plasma
Slide ini menunjukkan fokus materi pada pertemuan kedua, yakni struktur dan fungsi membran plasma, serta mekanisme transport membran. Ini merupakan pondasi krusial dalam memahami bagaimana sel berinteraksi dengan lingkungan eksternal dan menjaga homeostasis internalnya.
📍 Pada bagian kiri atas, tertulis Kemampuan Akhir:
“Memahami struktur dan fungsi membran plasma serta mekanisme transport membran.”
Artinya, mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan apa saja komponen yang menyusun membran sel, bagaimana bentuk dan strukturnya memengaruhi fungsinya, serta bagaimana zat-zat dapat keluar masuk sel melalui berbagai mekanisme transport.
🧬 Membran plasma adalah lapisan selektif yang membungkus sel, memisahkan bagian dalam sel dari lingkungan luar. Struktur utamanya terdiri dari lapisan ganda fosfolipid (phospholipid bilayer), protein integral dan perifer, serta molekul kolesterol dan karbohidrat. Kombinasi ini membentuk apa yang disebut sebagai “model mosaik fluida”—sebuah model dinamis yang menggambarkan sifat fleksibel dan multifungsi dari membran.
📌 Untuk mencapai kemampuan akhir tersebut, slide ini juga merinci lima indikator pembelajaran sebagai berikut:
-
Memerinci komponen penyusun membran plasma
Mahasiswa harus dapat mengidentifikasi berbagai molekul yang membentuk membran, termasuk fosfolipid, protein membran, kolesterol, glikoprotein, dan glikolipid. Masing-masing memiliki peran spesifik, seperti pengatur fluiditas (kolesterol), transport zat (protein), dan pengenalan sel (karbohidrat). -
Menjelaskan struktur, fungsi, dan sifat membran plasma
Termasuk memahami mengapa membran bersifat semipermeabel (hanya zat tertentu yang bisa lewat), fleksibel, dan asimetris. Struktur tersebut berkaitan erat dengan fungsinya dalam komunikasi sel, transportasi zat, dan perlindungan sel. -
Membandingkan model-model membran plasma
Mahasiswa akan mempelajari bagaimana pandangan ilmiah tentang membran berkembang dari model Sandwich Danielli-Davson (1935) ke model Mosaik Fluida Singer-Nicolson (1972) yang masih diterima hingga kini, dengan beberapa modifikasi terbaru dari hasil visualisasi mikroskopi elektron dan cryo-EM. -
Menjelaskan fungsi dan macam transport membran
Termasuk transport pasif (difusi sederhana, difusi terfasilitasi, osmosis) dan aktif (pompa ion, endositosis, eksositosis) yang penting untuk mengatur konsentrasi ion, nutrisi, dan produk limbah sel. -
Menjelaskan mekanisme transport membran
Penjelasan teknis dan mendalam akan diberikan tentang bagaimana molekul berpindah berdasarkan gradien konsentrasi, kebutuhan energi, serta keterlibatan protein transpor spesifik seperti channel dan carrier.
📝 Catatan tambahan: Materi ini akan menjadi dasar untuk memahami proses penting lainnya seperti transmisi sinyal antar sel, respons imun, dan interaksi sel patogen dengan inangnya. Maka, pemahaman yang kuat terhadap struktur dan dinamika membran plasma sangat penting dalam biologi sel dan molekuler modern.
8 Syarah (Penjelasan) Slide ke-4
Pertemuan 3 – Struktur, Fungsi Mitokondria & Respirasi Aerobik
Pada pertemuan ini, mahasiswa diajak untuk menyelami struktur dan fungsi organel yang dijuluki sebagai “pembangkit energi sel”, yaitu mitokondria. Kemampuan akhir yang ingin dicapai adalah:
“Memahami struktur dan fungsi mitokondria, serta mekanisme respirasi aerobik.”
Mitokondria merupakan organel membran ganda yang ditemukan di hampir semua sel eukariotik. Peran utamanya adalah melakukan respirasi seluler aerobik, yakni mengubah energi kimia dari molekul makanan (glukosa, asam lemak, asam amino) menjadi energi dalam bentuk ATP (adenosin trifosfat) melalui serangkaian proses metabolik yang sangat kompleks.
Indikator capaian pembelajaran dirinci menjadi tiga pokok:
-
Menjelaskan teori endosimbiosis untuk mitokondria
Mahasiswa akan diperkenalkan pada Teori Endosimbiosis yang dikemukakan oleh Lynn Margulis. Teori ini menyatakan bahwa mitokondria dulunya adalah bakteri aerobik bebas yang ditelan oleh sel nenek moyang eukariotik secara simbiosis. Bukti kuat untuk teori ini adalah:-
Mitokondria memiliki DNA sendiri yang berbentuk sirkular seperti prokariot.
-
Mitokondria dapat bereplikasi mandiri melalui pembelahan biner.
-
Mitokondria memiliki ribosom 70S, yang khas untuk bakteri.
-
-
Menjelaskan struktur dan fungsi bagian-bagian mitokondria
Mahasiswa akan mengidentifikasi dan memahami fungsi dari setiap kompartemen mitokondria, antara lain:-
Membran luar: bersifat permeabel terhadap molekul kecil.
-
Ruang antar membran: tempat penumpukan proton selama respirasi.
-
Membran dalam: mengandung kompleks protein rantai transpor elektron dan ATP sintase.
-
Krista: lipatan membran dalam yang memperluas permukaan reaksi.
-
Matriks: tempat berlangsungnya siklus Krebs dan mengandung DNA serta ribosom mitokondria.
-
-
Menjelaskan translokasi proton, proton motive force, dan pembentukan ATP
Di sini, mahasiswa akan mempelajari secara mendalam mekanisme rantai transpor elektron (ETC) di membran dalam mitokondria, di mana:-
Translokasi proton (H⁺) terjadi dari matriks ke ruang antar membran, membentuk gradien elektrokimia.
-
Gradien ini menciptakan apa yang disebut sebagai proton motive force (PMF), yaitu gaya potensial yang akan mendorong kembalinya proton melalui ATP sintase.
-
Energi dari aliran balik proton dimanfaatkan untuk mensintesis ATP dari ADP dan Pi (fosfat anorganik), dalam proses yang disebut kemiosmosis.
-
📝 Catatan tambahan: Materi ini tidak hanya penting secara biologis, tetapi juga memiliki implikasi klinis dan bioenergetik yang luas. Kelainan pada mitokondria dapat menyebabkan penyakit metabolik yang serius, dan konsep bioenergetik mitokondria juga menjadi dasar dalam terapi kanker, anti-aging, dan bahkan bioteknologi energi sel.
10 Syarah (Penjelasan) Slide ke-5
Pertemuan 4 – Sistem Endomembran: Struktur dan Fungsinya
Pertemuan ini berfokus pada sistem endomembran, yakni suatu sistem kompartemen di dalam sel eukariotik yang berperan penting dalam proses sintesis, modifikasi, transportasi, dan degradasi biomolekul. Kemampuan akhir yang diharapkan dari pertemuan ini adalah:
“Mendeskripsikan struktur dan fungsi sistem endomembran.”
📍 Sistem endomembran terdiri atas sejumlah organel yang saling terhubung secara fisik atau fungsional melalui vesikel dan membran-membran internal sel. Organisasi sistem ini sangat penting untuk memastikan efisiensi dan spesifisitas proses seluler, terutama yang berkaitan dengan pengangkutan protein dan lipid.
📌 Dalam slide ini, indikator capaian pembelajaran dijelaskan dalam tiga butir utama:
-
Menjelaskan struktur dan fungsi sistem endomembran
Mahasiswa diharapkan dapat memahami bahwa sistem endomembran bukan hanya sekumpulan organel yang berdiri sendiri, tetapi merupakan jaringan kerja internal sel yang saling terkoordinasi. Sistem ini melibatkan proses biosintesis, pengemasan, serta distribusi makromolekul, seperti protein dan lipid. -
Mencontohkan organel sel yang memiliki sistem endomembran
Contoh organel yang termasuk dalam sistem endomembran adalah:-
Retikulum Endoplasma (RE): dibagi menjadi RE kasar (tempat sintesis protein) dan RE halus (tempat sintesis lipid dan detoksifikasi).
-
Badan Golgi: berfungsi sebagai pusat modifikasi dan distribusi protein serta lipid.
-
Lisosom: mengandung enzim pencernaan untuk degradasi bahan-bahan seluler.
-
Vakuola (terutama pada sel tumbuhan) dan endosom.
-
Membran plasma, meskipun berada di luar inti sel, tetap berhubungan secara fungsional dengan sistem ini.
-
-
Menjelaskan struktur, fungsi, dan peran organel-organel sel
Fokus pada pemahaman mendalam mengenai struktur mikroskopis dan peran fungsional masing-masing organel, serta bagaimana mereka berinteraksi. Mahasiswa perlu memahami bahwa disfungsi pada salah satu komponen sistem endomembran bisa menyebabkan gangguan serius dalam homeostasis sel, seperti pada penyakit lysosomal storage disorders atau gangguan pada proses sekresi protein.
📝 Catatan tambahan: Sistem endomembran adalah cerminan dari kompleksitas dan efisiensi kerja sel eukariotik, yang membedakannya secara signifikan dari sel prokariotik. Pemahaman sistem ini akan sangat bermanfaat untuk pembelajaran lanjutan, seperti dalam bioteknologi rekombinan, di mana produksi protein menggunakan rekayasa sistem endomembran menjadi teknik standar dalam industri.
12 Syarah (Penjelasan) Slide ke-6
Pertemuan 5 – Memahami Struktur dan Fungsi Sitoskeleton
Slide ini menandai pertemuan kelima yang berfokus pada sitoskeleton, suatu jaringan kompleks dalam sitoplasma sel eukariotik yang berperan penting dalam struktur, pergerakan, dan organisasi intraseluler. Tujuan utama pembelajaran kali ini adalah agar mahasiswa dapat mencapai kemampuan akhir:
“Memahami struktur dan fungsi sitoskeleton.”
📍 Sitoskeleton (secara harfiah: cyto = sel, skeleton = rangka) adalah sistem serat protein yang terbentang di seluruh sitoplasma dan memberikan dukungan struktural, mengatur bentuk sel, serta memungkinkan pergerakan sel maupun organel di dalamnya.
Tiga indikator utama yang menjadi fokus dalam pertemuan ini adalah:
-
Membedakan berbagai macam komponen penyusun sitoskeleton
Mahasiswa perlu mengenali tiga komponen utama sitoskeleton, yaitu:-
Mikrofilamen (actin filaments): berdiameter sekitar 7 nm, terbuat dari protein aktin. Berperan dalam pergerakan sel, pembelahan sel, dan kontraksi otot.
-
Mikrotubulus: silinder berongga dengan diameter ±25 nm, tersusun dari protein tubulin. Berfungsi sebagai jalur transportasi intraseluler, serta struktur utama dalam sentriol, silia, dan flagela.
-
Filamen intermediet: berukuran antara mikrofilamen dan mikrotubulus. Berfungsi menstabilkan struktur sel, terutama pada jaringan yang mengalami tekanan mekanik seperti jaringan epitel.
-
-
Menjelaskan struktur dan fungsi dari setiap tipe sitoskeleton
Penjelasan ini mencakup gambaran mikroskopis (dengan bantuan mikrograf elektron) dan mekanisme molekuler kerja masing-masing elemen. Mahasiswa juga akan memahami bahwa sitoskeleton bukan struktur statis, melainkan sangat dinamis dan dapat berubah bentuk sesuai kebutuhan sel, misalnya saat pembelahan, fagositosis, atau migrasi sel. -
Menjelaskan mekanisme pergerakan sel
Gerakan sel melibatkan interaksi kompleks antara mikrofilamen, motor protein (seperti miosin, kinesin, dan dinein), serta mikrotubulus. Pergerakan ini bisa bersifat:-
Amoeboid movement: seperti gerak pseudopodia.
-
Gerakan silia/flagela: berdasarkan mekanisme "sliding" mikrotubulus.
-
Transportasi intraseluler: seperti pengangkutan vesikel atau organel melalui lintasan mikrotubulus yang digerakkan oleh motor protein.
-
📝 Catatan tambahan: Studi tentang sitoskeleton sangat penting dalam biomedis dan bioteknologi, karena disfungsi elemen sitoskeleton berkaitan dengan berbagai penyakit, seperti kanker (metastasis), penyakit neurodegeneratif (misalnya ALS), hingga kerusakan jaringan akibat infeksi virus. Bahkan, banyak agen kemoterapi (seperti taksol dan kolkisin) menargetkan mikrotubulus.
14 Syarah (Penjelasan) Slide ke-7
Rencana Pembelajaran Semester (RPS) – Biologi Sel dan Molekuler
Slide ini menyajikan cuplikan penting dari dokumen RPS (Rencana Pembelajaran Semester) yang menjadi acuan utama pelaksanaan mata kuliah Biologi Sel dan Molekuler di Program Studi S1 Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Slide ini tidak hanya menampilkan struktur administratif RPS, tetapi juga memperkenalkan profil mata kuliah, capaian pembelajaran, dan keterkaitan kompetensi lulusan (CPL) yang relevan.
📌 Berdasarkan format yang ditampilkan, berikut adalah penjabaran dari poin-poin utama yang tertuang dalam slide ini:
-
Identitas Mata Kuliah
Nama mata kuliah: Biologi Sel dan Molekuler
Kode: 4620103209
Bobot: 3 SKS (Teori = 3, Praktikum = 0)
Semester: 3 (Ganjil)
Tanggal penyusunan RPS: 27 Agustus 2024 -
Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) yang dibebankan ke MK ini
-
CPL-6: Mahasiswa mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif sesuai dengan bidang keilmuannya.
-
CPL-7: Mahasiswa mampu bekerja secara mandiri maupun kolaboratif serta bertanggung jawab dalam aktivitas akademik dan profesional.
-
CPL-11: Mahasiswa mampu menerapkan keterampilan dalam biologi untuk mendukung pengembangan ecopreneurship.
-
-
Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK)
CPMK disusun agar sinkron dengan CPL dan disesuaikan dengan capaian kemampuan mahasiswa tiap minggunya, yang kemudian dituangkan dalam bentuk Sub-CPMK (kemampuan akhir per minggu). Ini digambarkan secara garis besar dalam Matrik Mingguan pada bagian bawah tabel. -
Deskripsi Singkat Mata Kuliah
Mata kuliah ini bertujuan untuk mengembangkan pemahaman mahasiswa terhadap:-
Struktur dan fungsi sel secara komprehensif, mulai dari komposisi penyusun, organel, membran, hingga mekanisme transport.
-
Teknik studi seluler, mencakup penggunaan berbagai pendekatan eksperimental dan mikroskopik.
-
Respirasi seluler di mitokondria, proses sintesis dan ekspresi genetik, serta interaksi sel dengan lingkungannya.
-
Aplikasi ilmu sel dan molekuler dalam bioteknologi dan ilmu kesehatan, menjadikan mata kuliah ini strategis untuk berbagai bidang profesional biologi modern.
-
-
Referensi/Pustaka
-
Albert et al., 2015. Molecular Biology of the Cell. Garland Science.
-
Lodish et al., 2016. Molecular Cell Biology. WH Freeman.
Referensi ini menunjukkan bahwa materi pembelajaran disusun berdasarkan literatur ilmiah yang terstandar secara internasional, sehingga mahasiswa diharapkan membaca secara aktif dari sumber utama.
-
-
Nama Dosen Pengampu
Di antaranya:-
Prof. Dr. Mahanani Tri Asri, M.Si.
-
Dr. Isnawati, M.Si.
-
Lisa Lisdiana, S.Si., M.Si.
-
Eva Krishnamurti, M.Pd., M.Sc.
- Mochammad Ichsan, S.Si., M.Pd., M.Eng.
-
Komposisi dosen ini menegaskan bahwa mata kuliah ini dikelola oleh tim pengajar berpengalaman dengan latar belakang molekuler, pendidikan biologi, dan riset.
📝 Catatan tambahan: Slide ini dapat digunakan untuk pengantar orientasi mata kuliah di awal semester agar mahasiswa memahami visi pembelajaran, struktur evaluasi, dan cakupan materi yang akan dipelajari selama 16 minggu ke depan.
16 Syarah (Penjelasan) Slide ke-8
RPS Mingguan Pertemuan 5–9: Rangkaian Konsep Kunci Biologi Sel
Slide ini menyajikan lanjutan struktur RPS berbasis mingguan dari perkuliahan Biologi Sel dan Molekuler. Dalam pendekatan ini, setiap minggu pembelajaran difokuskan pada kemampuan akhir tertentu, dengan indikator capaian, strategi pembelajaran, dan penilaian yang konsisten dengan prinsip Outcome-Based Education (OBE).
🧬 Minggu Ke-5: Memahami struktur dan fungsi sitoskeleton
-
Kemampuan Akhir: Mahasiswa diharapkan dapat membedakan berbagai jenis sitoskeleton, menjelaskan strukturnya, serta memahami mekanisme pergerakan sel.
-
Indikator:
-
Membedakan komponen penyusun (mikrotubulus, mikrofilamen, dan filamen intermediet).
-
Menjelaskan struktur dan fungsi masing-masing.
-
Menjelaskan mekanisme pergerakan, baik secara intraseluler maupun gerakan seluruh sel (misal: amoeboid, flagela).
-
-
Kriteria Penilaian: Diarahkan untuk menjadi bagian dari UTS.
-
Strategi Pembelajaran: Ceramah dan diskusi (3 x 50 menit).
🌱 Minggu Ke-6: Memahami struktur dan fungsi kloroplas serta mekanisme fotosintesis
-
Kemampuan Akhir: Mengkaji peran kloroplas dalam konversi energi cahaya menjadi energi kimia melalui fotosintesis.
-
Indikator:
-
Menjelaskan teori endosimbiosis untuk kloroplas.
-
Menguraikan struktur bagian-bagian kloroplas seperti tilakoid, grana, dan stroma.
-
Menjelaskan mekanisme fosforilasi fotokimia dalam proses fotosintesis.
-
-
Kriteria Penilaian: Termasuk UTS.
-
Metode Pembelajaran: Ceramah dan diskusi.
🧩 Minggu Ke-7: Memahami matriks ekstraseluler (ECM) dan cell junctions
-
Kemampuan Akhir: Mahasiswa mampu mengaitkan struktur luar sel (ekstraseluler) dengan komunikasi dan adhesi antar sel.
-
Indikator:
-
Menjelaskan pengertian ECM dan junctions.
-
Menguraikan struktur dan fungsi ECM.
-
Memahami berbagai tipe cell junctions (tight junctions, desmosome, gap junctions).
-
Memerinci macam-macam ECM dan hubungan fungsionalnya dengan fisiologi jaringan.
-
-
Penilaian: Termasuk dalam UTS.
-
Metode: Ceramah & diskusi.
🧬 Minggu Ke-8: Kosong dalam slide ini
Kemungkinan besar merupakan minggu untuk review materi atau pelaksanaan UTS secara langsung. Tidak ada kemampuan akhir dan indikator yang tercantum dalam slide ini.
🧬 Minggu Ke-9: Memahami substansi genetik yang terdapat pada sel
-
Kemampuan Akhir: Mahasiswa harus memahami struktur, fungsi, dan organisasi substansi genetik (DNA, RNA, dan kromosom).
-
Indikator:
-
Menjelaskan struktur dan fungsi DNA, RNA, kromosom.
-
Menjelaskan pengertian gen, promotor, terminator, serta aplikasinya dalam transkripsi.
-
Memahami perbedaan organisasi genom antara prokariot dan eukariot.
-
-
Kriteria Penilaian: Ditetapkan sebagai bagian dari UAS.
-
Metode Pembelajaran: Ceramah dan diskusi (3 x 50 menit).
📝 Catatan penting: Meski bobot penilaian di kolom kanan tertulis "0%", ini bisa jadi placeholder sementara untuk kemudian diisi berdasarkan kebijakan tim dosen atau setelah UTS dan UAS diselenggarakan. Selain itu, slide ini mencerminkan keterpaduan antara teori klasik dan pemahaman modern dalam biologi sel dan molekuler.
18 Syarah (Penjelasan) Slide ke-9
RPS Mingguan Pertemuan 10–15: Menuju Inti Genetik dan Aplikasi Biologi Sel
Slide ini melanjutkan pemetaan pembelajaran mingguan yang sangat penting, karena memasuki fase materi inti molekuler, termasuk ekspresi genetik, komunikasi antar sel, hingga kanker dan penerapan ilmu Biologi Sel dan Molekuler secara aplikatif.
🔬 Minggu ke-10: Memahami proses ekspresi gen pada sel prokariotik dan eukariotik
-
Kemampuan Akhir: Menjelaskan tahapan ekspresi gen, dari transkripsi hingga translasi, serta membandingkan kedua jenis sel.
-
Indikator:
-
Memerinci tahapan transkripsi (pengkodean DNA menjadi RNA).
-
Menjelaskan fungsi komponen transkripsi (enzim RNA polimerase, faktor transkripsi).
-
Menjelaskan tahapan translasi (pembentukan protein dari mRNA).
-
Membandingkan ekspresi gen pada prokariotik dan eukariotik.
-
-
Penilaian: Kriteria UAS
-
Metode: Ceramah dan diskusi.
🧬 Minggu ke-11: Memahami regulasi gen pada eukariotik dan prokariotik
-
Kemampuan Akhir: Menggambarkan bagaimana ekspresi gen dikendalikan.
-
Indikator:
-
Mendeskripsikan regulatory sequence dan kontrol epigenetik.
-
Menjelaskan mekanisme ekspresi dan regulasi gen baik pada prokariot maupun eukariot.
-
-
Penilaian: Kriteria UAS
-
Metode: Ceramah, presentasi, diskusi.
📡 Minggu ke-12: Memahami konsep dan mekanisme komunikasi antar sel
-
Kemampuan Akhir: Mahasiswa mampu menjelaskan bagaimana sel menyampaikan sinyal.
-
Indikator:
-
Menjelaskan konsep komunikasi sel.
-
Menjelaskan macam-macam komunikasi (autokrin, parakrin, endokrin, sinaptik).
-
Menganalisis jalur sinyal seperti second messenger dan kaskade protein kinase.
-
-
Penilaian: Kriteria UAS
-
Metode: Ceramah dan diskusi.
🔁 Minggu ke-13: Memahami konsep terkait siklus sel dan kematian sel
-
Kemampuan Akhir: Mahasiswa memahami pembelahan dan kematian sel terprogram.
-
Indikator:
-
Menjelaskan siklus sel (G1, S, G2, M).
-
Membedakan mitosis dan meiosis.
-
Menjelaskan mekanisme apoptosis (kematian sel terprogram) dan nekrosis.
-
-
Penilaian: Kriteria UAS
-
Metode: Ceramah dan diskusi.
🧫 Minggu ke-14: Memahami tentang konsep proliferasi sel dan sel kanker
-
Kemampuan Akhir: Menganalisis proliferasi sel yang tidak terkontrol dan hubungannya dengan kanker.
-
Indikator:
-
Menjelaskan proliferasi sel dan checkpoint seluler.
-
Menjelaskan penyebab kanker (mutasi gen onkogen, gen supresor tumor).
-
Menganalisis mekanisme invasi dan metastasis.
-
-
Penilaian: Kriteria UAS
-
Metode: Ceramah dan diskusi.
🌐 Minggu ke-15: Memahami aplikasi Biologi Sel dan Molekuler di berbagai bidang
-
Kemampuan Akhir: Mahasiswa mampu menghubungkan teori sel dan molekuler dengan aplikasi di bioteknologi, medis, pertanian, dan forensik.
-
Indikator:
-
Menjelaskan penerapan Biologi Sel dan Molekuler.
-
Menganalisis kontribusinya dalam bidang klinis dan industri.
-
-
Penilaian: Kriteria Tugas (Presentasi Akhir)
-
Metode: Presentasi dan diskusi.
📝 Catatan penutup:
Slide ini menyimpulkan bagaimana kurikulum Biologi Sel dan Molekuler disusun secara spiral dan terintegrasi, dari level struktur sel, dinamika molekul, hingga penyakit dan teknologi. Mahasiswa diajak memahami sel bukan hanya sebagai unit biologis, tetapi juga sebagai target riset, terapi, dan inovasi masa depan.
20 Syarah (Penjelasan) Slide ke-10
Teknik-Teknik Mempelajari Sel
Slide ini memperkenalkan berbagai teknik dasar dan lanjutan yang digunakan dalam studi sel, baik secara langsung (observasi) maupun tidak langsung (analisis molekuler dan biokimia). Teknik ini merupakan dasar dalam riset seluler modern, sekaligus menjadi keterampilan laboratorium yang sangat krusial dalam bidang biologi, bioteknologi, dan ilmu biomedis.
📍 Fungsi teknik mempelajari sel dijelaskan sebagai berikut:
“Memungkinkan kita untuk mengamati sel dalam kondisi in vitro (di luar tubuh, dalam medium buatan) dan in vivo (langsung di dalam tubuh makhluk hidup), serta memberikan wawasan yang mendalam tentang kehidupan seluler.”
Penjelasan ini menunjukkan bahwa tujuan utama dari semua teknik tersebut adalah untuk menggambarkan proses kehidupan sel secara nyata, baik struktur maupun aktivitasnya.
📌 Selanjutnya, berikut adalah contoh-contoh teknik yang disajikan, beserta penjelasan dan anotasi perbaikannya jika diperlukan:
-
Fisika: Mikroskop (cahaya dan elektron)
Mikroskop merupakan alat dasar untuk mengamati struktur seluler.-
Mikroskop cahaya (light microscope) memungkinkan pengamatan sel hidup dengan pembesaran hingga ~1000x.
-
Mikroskop elektron (Electron Microscopy/EM), seperti TEM dan SEM, digunakan untuk melihat struktur ultraseluler dengan resolusi tinggi hingga skala nanometer.
-
-
Biokimiawi: Cytochimistry (cytochemistry)
Teknik ini melibatkan penggunaan reaksi kimia spesifik untuk mendeteksi keberadaan molekul tertentu (misalnya DNA, RNA, atau protein) dalam sel.🔧 Anotasi revisi ejaan: “Cytochimestri” → seharusnya “Cytochemistry”.
-
Kultur sel
Merupakan teknik menumbuhkan sel di luar tubuh organisme dalam kondisi yang dikontrol. Digunakan untuk mempelajari pertumbuhan, respons terhadap obat, manipulasi genetik, dan lainnya. -
Molekuler
Mengacu pada teknik biologi molekuler, seperti PCR, blotting (Western, Northern, Southern), dan kloning gen, yang digunakan untuk mengungkap mekanisme genetik dan molekuler dalam sel. -
Live-cell imaging (nomor seharusnya 5, bukan 6)
Teknik observasi sel hidup secara real-time dengan fluoresensi dan mikroskopi time-lapse. Berguna untuk mempelajari dinamika sel seperti pergerakan, pembelahan, dan interaksi protein.🔧 Anotasi tata tulis: “live -cell imaging” → sebaiknya ditulis sebagai “Live-cell imaging” (tanpa spasi sebelum tanda hubung, dan diawali huruf kapital jika di awal kalimat atau judul).
📝 Catatan tambahan penting:
Semua teknik ini saling melengkapi dan sering digunakan secara kombinatif dalam satu studi. Misalnya, setelah mengamati struktur dengan mikroskop, peneliti dapat menindaklanjuti dengan analisis ekspresi gen menggunakan teknik molekuler. Pemahaman yang baik tentang teknik ini akan memperkuat keterampilan praktis mahasiswa dalam riset eksperimental dan mendorong mereka mengembangkan pemikiran ilmiah berbasis data seluler.
22 Syarah (Penjelasan) Slide ke-11
Mikroskopi Cahaya – Prinsip, Jenis, Aplikasi, dan Keterbatasan
Slide ini memperkenalkan teknik paling umum yang digunakan dalam studi sel, yaitu mikroskopi cahaya. Mikroskopi cahaya merupakan metode klasik namun tetap relevan hingga kini dalam pengamatan berbagai aspek morfologi dan fungsi sel.
📍 Definisi:
Mikroskopi cahaya adalah teknik yang menggunakan sinar cahaya tampak (visible light) untuk memperbesar citra objek mikroskopik seperti sel dan jaringan hingga ribuan kali. Gambar diperbesar dengan bantuan lensa objektif dan lensa okuler.
🌟 Jenis-Jenis Mikroskop Cahaya
-
Mikroskop Cahaya Terang (Bright-field Microscope)
Menggunakan cahaya putih biasa untuk menembus spesimen dan membentuk gambar. Cocok digunakan untuk sampel yang sudah diwarnai, seperti preparat histologi.Kelemahan: kontras rendah pada sampel tanpa pewarnaan.
-
Mikroskop Fluoresensi (Fluorescence Microscope)
Memanfaatkan sinar ultraviolet (UV) untuk mengexcite molekul berfluoresensi (biasanya protein atau antibodi yang telah dilabel). Ini memungkinkan visualisasi bagian spesifik sel, seperti sitoskeleton, DNA, atau organel tertentu.Aplikasi penting: imunofluoresensi, pelacakan protein, dan deteksi patogen.
-
Mikroskop Fase Kontras (Phase-Contrast Microscope)
Cocok untuk mengamati sel hidup tanpa pewarnaan. Teknik ini bekerja dengan mengubah perbedaan indeks bias antar komponen sel menjadi perbedaan intensitas cahaya, sehingga struktur sel dapat diamati dalam kondisi alami.
⚙️ Aplikasi
Teknik mikroskopi cahaya digunakan secara luas untuk:
-
Mengamati morfologi dan struktur sel.
-
Menelusuri interaksi antar sel, seperti fagositosis atau mitosis.
-
Mendeteksi keberadaan dan distribusi molekul spesifik, terutama jika dikombinasikan dengan label fluoresen.
✅ Kelebihan
-
Mudah digunakan.
-
Biaya operasional relatif murah.
-
Cocok untuk pengamatan sel hidup, terutama dengan mikroskop fase kontras.
❌ Kekurangan
-
Resolusi terbatas (~200 nm), karena dibatasi oleh panjang gelombang cahaya.
-
Tidak mampu mengamati struktur sub-seluler yang sangat kecil seperti ribosom, membran ganda organel, atau detail kompleks protein.
📝 Catatan tambahan:
Mikroskopi cahaya adalah teknik pertama yang memperkenalkan dunia pada sel, sejak penemuan oleh Robert Hooke dan Antonie van Leeuwenhoek. Hingga kini, mikroskopi cahaya tetap digunakan secara luas dan menjadi dasar penting sebelum melanjutkan ke teknik observasi lanjutan seperti mikroskop elektron dan live-cell imaging.
24 Syarah (Penjelasan) Slide ke-12
Mikroskopi Elektron – Teknik Observasi Ultra-Resolusi
Slide ini memperkenalkan mikroskopi elektron, salah satu teknik pencitraan paling canggih dalam studi sel dan molekul biologis. Berbeda dengan mikroskop cahaya yang menggunakan cahaya tampak, mikroskop elektron menggunakan berkas elektron untuk menghasilkan gambar dengan resolusi jauh lebih tinggi (hingga skala nanometer).
📍 Definisi:
Mikroskopi elektron adalah teknik pencitraan yang memanfaatkan berkas elektron yang difokuskan menggunakan medan magnetik, bukan lensa optik, untuk menghasilkan citra objek biologis atau material hingga struktur sangat kecil, seperti ribosom, virus, hingga membran ganda mitokondria.
🔍 Jenis-Jenis Mikroskop Elektron
-
Scanning Electron Microscope (SEM)
-
Menghasilkan gambar tiga dimensi (3D) dari permukaan sel atau objek.
-
Elektron dipantulkan dari permukaan spesimen yang telah dilapisi logam (biasanya emas), dan sinyal yang dipantulkan digunakan untuk membentuk gambar.
-
Cocok untuk melihat topografi, tekstur, dan bentuk eksternal.
-
-
Transmission Electron Microscope (TEM)
-
Digunakan untuk mengamati struktur internal sel secara rinci, seperti organel, membran, dan kompleks protein, dengan resolusi yang sangat tinggi.
-
Elektron menembus spesimen yang sangat tipis dan menghasilkan gambar dua dimensi (2D) struktur dalam sel.
-
🧪 Aplikasi
Mikroskopi elektron sangat penting dalam:
-
Studi ultrastruktur sel (mitokondria, ribosom, RE, kompleks Golgi).
-
Diagnostik virologi (misalnya mengidentifikasi morfologi virus).
-
Nanobioteknologi dan bioengineering, terutama dalam karakterisasi material biologis.
✅ Kelebihan
-
Resolusi sangat tinggi (hingga 0,2 nm), memungkinkan pengamatan struktur seluler yang tidak bisa dilihat dengan mikroskop cahaya, termasuk virus dan komponen molekuler kecil.
-
Mendukung detil struktural mendalam, bahkan memungkinkan rekonstruksi 3D dari potongan-potongan gambar TEM.
❌ Kekurangan
-
Persiapan sampel sangat kompleks dan bersifat destruktif: memerlukan fiksasi, dehidrasi, pewarnaan logam berat, dan pemotongan ultra-tipis.
-
Tidak bisa digunakan untuk sel hidup, karena proses preparasi dan vakum tinggi menghancurkan kondisi biologis alami.
📝 Catatan tambahan:
Dengan kemajuan teknik cryo-EM (cryo-electron microscopy), banyak keterbatasan TEM kini mulai diatasi, bahkan memungkinkan observasi struktur biomolekul tanpa kristalisasi, yang sangat penting dalam penelitian struktural protein dan penemuan obat modern.
26 Syarah (Penjelasan) Slide ke-13
Cytochemistry – Teknik Pewarnaan Kimiawi untuk Mengidentifikasi Komponen Seluler
Slide ini memperkenalkan teknik cytochemistry, salah satu pendekatan biokimiawi dalam studi sel yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan memvisualisasikan molekul biologis tertentu di dalam sel melalui penggunaan reagen kimia atau enzim spesifik.
📍 Definisi:
Cytochemistry adalah teknik yang menggunakan bahan kimia (reagen) yang mampu berikatan secara selektif dengan komponen tertentu dalam sel seperti DNA, RNA, atau protein, sehingga komponen tersebut dapat dilihat secara visual di bawah mikroskop setelah proses pewarnaan.
🧬 Metode Utama dalam Cytochemistry
-
Pewarnaan Spesifik (Specific Staining)
Menggunakan pewarna kimia yang secara selektif mengikat molekul target seperti:-
DNA → diwarnai oleh hematoxylin (berwarna biru).
-
Protein → diwarnai oleh eosin (berwarna merah muda).
-
RNA atau polisakarida → menggunakan pewarna seperti metilen biru atau PAS (Periodic Acid-Schiff).
-
-
Metode Enzimatik (Enzymatic Labeling)
Melibatkan penggunaan enzim spesifik yang akan mengkatalisis reaksi pada lokasi target di dalam sel. Produk reaksi enzim tersebut kemudian berwarna atau dapat dideteksi, memungkinkan lokalisasi presisi dari aktivitas biologis atau biomolekul tertentu.
🔬 Aplikasi Cytochemistry
-
Studi distribusi dan kuantitas molekul tertentu dalam sel atau jaringan, misalnya jumlah protein tertentu di jaringan kanker.
-
Diagnostik medis, terutama untuk mendeteksi perubahan patologis, seperti diagnosis kanker, infeksi virus, atau kelainan metabolik berbasis histologi.
-
Penanda struktural, seperti dalam histopatologi dan sitologi, untuk membedakan struktur sel dan jaringan secara detail.
📍 Contoh Umum
Pewarnaan Hematoxylin dan Eosin (H&E) adalah salah satu metode cytochemistry paling klasik dan masih sangat digunakan:
-
Hematoxylin → mewarnai nukleus dan struktur asam (DNA/RNA) menjadi biru keunguan.
-
Eosin → mewarnai sitoplasma dan protein menjadi merah muda.
Metode ini sangat penting dalam bidang patologi anatomi, untuk membedakan antara jaringan sehat dan jaringan kanker.
📝 Catatan tambahan:
Dengan berkembangnya teknologi, cytochemistry kini bersinergi dengan teknik immunocytochemistry dan fluorescence labeling, untuk mencapai presisi molekuler yang lebih tinggi. Hal ini memungkinkan analisis multi-target dalam satu spesimen dengan visualisasi spektral yang berbeda, memperluas potensi diagnostik dan riset dalam biologi sel.
28 Syarah (Penjelasan) Slide ke-14
Teknik Kultur Sel – Menumbuhkan Sel di Luar Tubuh Organisme
Slide ini membahas teknik yang memungkinkan ilmuwan untuk menumbuhkan, memelihara, dan memanipulasi sel dalam kondisi buatan di luar tubuh organisme, atau dikenal sebagai in vitro. Teknik ini merupakan landasan penting dalam biologi sel, bioteknologi, dan riset biomedis modern, karena menyediakan sistem model yang terkendali untuk memahami berbagai proses seluler.
📍 Definisi:
Kultur sel adalah teknik yang digunakan untuk menumbuhkan sel dari organisme multiseluler dalam kondisi laboratorium menggunakan medium nutrien dan lingkungan yang terkontrol (suhu, pH, CO₂, dll.).
🔬 Metode Utama dalam Kultur Sel
-
Kultur Primer (Primary Culture)
-
Merupakan sel yang diambil langsung dari jaringan organisme hidup dan dikultur untuk pertama kalinya.
-
Biasanya mencerminkan kondisi biologis yang lebih alami, tetapi memiliki umur hidup terbatas (tidak dapat tumbuh terus-menerus).
-
-
Kultur Sel Garis (Cell Line)
-
Merupakan sel hasil subkultur dari kultur primer yang telah beradaptasi dan dapat tumbuh berulang kali.
-
Beberapa garis sel bahkan memiliki kemampuan immortal (tidak mengalami senescence), seperti HeLa, CHO, NIH 3T3.
-
Sangat berguna untuk eksperimen berulang, rekayasa genetik, dan produksi biologis skala besar.
-
🧪 Aplikasi Kultur Sel
-
Riset biomedis dan farmasi: Pengujian toksisitas dan efektivitas obat, termasuk skrining senyawa antikanker.
-
Studi interaksi sel-sel dan respons imun.
-
Rekayasa jaringan dan regenerative medicine.
-
Studi ekspresi gen dan translasi protein, misalnya dalam sistem ekspresi protein rekombinan.
✅ Keuntungan
-
Lingkungan yang sangat terkontrol, memungkinkan manipulasi variabel eksperimen dengan presisi tinggi.
-
Cocok untuk studi jangka panjang dan eksperimen berulang, terutama dengan sel garis.
-
Menghindari penggunaan langsung hewan uji, sehingga lebih etis dan efisien dalam tahap awal penelitian.
❌ Tantangan
-
Kesulitan meniru lingkungan fisiologis alami dari dalam tubuh.
-
Sel dapat kehilangan sifat aslinya jika dikultur terlalu lama (dediferensiasi).
-
Mudah terkontaminasi oleh mikroba, sehingga memerlukan kondisi aseptik dan pemantauan ketat.
-
Beberapa jenis sel sulit untuk dikultur, misalnya neuron dewasa atau sel jantung primer.
📝 Catatan tambahan:
Dengan berkembangnya teknologi organ-on-chip, 3D culture, dan co-culture, teknik kultur sel kini semakin mendekati kompleksitas sistem biologis nyata. Mahasiswa perlu memahami dasar-dasar ini untuk dapat mengikuti tren riset modern di bidang bioteknologi, onkologi, imunologi, dan bioengineering.
30 Syarah (Penjelasan) Slide ke-15
Teknik Molekuler – PCR, Western Blot, dan Teknik Lanjutan
Slide ini memperkenalkan berbagai teknik biologi molekuler yang memungkinkan peneliti untuk menganalisis DNA, RNA, dan protein dalam sel secara sangat spesifik dan kuantitatif. Teknik-teknik ini merupakan tulang punggung dari riset genetik, ekspresi gen, bioteknologi, hingga diagnosis molekuler klinis.
🔁 PCR (Polymerase Chain Reaction)
Definisi: Teknik untuk mengamplifikasi fragmen DNA spesifik secara eksponensial, bahkan dari jumlah DNA yang sangat kecil.
-
Prosesnya melibatkan denaturasi, penempelan primer (annealing), dan ekstensi (elongasi) oleh enzim DNA polymerase.
-
Aplikasi:
-
Deteksi gen target (misalnya virus, mutasi genetik).
-
Penelitian evolusi dan forensik.
-
Deteksi patogen (seperti HIV, SARS-CoV-2).
-
🧪 Western Blot
Definisi: Teknik untuk mendeteksi dan mengidentifikasi protein spesifik dalam sampel menggunakan antibodi.
-
Proses meliputi: pemisahan protein melalui SDS-PAGE, transfer ke membran, dan pendeteksian dengan antibodi spesifik.
-
Aplikasi:
-
Analisis ekspresi protein.
-
Deteksi biomarker penyakit.
-
Verifikasi hasil ekspresi gen dari PCR.
-
📌 Aplikasi Molekuler Lainnya:
-
RT-PCR (Real-Time PCR)
-
Untuk kuantifikasi ekspresi gen secara real-time.
-
Memungkinkan analisis kinetik ekspresi mRNA selama waktu tertentu.
-
-
Northern Blot
-
Digunakan untuk mendeteksi RNA (biasanya mRNA) dari sampel sel atau jaringan.
-
Cocok untuk studi ekspresi gen dan RNA alternatif.
-
-
In Situ Hybridization (ISH)
-
Digunakan untuk mendeteksi lokasi gen atau mRNA secara spasial dalam sel atau jaringan utuh.
-
Sering digunakan dalam embriologi dan onkologi.
-
✅ Keuntungan
-
Sangat spesifik: hanya menargetkan molekul (DNA/RNA/protein) yang diinginkan.
-
Memungkinkan studi mendalam tentang ekspresi genetik dan fungsi protein.
-
Banyak digunakan dalam riset mutakhir dan klinis.
❌ Kekurangan
-
Memerlukan peralatan canggih dan mahal, seperti thermocycler, real-time PCR machine, dan elektroforesis.
-
Persiapan sampel harus sangat hati-hati, karena kontaminasi kecil bisa memengaruhi hasil.
-
Tidak semua teknik dapat dilakukan tanpa pelatihan teknis yang baik.
🔧 Anotasi perbaikan: bagian kalimat terakhir dalam slide terlihat terpotong — kemungkinan "yang sudah diproses dengan baik". Ini penting karena teknik molekuler sangat bergantung pada kualitas dan kemurnian sampel.
📝 Catatan tambahan:
Pemahaman teknik-teknik ini akan membekali mahasiswa dengan dasar kuat untuk memasuki dunia penelitian molekuler, baik dalam konteks bioteknologi, pengembangan vaksin, pengujian genetik, hingga terapi gen. Mahasiswa juga akan menyadari bahwa pengetahuan biologi molekuler bersifat aplikatif dan sangat relevan dengan tantangan ilmu kesehatan masa kini.
32 Syarah (Penjelasan) Slide ke-16
Live-Cell Imaging – Observasi Dinamika Sel Hidup Secara Real-Time
Live-cell imaging adalah teknik canggih yang memungkinkan peneliti untuk mengamati sel-sel hidup dalam kondisi nyata (real-time) tanpa harus mematikan atau merusak sel. Teknik ini merupakan penggabungan antara mikroskopi cahaya (fluoresensi atau fase kontras) dan sistem kamera digital resolusi tinggi, sehingga perubahan dinamis di dalam sel dapat dideteksi dan direkam secara kontinu.
⚙️ Prinsip Dasar
Live-cell imaging menggunakan:
-
Fluoresensi: Sel atau molekul target diberi label dengan protein fluoresen (misalnya GFP) atau pewarna khusus, sehingga bisa divisualisasikan saat sel beraktivitas.
-
Fase kontras (phase contrast): Digunakan untuk sel yang tidak diberi pewarnaan, memungkinkan pengamatan struktur internal tanpa intervensi destruktif.
🔑 Inti dari teknik ini adalah mengamati sel hidup dalam keadaan fisiologisnya, tanpa membunuhnya, sehingga peneliti dapat mengikuti proses biologis secara langsung.
🧪 Aplikasi Live-Cell Imaging
-
Mempelajari dinamika pembelahan sel (mitosis, meiosis).
-
Mengamati transportasi intraseluler, seperti pergerakan vesikel dan organel.
-
Mengkaji interaksi antar sel, seperti imunologi, komunikasi neuron, atau pergerakan sel kanker.
-
Digunakan secara luas dalam studi penyakit kanker, neurodegeneratif (seperti Alzheimer), hingga respon imun dan infeksi virus.
✅ Keuntungan
-
Memungkinkan observasi langsung proses biologis yang berlangsung secara alami.
-
Memberikan data dinamis dan temporal (bagaimana perubahan terjadi dari waktu ke waktu).
-
Mampu mengungkap peristiwa seluler yang cepat dan bersifat reversibel, yang sulit ditangkap dengan teknik statik seperti fiksasi.
❌ Tantangan
-
Memerlukan peralatan khusus (inkubator mikroskopik, kamera sensitif, sistem autofokus).
-
Sangat sensitif terhadap kondisi lingkungan (pH, suhu, CO₂), sehingga dibutuhkan sistem kontrol yang presisi.
-
Teknik ini memerlukan penanganan yang sangat hati-hati agar sel tetap hidup selama observasi berlangsung.
-
Fototoksisitas dari cahaya fluoresensi dapat merusak sel jika paparan terlalu lama.
📝 Catatan tambahan:
Dengan semakin berkembangnya teknologi seperti spinning disk confocal, super-resolution microscopy, dan AI-based image analysis, live-cell imaging telah menjadi alat penting dalam cell biology modern dan precision medicine. Ini juga menjadi jembatan antara biologi sel murni dan sistem biologi, karena kita dapat menyaksikan bagaimana satu perubahan molekuler berdampak pada perilaku seluruh sel.
34 Syarah (Penjelasan) Slide ke-17
SEL: Dua Tipe Dasar – Prokariotik dan Eukariotik
Slide ini menyampaikan dasar klasifikasi struktur sel yang paling fundamental dalam biologi: yaitu pembagian sel menjadi dua kelompok utama berdasarkan ada atau tidaknya struktur pembatas internal (kompartemen membran).
1️⃣ Sel Prokariotik (Prokaryotic Cells)
📍 Penjelasan definisi:
Disebut “pro-kariotik” dari kata pro- (sebelum) dan karyon (inti), artinya “sebelum memiliki inti sejati”.
📌 Ciri utama:
-
Tidak memiliki membran internal yang memisahkan komponen seluler.
-
Materi genetik (DNA) berada dalam suatu wilayah yang disebut nukleoid, tetapi tidak dilapisi oleh membran inti (nukleus).
-
Seluruh aktivitas sel terjadi dalam satu ruang terbuka sitoplasma tanpa sekat internal seperti organela bermembran.
📌 Organisme yang tergolong prokariotik:
-
Bakteri
-
Archaea
📌 Makna kalimat kunci:
“Tidak mempunyai struktur pembatas membran internal” berarti bahwa organel seperti mitokondria, RE, atau inti sel tidak ada dalam prokariot.
2️⃣ Sel Eukariotik (Eukaryotic Cells)
📍 Penjelasan definisi:
Berakar dari kata eu- (sejati/baik) dan karyon (inti), “memiliki inti sejati”.
📌 Ciri utama:
-
Mempunyai struktur pembatas membran internal, disebut organel.
-
DNA tersimpan dalam nukleus (inti sel) yang dikelilingi oleh membran inti.
-
Mempunyai berbagai organel seperti mitokondria, retikulum endoplasma, badan Golgi, lisosom, dan lainnya, masing-masing dengan fungsi spesifik.
📌 Organisme yang tergolong eukariotik:
-
Protista, jamur, tumbuhan, dan hewan, termasuk manusia.
📌 Makna kalimat kunci:
"Struktur pembatas membran pada sel eukariotik disebut organela" mengacu pada fakta bahwa organel bermembran menyediakan kompartmentalisasi fungsi, misalnya respirasi di mitokondria, sintesis protein di RE kasar, dsb.
🧠 Refleksi Konseptual
Perbedaan antara sel prokariotik dan eukariotik bukan hanya soal struktur, tapi juga berimplikasi pada:
-
Kompleksitas fungsi
-
Evolusi sel dan organisme
-
Respons terhadap obat atau antibiotik (karena target struktur berbeda)
🔧 Catatan Tambahan
-
Penekanan pada kata "tidak" (warna kuning) dan "sel prokariotik"/"sel eukariotik" (warna merah) dalam slide sangat tepat untuk mengontraskan kedua tipe.
-
Untuk pembelajaran lanjut, perlu dijelaskan bahwa beberapa sel eukariotik tidak memiliki seluruh organel lengkap, misalnya sel darah merah dewasa (tanpa nukleus dan mitokondria).
36 Syarah (Penjelasan) Slide ke-18
Flowchart Prokariotik – Struktur Sel Prokariotik
Slide ini menggambarkan struktur dasar sel prokariotik dalam format flowchart. Ini penting untuk memahami bagaimana komponen-komponen sel prokariotik terorganisir secara fungsional.
Komponen-Komponen Sel Prokariotik
-
Appendages (Lampiran)
-
Flagella: Struktur berbentuk benang yang berfungsi untuk pergerakan sel. Ditemukan pada beberapa bakteri untuk membantu bergerak menuju atau menjauhi rangsangan (seperti nutrisi atau racun).
-
Pili (Fimbriae): Struktur kecil yang berfungsi untuk adherensi sel ke permukaan atau sel lain, sangat penting dalam proses infeksi bakteri.
-
-
Cell Envelope (Selubung Sel)
-
Glycocalyx (Kapsul dan Lapisan Lendir): Lapisan pelindung yang mengelilingi beberapa bakteri untuk mencegah fagositosis oleh sel imun, serta menjaga kelembaban.
-
Cell Wall: Dinding sel yang memberikan bentuk pada sel dan melindunginya dari tekanan osmotik. Pada bakteri, dinding sel terdiri dari peptidoglikan.
-
Cell Membrane: Membran plasma yang mengatur masuk dan keluarnya bahan dari sel, serta tempat sintesis energi pada beberapa jenis prokariotik.
-
-
Cytoplasm (Sitosol)
-
Cell Pool: Merupakan area di dalam sitoplasma yang berisi senyawa kimiawi, enzim, dan metabolit yang diperlukan untuk proses seluler.
-
Ribosomes: Partikel kecil yang bertanggung jawab untuk sintesis protein. Prokariotik memiliki ribosom yang lebih kecil dibandingkan dengan eukariotik.
-
Granules: Butiran penyimpanan yang mengandung molekul cadangan energi, seperti glikogen atau polisakarida lainnya.
-
Nucleoid/Chromosome: Daerah tidak terbungkus membran yang berisi DNA sel prokariotik. DNA berfungsi sebagai materi genetik dan berlokasi di area yang disebut nukleoid.
-
🧩 Pentingnya Struktur Sel Prokariotik
-
Sel prokariotik adalah sel yang lebih sederhana dibandingkan sel eukariotik, namun tetap mampu melakukan semua fungsi dasar kehidupan seperti metabolisme, reproduksi, dan adaptasi.
-
Komponen-komponen seperti flagella dan pili memungkinkan bakteri untuk berinteraksi dengan lingkungan, bergerak, dan menginfeksi organisme lain.
-
Dinding sel dan membran memastikan stabilitas struktur dan perlindungan terhadap ancaman luar.
📝 Catatan tambahan:
Pemahaman yang baik tentang struktur prokariotik sangat penting dalam mikrobiologi, kedokteran, dan bioteknologi, karena banyak organisme yang menyebabkan penyakit atau digunakan dalam penelitian berbasis sel bakteri (misalnya Escherichia coli sebagai sistem ekspresi rekombinan).
38 Syarah (Penjelasan) Slide ke-19
Struktur Sel Prokariotik – Visualisasi Komponen Utama
Slide ini menyajikan ilustrasi anatomi sel prokariotik secara menyeluruh, dilengkapi dengan penjelasan fungsi setiap bagian. Diagram ini sangat penting untuk:
-
Visualisasi spasial struktur sel prokariot
-
Menunjukkan fungsi dan interaksi antar bagian sel
-
Membedakan dengan struktur sel eukariotik
🧩 Penjabaran Komponen Sel Prokariotik
-
Glycocalyx
➤ Lapisan terluar berupa kapsul atau slime layer.
➤ Fungsi:-
Perlindungan terhadap fagositosis dan kekeringan.
-
Adhesi terhadap permukaan atau sel lain.
-
Penerimaan sinyal (fungsi reseptor).
-
-
Bacterial Chromosome / Nucleoid
➤ Merupakan materi genetik utama, berupa DNA sirkular.
➤ Tidak dibungkus membran inti.
➤ Mengatur hereditas dan sintesis protein. -
Pilus (Pili)
➤ Struktur silindris, berlubang, dan memanjang.
➤ Fungsi:-
Pertukaran genetik antar sel (konjugasi).
-
Adhesi terhadap permukaan.
-
-
Fimbriae
➤ Struktur seperti rambut halus.
➤ Fungsi:-
Melekat pada permukaan sel lain atau substrat.
-
Membantu infeksi atau kolonisasi.
-
-
Inclusion/Granule
➤ Penyimpanan cadangan nutrien seperti:-
Lemak
-
Glikogen
-
Fosfat
➤ Berfungsi sebagai bank energi sel.
-
-
Cell Wall
➤ Dinding sel semi-kaku dari peptidoglikan.
➤ Fungsi:-
Memberikan bentuk dan dukungan struktural.
-
Melindungi dari tekanan osmotik.
-
-
Cell Membrane
➤ Lapisan tipis lipid dan protein.
➤ Fungsi:-
Mengontrol lalu lintas zat masuk/keluar sel.
-
Tempat berlangsungnya respirasi dan sintesis ATP pada prokariot.
-
-
Ribosomes
➤ Partikel kecil penyusun RNA dan protein.
➤ Merupakan tempat sintesis protein.
➤ Ribosom prokariotik adalah tipe 70S (lebih kecil dari ribosom eukariotik 80S). -
Mesosome
➤ Lipatan membran plasma ke arah dalam.
➤ Terlibat dalam replikasi DNA, pembentukan septum, dan respirasi seluler. -
Flagellum (Flagella)
➤ Struktur seperti cambuk.
➤ Fungsi:
-
Pergerakan sel (motilitas) melalui mekanisme rotasi.
-
Bergerak menuju atau menjauhi rangsangan (taksis).
🧠 Penekanan Edukatif
Gambar ini menunjukkan bahwa meskipun prokariotik tidak memiliki organel bermembran, mereka tetap mampu:
-
Melakukan sintesis protein
-
Mengatur metabolisme dan reproduksi
-
Beradaptasi secara kompleks di lingkungan
📝 Anotasi Tambahan:
-
Mesosome kini diperdebatkan eksistensinya secara alami; sebagian ilmuwan menganggapnya artefak dari proses preparasi sampel.
-
Sebaiknya, gambar ini dikaitkan dengan konsep evolusi sel awal dan perbandingan dengan sel eukariotik agar mahasiswa lebih memahami transisi struktural evolusioner.
40 Syarah (Penjelasan) Slide ke-20
Struktur Sel Eukariotik (Tumbuhan)
Sel eukariotik tumbuhan ditampilkan dalam diagram potongan melintang untuk menunjukkan berbagai organel bermembran yang saling terpisah dan masing-masing memiliki fungsi metabolik spesifik. Ini merupakan ciri utama sel eukariotik: kompartementalisasi.
🧠 Penjelasan Umum
Teks pada slide menyatakan:
"Sel eukariotik mempunyai membrane internal yang membagi-bagi sel menjadi ruangan-ruangan dan ruangan tersebut melayani fungsi metabolic tertentu."
📌 Makna kalimat ini merujuk pada konsep penting bahwa:
-
Dalam sel eukariotik, organel seperti nukleus, mitokondria, retikulum endoplasma, dan badan Golgi dipisahkan oleh membran.
-
Hal ini memungkinkan proses metabolik berlangsung efisien dan terlokalisasi.
🧬 Struktur-Struktur Utama dalam Gambar dan Fungsinya
-
Nucleus (Inti Sel)
➤ Tempat menyimpan materi genetik (DNA).
➤ Mengatur transkripsi genetik dan replikasi DNA.
➤ Dikelilingi oleh nukleolus dan membran inti berpori. -
Chloroplast (Kloroplas)
➤ Mengandung klorofil untuk fotosintesis.
➤ Mengubah energi cahaya menjadi energi kimia (glukosa).
➤ Memiliki DNA dan ribosom sendiri, memperkuat teori endosimbiosis. -
Mitochondrion (Mitokondria)
➤ Pusat respirasi seluler dan produksi ATP (energi).
➤ Memiliki dua membran dan DNA sendiri.
➤ Dikenal sebagai "powerhouse of the cell". -
Vacuole (Vakuola Sentral)
➤ Ruang besar berisi air, ion, dan zat sisa.
➤ Menjaga tekanan turgor sel, serta berperan dalam detoksifikasi dan penyimpanan cadangan metabolit. -
Rough Endoplasmic Reticulum (RE Kasar)
➤ Ditempeli ribosom, berfungsi dalam sintesis dan modifikasi protein yang akan disekresikan atau dimasukkan ke dalam membran. -
Golgi Apparatus (Badan Golgi)
➤ Mengolah, memodifikasi, dan mengemas protein dari RE kasar ke dalam vesikel.
➤ Penting dalam sekresi enzim atau hormon tumbuhan.
🧩 Catatan Penting:
-
Tidak semua organel ditampilkan di gambar ini (misalnya peroksisom dan sitoskeleton).
-
Kompartementalisasi memungkinkan proses metabolik spesifik terjadi serempak tanpa saling mengganggu, seperti sintesis protein di RE kasar dan degradasi protein di lisosom.
-
Sel tumbuhan juga memiliki dinding sel dan plasmodesmata (tidak tergambar), yang membedakannya dari sel hewan.
42 Syarah (Penjelasan) Slide ke-21
Berbagai Mikroba Eukariotik – Komparasi Struktur Seluler
Slide ini menggambarkan tiga tipe mikroorganisme eukariotik yang beragam dalam bentuk, fungsi, dan habitat. Ketiganya memiliki organel bermembran, tetapi struktur dan fitur spesifiknya bervariasi sesuai dengan adaptasi lingkungan dan fungsi biologis.
🔬 (a) Algal Cell (Sel Alga)
-
Mengandung kloroplas untuk fotosintesis, menjadikannya mirip tumbuhan.
-
Memiliki flagel untuk bergerak dalam air.
-
Terdapat dinding sel dan vakuola pati (starch vacuole) sebagai penyimpanan energi.
-
Tersusun atas organel eukariotik umum: nukleus, nukleolus, RE kasar, mitokondria, dan badan Golgi.
-
Dapat hidup soliter atau berkoloni, berperan penting dalam ekosistem air.
📌 Ciri khas: fotosintetik + motil
🍞 (b) Fungal (Yeast) Cell – Sel Jamur (Uniseluler)
-
Tidak memiliki kloroplas atau flagel.
-
Terdapat dinding sel, namun tidak mengandung selulosa, melainkan kitin.
-
Bud scar menunjukkan bekas dari pembelahan secara tunas (budding) – ciri reproduksi khas yeast.
-
Mengandung mitokondria, RE, ribosom, badan Golgi, dan vakuola penyimpanan.
-
Nukleus besar dengan nukleolus tampak jelas.
📌 Ciri khas: heterotrofik + reproduksi aseksual via budding
🧫 (c) Protozoan Cell – Sel Protozoa (Uniseluler, Heterotrofik)
-
Bersifat motil (bergerak) menggunakan flagel atau silia.
-
Tidak memiliki kloroplas → tidak fotosintetik.
-
Struktur permukaan seperti pellicle memberikan bentuk yang fleksibel.
-
Memiliki vakuola air dan vakuola makanan (storage vacuole).
-
Dilengkapi glykokaliks sebagai perlindungan dan alat adhesi.
-
Terlihat organel standar seperti mitokondria, RE, dan Golgi.
📌 Ciri khas: motil + fagositik + tidak punya dinding sel kaku
🧠 Kesimpulan Konseptual
Meskipun ketiganya tergolong eukariotik, perbedaan dalam:
-
Sumber energi (fotosintetik vs heterotrofik),
-
Struktur pelindung (dinding sel vs pellicle),
-
dan mekanisme pergerakan (flagela vs tidak ada),
menunjukkan keragaman adaptasi mikroba eukariotik terhadap lingkungan. Ketiganya penting sebagai:
-
Produsen primer (alga)
-
Model sel eukariotik (yeast)
-
Agen penyakit (protozoa seperti Giardia, Trypanosoma)
📝 Catatan Tambahan:
Gambar ini sangat bermanfaat untuk praktikum mikroskopi seluler, dan dapat dikaitkan dengan klasifikasi Protista dan Fungi, serta pembahasan evolusi kompleksitas eukariotik dari leluhur uniseluler.
44 Syarah (Penjelasan) Slide ke-22
Sel Tumbuhan – Visualisasi Komprehensif Komponen Seluler
Slide ini menyajikan struktur internal sel tumbuhan eukariotik dalam bentuk gambar irisan 3D yang sangat informatif. Gambar ini penting untuk menunjukkan bagaimana berbagai organel bermembran serta struktur penunjang lain saling terintegrasi untuk menunjang fungsi sel tumbuhan.
🧠 Penjelasan Tiap Komponen dalam Gambar
-
Cell Wall (Dinding Sel)
➤ Struktur paling luar, kaku, tersusun atas selulosa.
➤ Fungsi: memberi dukungan mekanik, bentuk tetap, dan perlindungan. -
Cell Membrane (Membran Plasma)
➤ Lapisan tipis setelah dinding sel.
➤ Berfungsi mengontrol lalu lintas zat masuk dan keluar sel. -
Vacuole (Vakuola Sentral)
➤ Struktur dominan dalam sel tumbuhan dewasa.
➤ Mengandung air, ion, pigmen, dan zat buangan.
➤ Menjaga tekanan turgor dan keseimbangan osmotik. -
Nucleus, Nuclear Envelope & Nucleolus
➤ Nukleus menyimpan DNA dan mengatur transkripsi genetik.
➤ Diselimuti selubung nukleus yang berpori.
➤ Nukleolus adalah tempat pembentukan ribosom. -
Chloroplasts & Thylakoid Membranes
➤ Tempat terjadinya fotosintesis.
➤ Mengandung klorofil dan sistem membran tilakoid untuk menangkap cahaya.
➤ Mampu mereplikasi diri (mengandung DNA sendiri). -
Mitochondria
➤ Pusat respirasi seluler dan produksi ATP.
➤ Memiliki dua membran, cristae, dan DNA sendiri. -
Rough Endoplasmic Reticulum (RE Kasar)
➤ Ditempeli ribosom → sintesis protein membran dan sekresi. -
Smooth Endoplasmic Reticulum (RE Halus)
➤ Terlibat dalam sintesis lipid, detoksifikasi, dan penyimpanan ion. -
Golgi Complex & Golgi Vesicles
➤ Menerima protein dari RE, memodifikasi, dan mengirimkannya dalam vesikel ke lokasi tujuan. -
Ribosomes
➤ Partikel kecil tempat sintesis protein, baik yang bebas di sitoplasma maupun melekat pada RE. -
Cytoskeleton
➤ Jaringan serabut mikrotubulus dan mikrofilamen.
➤ Memberi bentuk, kekuatan mekanis, dan jalur transport intraseluler. -
Plasmodesmata
➤ Kanal kecil yang menghubungkan sitoplasma antar sel.
➤ Memungkinkan pertukaran molekul dan komunikasi sel ke sel. -
Peroxisome
➤ Mengandung enzim oksidase dan katalase.
➤ Berfungsi dalam detoksifikasi H₂O₂ dan metabolisme lipid. -
Starch Grains
➤ Cadangan energi dalam bentuk polisakarida (amilum/starch).
➤ Disintesis oleh kloroplas dan disimpan di vakuola atau sitoplasma.
🧩 Makna Pendidikan Slide Ini
-
Gambar ini menjadi landasan utama bagi mahasiswa biologi dalam memahami bagaimana sel tumbuhan bekerja sebagai sistem biologis kompleks.
-
Konsep kompartementalisasi metabolik dapat dijelaskan dengan menunjukkan bahwa organel saling mendukung proses:
-
Sintesis protein
-
Fotosintesis
-
Respirasi
-
Detoksifikasi
-
Penyimpanan energi
-
📝 Anotasi Tambahan
-
Plasmodesmata menjadi pembeda penting antara sel tumbuhan dan hewan.
-
Sitokeleton ditunjukkan secara ilustratif, namun dapat dipertegas bahwa pergerakan organel seperti aliran sitoplasmik (cyclosis) juga bergantung padanya.
-
Peroksisom seringkali tidak dimasukkan dalam pembelajaran awal, namun sebenarnya vital dalam metabolisme reaktif oksigen.
46 Syarah (Penjelasan) Slide ke-23
Sel Hewan – Diagram Anatomi Internal
Gambar ini menampilkan model tiga dimensi dari struktur sel hewan eukariotik yang kompleks. Tidak seperti sel tumbuhan, sel hewan tidak memiliki dinding sel dan kloroplas, namun justru memiliki sentriol dan lisosom yang lebih dominan. Visualisasi ini berguna untuk memahami organisasi internal sel hewan dan perbandingannya dengan sel tumbuhan.
🔍 Penjabaran Komponen-Komponen Sel Hewan dalam Gambar
-
Plasma Membrane (Membran Plasma)
➤ Struktur luar yang menyelubungi sel.
➤ Bersifat semipermeabel, mengatur lalu lintas molekul. -
Cytoplasm (Sitoplasma)
➤ Medium cair tempat terlarutnya enzim dan organel.
➤ Tempat berlangsungnya reaksi metabolisme. -
Nucleus (Inti Sel)
➤ Mengandung DNA dalam bentuk kromatin.
➤ Memiliki nukleolus untuk membentuk ribosom.
➤ Diselimuti nuclear envelope yang berpori. -
Ribosome (Ribosom)
➤ Ditemukan bebas di sitoplasma atau menempel pada RE kasar.
➤ Tempat sintesis protein. -
Rough Endoplasmic Reticulum (RE Kasar)
➤ Menyintesis protein berkat ribosom yang menempel di permukaannya.
➤ Mengirimkan protein ke Golgi untuk modifikasi lebih lanjut. -
Smooth Endoplasmic Reticulum (RE Halus)
➤ Berfungsi dalam sintesis lipid, metabolisme karbohidrat, dan detoksifikasi senyawa beracun. -
Golgi Complex (Badan Golgi)
➤ Menerima protein dari RE kasar, memproses, memodifikasi, dan mengemasnya dalam vesikel.
➤ Terlibat dalam eksositosis dan pembentukan lisosom. -
Lysosome (Lisosom)
➤ Mengandung enzim pencerna.
➤ Berfungsi dalam pencernaan intraseluler dan autofagi (pembongkaran bagian sel yang rusak). -
Mitochondrion (Mitokondria)
➤ Tempat respirasi seluler dan produksi ATP.
➤ Memiliki membran ganda dan DNA sendiri. -
Centrioles (Sentriol)
➤ Terlibat dalam pembentukan spindle saat mitosis.
➤ Tidak ditemukan pada sel tumbuhan. -
Microtubules (Bagian dari Sitokeleton)
➤ Serabut protein silindris.
➤ Menyusun kerangka sel, membantu pergerakan organel, dan pembelahan sel.
🧩 Konsep Kunci yang Bisa Ditekankan
-
Kompartemen organel menunjukkan bahwa setiap bagian sel bekerja dalam spesialisasi tertentu.
-
Tidak adanya dinding sel memberi fleksibilitas bentuk sel hewan, tetapi juga membuatnya lebih rentan terhadap tekanan osmotik dibandingkan sel tumbuhan.
-
Kehadiran lisosom dan sentriol menegaskan ciri khas sel hewan dibandingkan sel tumbuhan.
📝 Anotasi Tambahan
-
Slide ini bisa digunakan untuk membandingkan secara langsung sel hewan vs sel tumbuhan, misalnya dengan slide ke-22.
-
Dapat pula dijadikan landasan diskusi awal mengenai proses-proses seperti: ekspresi gen, translasi, dan sekresi protein, yang melibatkan lintasan RE → Golgi → Vesikel.
48 Syarah (Penjelasan) Slide ke-24
Tabel Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan
Tabel ini membandingkan struktur dan fungsi organel-organel utama pada sel hewan dan sel tumbuhan, serta menyertakan aspek posisi, bentuk, dan peran spesifik dari masing-masing jenis sel. Penjelasan ini menjadi fondasi penting dalam memahami adaptasi struktural sel terhadap fungsinya dalam jaringan makhluk hidup multiseluler.
📊 Penjelasan dan Pemaknaan Tiap Baris Tabel
-
Dinding Sel
-
Sel Hewan: Tidak memiliki dinding sel → lebih fleksibel dan adaptif.
-
Sel Tumbuhan: Memiliki dinding sel dari selulosa, memberikan kekakuan dan perlindungan.
-
-
Kloroplas
-
Sel Hewan: Tidak ada, karena tidak melakukan fotosintesis.
-
Sel Tumbuhan: Ada, digunakan untuk menangkap energi cahaya dan mengubahnya menjadi energi kimia (glukosa).
-
-
Vakuola
-
Sel Hewan: Vakuola kecil atau bahkan tidak ada.
-
Sel Tumbuhan: Vakuola besar, menempati sebagian besar volume sel, berfungsi dalam penyimpanan air, ion, dan detoksifikasi.
-
-
Bentuk Sel
-
Sel Hewan: Variatif, tergantung jaringan dan fungsi.
-
Sel Tumbuhan: Lebih kaku dan konsisten karena dinding sel.
-
-
Lisosom
-
Sel Hewan: Dominan, berperan penting dalam pencernaan intraseluler.
-
Sel Tumbuhan: Tidak dominan, pencernaan dilakukan terutama oleh vakuola.
-
-
Organel Sentral (Nukleus)
-
Sel Hewan: Terletak di pusat sel, dikelilingi sitoplasma.
-
Sel Tumbuhan: Terdorong ke tepi karena tekanan dari vakuola sentral.
-
-
Retikulum Endoplasma (RE)
-
Sel Hewan: Memiliki RE halus dan kasar dalam proporsi seimbang.
-
Sel Tumbuhan: RE halus umumnya lebih banyak, mendukung sintesis lipid dan hormon tumbuhan.
-
-
Mitokondria
-
Sel Hewan: Cenderung lebih kecil dan jumlah banyak karena metabolisme tinggi.
-
Sel Tumbuhan: Ukuran lebih besar, namun perannya bersinergi dengan kloroplas dalam energi seluler.
-
-
Fungsi Khusus Sel
-
Sel Hewan: Lebih aktif secara motorik dan cepat dalam merespon lingkungan (impuls saraf, kontraksi otot, fagositosis, dll).
-
Sel Tumbuhan: Berperan dalam fotosintesis, pertumbuhan struktural (tegak), dan respons lambat berbasis hormon tumbuhan.
-
🧩 Makna Pendidikan dari Tabel Ini
Tabel ini tidak hanya menunjukkan perbedaan struktural, tetapi juga menjelaskan perbedaan fungsi dan adaptasi seluler:
-
Sel hewan dirancang untuk mobilitas, fleksibilitas, dan interaktivitas cepat.
-
Sel tumbuhan fokus pada produksi energi mandiri, penyimpanan, dan struktur tegak.
Tabel ini juga mendukung pemahaman dasar untuk topik-topik lanjutan, seperti:
-
Diferensiasi jaringan (epitel, kolenkim, parenkim, dll)
-
Evolusi sel eukariotik dan endosimbiosis
-
Bioteknologi dan kultur jaringan
50 Syarah (Penjelasan) Slide ke-25
Perbedaan Mendasar Sel Prokariotik dan Eukariotik
Slide ini memberikan representasi komparatif yang komprehensif antara dua jenis sel utama dalam dunia biologi: prokariotik (sel primitif tanpa inti sejati) dan eukariotik (sel kompleks dengan inti sejati). Tabel ini menjadi fondasi penting dalam memahami evolusi struktural dan fungsional sel.
📋 Penjelasan Detail Setiap Baris Perbandingan
-
Organisme
➤ Prokariotik: Bakteri & Archaea – umumnya bersifat uniseluler dan sederhana.
➤ Eukariotik: Protista, jamur, tumbuhan, dan hewan – dapat uniseluler maupun multiseluler. -
Ukuran Sel
➤ Prokariotik: Kecil (1–5 µm), memungkinkan difusi cepat tetapi kapasitas fungsi terbatas.
➤ Eukariotik: Lebih besar (10–100 µm), menunjang kompleksitas dan kompartementalisasi fungsi. -
Nukleus (Inti Sel)
➤ Prokariotik: Tidak memiliki membran inti, DNA terdapat di nukleoid (area terbuka).
➤ Eukariotik: Memiliki inti sejati (nukleus) dengan selubung nukleus dan pori-pori nukleus. -
Kromosom
➤ Prokariotik: Umumnya satu kromosom sirkuler tanpa histon.
➤ Eukariotik: Banyak kromosom linear yang terorganisasi dalam struktur kromatin. -
Mitokondria
➤ Prokariotik: Tidak ada mitokondria; energi dihasilkan melalui mesosom atau membran plasma.
➤ Eukariotik: Ada, sebagai pusat respirasi sel dan produksi ATP. -
Kloroplas
➤ Prokariotik: Tidak ada (meskipun Cyanobacteria memiliki sistem fotosintetik).
➤ Eukariotik: Hadir pada sel tumbuhan dan alga, mengandung klorofil dan tilakoid. -
Retikulum Endoplasma & Kompleks Golgi
➤ Prokariotik: Tidak ditemukan, karena tidak ada sistem membran internal.
➤ Eukariotik: Hadir dan sangat penting untuk sintesis dan modifikasi protein/lipid. -
Mesosom
➤ Prokariotik: Ada – merupakan pelipatan membran plasma untuk meningkatkan permukaan respirasi.
➤ Eukariotik: Tidak ada, karena peran ini telah diambil alih oleh mitokondria. -
Ribosom
➤ Prokariotik: Tipe 70S (50S + 30S), ukuran lebih kecil.
➤ Eukariotik: Tipe 80S (60S + 40S), ditemukan di sitoplasma dan RE kasar. -
Flagella
➤ Prokariotik: Sederhana, tersusun dari flagellin, berputar seperti baling-baling.
➤ Eukariotik: Kompleks, tersusun dari tubulin (struktur 9+2), bergerak mengayun. -
Pembelahan Sel
➤ Prokariotik: Melalui pembelahan biner (tanpa spindel).
➤ Eukariotik: Mengalami mitosis atau meiosis dengan keterlibatan spindel dan kromosom. -
Organisasi Sel
➤ Prokariotik: Hanya berupa sel tunggal (uniseluler).
➤ Eukariotik: Bisa uniseluler atau berorganisasi menjadi jaringan dan sistem organ.
🧠 Intisari Syarah
-
Sel prokariotik mewakili bentuk sel paling sederhana namun efisien untuk kelangsungan hidup mikroorganisme di berbagai habitat ekstrem.
-
Sel eukariotik adalah hasil evolusi lanjut yang memfasilitasi spesialisasi fungsi dan memungkinkan kompleksitas kehidupan multiseluler.
-
Tabel ini sangat penting dalam menjelaskan perbedaan fundamental antara dua domain kehidupan (Bacteria/Archaea vs Eukarya), serta membuka pemahaman tentang transisi evolusioner dari prokariot ke eukariot.
52 Syarah (Penjelasan) Slide ke-26
Perbedaan Fungsi Struktur Utama Sel Prokariotik dan Eukariotik
Tabel ini menjabarkan empat struktur pembeda utama antara sel prokariotik dan eukariotik berdasarkan keberadaan dan fungsinya. Struktur-struktur ini tidak hanya membedakan secara fisik, tetapi juga mencerminkan efisiensi, spesialisasi, dan kemampuan adaptif dari sel eukariotik dibandingkan dengan sel prokariotik yang lebih sederhana.
📌 Penjelasan Tiap Struktur Pembeda
-
Membran Inti
-
Fungsi: Melindungi materi genetik (DNA) di dalam inti dan mengatur lalu lintas molekul melalui pori-pori inti.
-
Sel Prokariotik: Tidak memiliki membran inti, sehingga DNA bebas di dalam sitoplasma (terkonsentrasi dalam area nukleoid).
-
Sel Eukariotik: Memiliki membran inti ganda, memungkinkan kontrol ketat ekspresi genetik dan pemisahan aktivitas transkripsi-translasi.
-
-
Sistem Endomembran
-
Fungsi: Membagi sitoplasma menjadi ruang-ruang kerja khusus, memungkinkan multitasking intraseluler.
-
Sel Prokariotik: Tidak ada sistem endomembran, semua proses terjadi di satu ruang terbuka.
-
Sel Eukariotik: Terdiri dari RE kasar, RE halus, badan Golgi, endosom, lisosom, dll, memungkinkan efisiensi dan regulasi kompleks.
-
-
Retikulum Endoplasma (RE)
-
Fungsi:
-
RE kasar: Tempat translasi protein dengan bantuan ribosom.
-
RE halus: Sintesis lipid, detoksifikasi, dan metabolisme kalsium.
-
-
Sel Prokariotik: Tidak ada struktur ini.
-
Sel Eukariotik: Hadir, sangat penting dalam sintesis dan pengangkutan biomolekul.
-
-
Mitokondria
-
Fungsi: Menghasilkan ATP melalui respirasi aerobik—sering dijuluki “powerhouse of the cell”.
-
Sel Prokariotik: Tidak memiliki mitokondria, namun memiliki mesosom sebagai pelipatan membran yang memperluas area respirasi (kontroversial dan masih diperdebatkan).
-
Sel Eukariotik: Ada mitokondria dengan dua membran, DNA sendiri, dan sistem enzim kompleks untuk siklus Krebs dan rantai transpor elektron.
-
🔍 Refleksi Ilmiah dari Tabel Ini
-
Setiap keberadaan organel dalam sel eukariotik tidak hanya menunjukkan struktur, tetapi juga kompleksitas fungsi dan regulasi.
-
Sel prokariotik, meskipun tidak memiliki struktur-struktur ini, tetap efisien dan sangat adaptif di lingkungan ekstrem.
-
Perbedaan ini juga menjadi dasar hipotesis endosimbiosis: bahwa mitokondria dan kloroplas di eukariota berasal dari prokariot yang hidup bersimbiosis di dalam nenek moyang sel eukariotik.
54 Syarah (Penjelasan) Slide ke-27
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah belajar dengan sangat giat. Semoga semua jerih payah rekan-rekan sekalian dalam proses belajar, baik yang telah lampau, saat ini, dan juga di masa yang akan datang, senantiasa diberikan kemudahan, keberkahan, dan kesuksesan di dunia dan di akhirat, amiin amiin yaa Robbal 'aalamiin