© Prof. Dr. Mahanani Tri Asri, M.Si. (Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya)
2 Syarah (Penjelasan) Slide ke-1 (Cover)
Slide ini merupakan cover slide atau pengantar dari topik yang akan dibahas, yaitu tentang sitoskeleton dan pergerakan sel. Dalam struktur sel eukariotik, sitoskeleton merupakan komponen esensial yang berperan seperti "kerangka internal" bagi sel. Kata sitoskeleton berasal dari dua suku kata, yaitu "cito/sito" yang berarti "sel" dan "skeleton" yang berarti "kerangka". Maka, sitoskeleton dapat dimaknai sebagai kerangka sel.
Dalam konteks biologis, sitoskeleton tidak hanya memberikan bentuk dan struktur pada sel, tetapi juga memainkan peran penting dalam stabilitas mekanik, organisasi organel, transportasi intraseluler, serta pergerakan sel itu sendiri, baik secara internal maupun eksternal. Gambar pada slide ini kemungkinan menunjukkan hasil pewarnaan mikroskopis dari komponen sitoskeleton—biasanya berupa pewarnaan imunofluoresens atau pemindaian mikroskop elektron yang menampilkan struktur seperti jaring.
Empat poin utama yang akan dibahas dalam topik ini adalah sebagai berikut:
-
Mikrotubulus: Merupakan tabung silindris berongga yang tersusun dari protein tubulin. Mikrotubulus berperan penting dalam pembentukan gelendong mitotik saat pembelahan sel, juga sebagai “rel” bagi motor protein seperti kinesin dan dynein dalam transportasi vesikular.
-
Filamen Intermediate: Seperti namanya, komponen ini memiliki ukuran diameter yang berada di antara mikrotubulus dan mikrofilamen. Mereka memberikan kekuatan tarik dan stabilitas struktural pada sel, serta bervariasi antar jenis sel (misalnya keratin di sel epitel, neurofilamen di neuron).
-
Mikrofilamen (Actin Filaments): Filamen ini lebih tipis dibanding dua jenis lainnya dan tersusun atas monomer protein aktin. Mikrofilamen penting untuk menjaga bentuk sel, kontraksi sel (seperti pada sel otot), serta berperan dalam pembentukan pseudopodia dan pergerakan amoeboid.
-
Pergerakan Sel (Cell Motility): Merupakan hasil dari koordinasi antara elemen sitoskeleton. Misalnya, pergerakan silia dan flagela melibatkan mikrotubulus dan motor protein, sedangkan pergerakan amoeboid melibatkan mikrofilamen dan reaksi polimerisasi-depolimerisasi aktin.
4 Syarah (Penjelasan) Slide ke-2
Slide ini merupakan bagian dari Rencana Pertemuan Ke-5 dalam mata kuliah Biologi Sel dan Molekuler yang berfokus pada sitoskeleton dan pergerakan sel. Pada pertemuan ini, mahasiswa diharapkan mencapai kemampuan akhir yaitu “memahami struktur dan fungsi sitoskeleton”. Secara umum, kemampuan ini merupakan fondasi penting dalam memahami dinamika internal sel serta kemampuan sel untuk berinteraksi dengan lingkungannya.
Indikator pencapaian pembelajaran yang dicantumkan menunjukkan bahwa setelah pembelajaran berlangsung, mahasiswa diharapkan mampu:
-
Membedakan berbagai macam komponen penyusun sitoskeleton.
Penekanan pada kemampuan membedakan menandakan bahwa mahasiswa perlu memahami karakteristik unik dari masing-masing elemen sitoskeleton, baik dari segi struktur maupun fungsinya. Dalam konteks ini, penting untuk mengenali perbedaan ukuran, komposisi protein, polaritas, serta proses perakitan masing-masing: mikrotubulus, mikrofilamen, dan filamen intermediate. -
Menjelaskan struktur dan fungsi dari setiap tipe sitoskeleton.
Mahasiswa tidak cukup hanya mengenali bentuk atau nama komponennya, tetapi juga memahami bagaimana struktur itu menunjang fungsinya. Misalnya, mikrotubulus yang kaku dan berongga sangat cocok untuk fungsi sebagai jalur transportasi intraseluler, sedangkan mikrofilamen yang lentur sangat ideal untuk pergerakan sel. -
Menjelaskan mekanisme pergerakan sel.
Poin ini menjembatani pemahaman tentang sitoskeleton dengan dinamika hidup sel. Mahasiswa akan belajar bagaimana elemen-elemen sitoskeleton bekerja sama dengan protein motorik seperti kinesin, dynein, dan myosin untuk memungkinkan gerakan sel, baik dalam bentuk perpindahan seluruh sel (misalnya sel amoeba), maupun dalam proses internal seperti migrasi vesikel, pembelahan sel, dan pengangkutan organel.
Bahan kajian yang akan dibahas mencakup empat subtopik utama:
-
Mikrotubulus
-
Filamen intermediate
-
Mikrofilamen
-
Pergerakan sel
Urutan ini secara implisit mengindikasikan bahwa kita akan bergerak dari komponen terbesar (mikrotubulus) menuju yang terkecil (mikrofilamen), lalu dilanjutkan ke aplikasi dari semuanya dalam konteks pergerakan sel. Pendekatan ini logis dan sangat bermanfaat dalam membangun pemahaman terstruktur bagi mahasiswa.
6 Syarah (Penjelasan) Slide ke-3
Gambar pada slide ini menampilkan potongan melintang sel eukariotik lengkap dengan organel-organel utama dan struktur sitoskeleton, yaitu mikrotubulus dan mikrofilamen. Ini adalah visualisasi penting untuk membantu mahasiswa memahami konteks spasial dari elemen sitoskeleton di dalam sel. Mari kita bahas elemen kunci yang relevan dengan topik sitoskeleton:
-
Microtubule (Mikrotubulus)
→ Terletak di dekat tepi sel dan juga terhubung dengan sentriol.
→ Makna: Micro = kecil; Tubule = tabung kecil → tabung silindris kecil.
→ Mikrotubulus adalah struktur berbentuk tabung berongga yang tersusun dari subunit protein tubulin (α dan β). Mereka membentuk rel transportasi untuk pergerakan vesikel dan organel, serta memainkan peran penting dalam pembelahan sel (melalui gelendong mitotik). Dalam gambar, mikrotubulus ditunjukkan sebagai garis lurus atau melengkung yang relatif tebal. -
Microfilaments (Mikrofilamen)
→ Terletak di bawah membran plasma dan tersebar di sitoplasma.
→ Makna: Micro = kecil; Filaments = filamen/benang → benang halus berdiameter sangat kecil.
→ Mikrofilamen terutama tersusun dari protein aktin dan memiliki fungsi dalam pergerakan sel, kontraksi sitoplasma, dan pembentukan pseudopodia. Mereka juga berfungsi sebagai penyokong bentuk sel, terutama pada sel tanpa dinding sel seperti sel hewan. -
Centrioles (Sentriol)
→ Seringkali dianggap sebagai pusat organisasi mikrotubulus (MTOC).
→ Sentriol berperan dalam pembentukan gelendong mitosis dan silia/flagela. Letaknya biasanya berdekatan dengan nukleus dalam struktur yang disebut sentrosom. -
Sitoplasma
→ Merupakan medium tempat semua organel dan sitoskeleton berada.
→ Dalam sitoplasma inilah filamen sitoskeleton berada dan berinteraksi secara dinamis membentuk jaringan 3D yang kompleks yang mendukung struktur sel dan pergerakan organel. -
Struktur organel lainnya (Nucleus, Ribosomes, Golgi, ER, Mitochondria, dsb)
→ Penting untuk dipahami bahwa pergerakan atau posisi organel-organel ini di dalam sel tidak statis, melainkan sangat dipengaruhi oleh sitoskeleton. Contohnya: mitokondria berpindah tempat melalui jalur mikrotubulus; vesikel dari Retikulum Endoplasma menuju Golgi ditransportasikan menggunakan sistem rel mikrotubulus dengan bantuan protein motorik seperti kinesin.
🧩 Catatan Tambahan (Anotasi Ilmiah Terkini):
Struktur sitoskeleton saat ini dikenal tidak hanya terdiri atas mikrotubulus, mikrofilamen, dan filamen intermediate saja, tetapi juga berinteraksi erat dengan motor protein (misal: dynein, kinesin, myosin) serta regulator lainnya seperti formin, ARP2/3, dan tau protein, yang mengatur dinamika perakitan dan pembongkaran filamen.
8 Syarah (Penjelasan) Slide ke-4
Gambar pada slide ini menampilkan struktur tiga dimensi dari sel eukariotik dengan fokus utama pada posisi dan fungsi sitoskeleton, serta hubungannya dengan berbagai organel seperti mitokondria, retikulum endoplasma, dan ribosom. Visual ini sangat berguna untuk memahami peran mekanis dan fungsional dari mikrotubulus, mikrofilamen, dan filamen intermediate dalam mengatur tatanan internal sel.
-
Plasma Membrane (Membran Plasma)
→ Merupakan batas luar sel yang memisahkan isi sel dari lingkungan luar.
→ Sitoskeleton, khususnya mikrofilamen, menempel langsung di bawah membran plasma dan berfungsi menjaga bentuk sel serta membantu pergerakan membran (misalnya dalam pembentukan filopodia dan lamellipodia). -
Endoplasmic Reticulum (Retikulum Endoplasma)
→ Sistem membran yang terlibat dalam sintesis protein (RE kasar) dan lipid (RE halus).
→ Dalam gambar ini, posisi RE dikaitkan erat dengan mikrotubulus. Hal ini relevan karena RE bergerak dan berubah bentuk mengikuti jaringan mikrotubulus melalui aksi protein motorik. -
Ribosomes (Ribosom)
→ Situs sintesis protein yang bisa melekat pada RE kasar atau bebas di sitoplasma.
→ Dalam konteks sitoskeleton, ribosom bebas sering berpindah tempat dalam sitoplasma dengan bantuan arsitektur sitoskeleton. -
Microtubules (Mikrotubulus)
→ Ditampilkan sebagai batang biru panjang, menyebar secara radial di seluruh sel.
→ Fungsi utamanya mencakup transportasi vesikel, penentuan posisi organel, serta pemeliharaan polaritas sel. Mikrotubulus juga dapat bertindak sebagai jalur bagi pergerakan mitokondria, RE, dan Golgi. -
Microfilaments and Intermediate Filaments (Mikrofilamen dan Filamen Intermediate)
→ Tampak sebagai jaring tipis kuning dan ikatan serat di dasar gambar.
→ Mikrofilamen (berdiameter sekitar 7 nm) dan filamen intermediate (sekitar 10 nm) membentuk kerangka internal sel yang fleksibel namun kuat.
→ Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel dan pembelahan sitoplasma, sedangkan filamen intermediate memberikan stabilitas mekanik, seperti kerangka baja pada bangunan. -
Mitochondrion (Mitokondria)
→ Organel penghasil energi utama sel.
→ Dalam gambar, mitokondria tampak “digendong” oleh mikrotubulus, menggambarkan peran mikrotubulus dalam transportasi aktif mitokondria ke lokasi yang membutuhkan energi, misalnya area dengan aktivitas sinyal tinggi.
🧠 Makna Konseptual dari Gambar Ini:
Slide ini bukan sekadar menunjukkan posisi spasial organel, tetapi ingin menekankan bahwa sitoskeleton adalah infrastruktur aktif yang menjaga dinamika internal sel, bukan hanya kerangka pasif. Gambar ini sangat menggambarkan bahwa sel seperti "kota kecil" yang kompleks, di mana mikrotubulus dan mikrofilamen menjadi jalan raya, rel kereta, dan jembatan penghubung yang memungkinkan segala aktivitas internal berlangsung secara efisien.
10 Syarah (Penjelasan) Slide ke-5
Judul slide ini memperkenalkan konsep dasar sitoskeleton secara etimologis maupun struktural. Kata cytoskeleton secara harfiah berasal dari dua kata Yunani, yakni "cyto" (sel) dan "skeleton" (rangka), sehingga artinya adalah “kerangka sel”. Ini mencerminkan bahwa sel bukanlah massa cair yang amorf, tetapi memiliki kerangka internal yang memungkinkan bentuknya tetap stabil, dapat berubah saat bergerak, serta mampu mengatur posisi komponen internalnya.
Dalam sistem sitoskeleton, terdapat tiga tipe utama serabut (filamen) yang menyusun jaringan struktural ini:
-
Mikrotubule (Mikrotubulus)
→ Serabut terbesar dengan diameter sekitar 25 nm, tersusun dari dimer tubulin (α-tubulin dan β-tubulin).
→ Memiliki fungsi sebagai rel transportasi, penyusun silia dan flagela, serta struktur penting dalam pembelahan sel (gelendong mitosis). -
Filamen Intermediate
→ Berdiameter sekitar 10 nm, berfungsi utama untuk menyediakan kekuatan mekanis dan mempertahankan integritas struktural sel.
→ Contohnya adalah keratin (pada sel epitel) dan neurofilamen (pada neuron). -
Mikrofilamen (atau Filamen Aktin)
→ Merupakan serabut paling kecil (sekitar 7 nm), tersusun dari monomer protein aktin.
→ Sangat penting dalam pergerakan sel, pembelahan sel (sitokinesis), serta stabilitas bentuk sel.
📌 Poin penting tambahan yang menarik dari slide ini adalah adanya referensi ke jenis filamen keempat, yaitu:
Filamen trabekula (microtrabecular filaments)
Kalimat dalam slide menyatakan:
“Ketiga macam serabut itu dihubungkan dan dilekatkan ke organel-organel oleh tipe filamen ke empat yang disebut filamen trabekula dan membentuk kisi-kisi mikrotrabekula (microtrabecular lattice).”
🔬 Makna istilah baru:
-
Filamen trabekula merupakan istilah historis yang diperkenalkan pada era awal mikroskopi elektron, merujuk pada jaringan halus seperti jaring laba-laba yang tampak menghubungkan organel di dalam sitoplasma.
-
Struktur ini disebut "microtrabecular lattice", yaitu kisi-kisi (lattice) mikrotrabekular yang diduga berperan sebagai jembatan penghubung antar komponen sitoskeleton dan organel.
-
Meskipun konsep ini tidak sepopuler tiga jenis utama filamen lainnya dalam literatur modern, ia tetap menjadi bagian dari sejarah eksplorasi sitoskeleton dan membuka jalan bagi pemahaman tentang jaringan interkoneksi sitoskeletal yang lebih kompleks.
📌 Catatan Anotatif Ilmiah:
Studi-studi terbaru lebih menekankan bahwa interaksi antar filamen sitoskeleton dan organel diatur oleh protein penghubung (linker proteins) seperti spectrin, ankyrin, dan plectin, serta oleh kompleks protein motorik dan adaptor. Oleh karena itu, konsep "filamen trabekula" saat ini lebih dipahami sebagai representasi jaringan kompleks sitoskeleton dan protein penyambungnya, dibanding sebagai entitas filamen independen.
12 Syarah (Penjelasan) Slide ke-6
Slide ini menyajikan perbandingan visual dan molekuler dari ketiga jenis utama serabut sitoskeleton — mikrofilamen (actin filaments), filamen intermediate, dan mikrotubulus — disertai dengan contoh biologis dari berbagai organisme, yang secara menarik menggambarkan fungsi spesifik dari masing-masing filamen.
a. Actin Filaments (Mikrofilamen)
➤ Di sisi kiri atas, tampak gambaran fluoresen dari filamen aktin (berwarna merah-kuning), yang menyebar dari pusat ke perifer sel.
➤ Diperbesar, filamen ini tampak tersusun dari subunit aktin berbentuk bola kecil, tersusun memanjang seperti rantai spiral.
➤ Mikrofilamen ini:
-
Fleksibel dan sangat dinamis.
-
Bertanggung jawab atas perubahan bentuk sel, pergerakan sel (amoeboid movement), dan pembelahan sel (sitokinesis).
🔍 Contoh organisme: Chara (alga hijau)
Pada Chara, mikrofilamen penting dalam transportasi sitoplasma (cyclosis), yakni proses aliran sitoplasmik yang sangat cepat yang dapat diamati secara mikroskopis. Mikrofilamen berperan dalam pengaturan aliran ini melalui interaksi dengan motor protein.
b. Intermediate Filaments (Filamen Intermediate)
➤ Terlihat pada bagian tengah slide sebagai struktur hijau cerah yang membentuk jaringan menyeluruh.
➤ Diperbesar, filamen ini tersusun dari subunit berserat (fibrous subunits) yang membentuk tali seperti kabel.
➤ Filamen intermediate:
-
Tidak se-dinamis mikrofilamen atau mikrotubulus.
-
Berfungsi sebagai penyokong struktural yang kuat terhadap tekanan mekanik.
-
Bersifat spesifik jaringan: contohnya keratin pada epitel, vimentin pada jaringan mesenkimal, dan neurofilamen pada neuron.
🦚 Contoh organisme: Peacock (merak)
Pada burung merak, keindahan bulu yang terbentang membutuhkan dukungan struktural kuat di dalam sel-sel bulu, dan filamen intermediate seperti keratin berperan penting dalam mempertahankan bentuk dan kekuatan struktural bulu yang luas namun tetap ringan.
c. Microtubules (Mikrotubulus)
➤ Di bagian bawah, tampak struktur bercahaya menyerupai bintang yang memancar dari pusat sel.
➤ Mikrotubulus tersusun dari subunit tubulin (α dan β) yang membentuk tabung berongga.
➤ Perannya meliputi:
-
Transportasi intraseluler (vesikel, organel).
-
Pembentukan silia dan flagela.
-
Pembelahan sel melalui gelendong mitosis.
-
Menjaga polaritas sel.
🦎 Contoh organisme: Chameleon (bunglon)
Kemampuan bunglon untuk berubah warna kulit melibatkan pergerakan pigmen (melanosom) di dalam sel. Proses ini dikendalikan oleh pergerakan melanosom yang berjalan di atas mikrotubulus, dengan bantuan motor protein seperti dynein dan kinesin.
📌 Kesimpulan Slide:
Ketiga tipe filamen sitoskeleton bukan hanya berbeda dalam struktur dan ukuran, tetapi juga menunjukkan spesialisasi fungsi yang sangat signifikan dalam konteks fisiologi makhluk hidup. Dari pengaturan warna, bentuk, hingga gerak, sitoskeleton adalah pemeran utama yang tersembunyi di balik keajaiban biologis.
14 Syarah (Penjelasan) Slide ke-7
Slide ini membahas salah satu elemen kontroversial namun menarik dalam sistem sitoskeleton, yakni filamen mikrotrabekula. Meskipun tidak diklasifikasikan secara resmi bersama tiga jenis utama (mikrotubulus, mikrofilamen, filamen intermediate), mikrotrabekula tetap layak untuk dikenali, terutama dalam konteks sejarah dan eksplorasi struktur sitosel.
📌 Berdasarkan informasi pada slide:
-
Ukuran Dimensi
-
Lebar: 2–3 nm, jauh lebih kecil dibandingkan tiga jenis serabut utama (mikrofilamen ≈ 7 nm, filamen intermediate ≈ 10 nm, mikrotubulus ≈ 25 nm).
-
Panjang: 20–300 nm, artinya bersifat pendek namun tersebar luas, memungkinkan fleksibilitas penghubung antarkomponen seluler.
-
-
Fungsi
-
Berperan sebagai penghubung antara sistem serabut utama. Artinya, mikrotrabekula mungkin tidak menopang struktur besar secara mandiri, tetapi fungsinya menyerupai “pengikat tali” yang menghubungkan mikrotubulus, mikrofilamen, dan filamen intermediate.
-
Menahan semua serabut dan organel pada tempatnya, yang mengarah pada fungsi stabilitas dan organisasi spasial. Dalam hal ini, mikrotrabekula bertindak seperti “jaring penyangga” atau meshwork yang memastikan semua komponen internal sel tidak mengambang tanpa arah.
-
🧪 Gambar Mikroskopis Fluoresens (di bagian bawah slide) menunjukkan struktur filamen halus yang tampak menyilang dan menyebar di seluruh sitoplasma. Warna hijau yang terlihat mengindikasikan penggunaan pewarna fluoresens yang spesifik untuk protein-protein filamentosa berukuran sangat kecil — kemungkinan besar visualisasi ini merupakan hasil dari pencitraan filamen aktin atau struktur sitoskeleton lain yang belum teridentifikasi sepenuhnya.
📚 Catatan Ilmiah Modern (Anotasi Tambahan): Istilah microtrabecular lattice (kisi mikrotrabekula) sempat populer pada dekade 1970–1980-an berdasarkan hasil pengamatan mikroskop elektron resolusi tinggi. Namun, dalam literatur modern, filamen ini belum terverifikasi sebagai struktur molekuler independen, dan keberadaannya dianggap bagian dari struktur kompleks yang dibentuk oleh kombinasi filamen sitoskeleton, protein adaptor, dan matriks sitoplasma.
Namun demikian, secara fungsional, konsep mikrotrabekula tetap relevan untuk menjelaskan bagaimana organel tetap terorganisasi secara spasial dan tidak saling bertumpuk atau mengambang bebas.
🧠 Kesimpulan: Slide ini memperkenalkan pentingnya memahami elemen penghubung atau penyambung dalam arsitektur sel, karena dalam dunia biologis, stabilitas tidak hanya datang dari kekuatan besar (filamen besar), tetapi juga dari hubungan-hubungan kecil yang menjalin kesatuan (filamen kecil seperti mikrotrabekula).
16 Syarah (Penjelasan) Slide ke-8
Slide ini menjelaskan pola distribusi spasial dari ketiga elemen utama sitoskeleton dalam sel eukariotik, yaitu mikrotubulus, mikrofilamen, dan filamen intermediate. Memahami posisi masing-masing jenis serabut ini sangat penting karena lokasi menentukan fungsi. Sama seperti jalan tol, rel kereta, atau jalur pejalan kaki di sebuah kota, ketiganya memiliki struktur, rute, dan peran masing-masing dalam memastikan aktivitas internal sel berjalan tertib.
🔹 Mikrotubulus
📍 "Tersusun acak, memanjang radial dari pusat sel, melekat dan mengelilingi batas sel, tersebar di korteks sel dan tempat terjadinya gerakan."
➤ Mikrotubulus biasanya berawal dari pusat organisasi mikrotubulus (MTOC), seperti sentrosom, dan memanjang keluar secara radial menuju tepi sel.
➤ Posisi ini memungkinkan mikrotubulus berfungsi sebagai rel transportasi bagi organel, vesikel, dan molekul besar di dalam sitoplasma.
➤ Mikrotubulus juga menjangkau hingga korteks sel, yaitu bagian tepi sitoplasma dekat membran plasma, tempat banyak proses dinamis terjadi, seperti endositosis, eksositosis, dan pergerakan permukaan.
🔸 Mikrofilamen
📍 "Terorientasi secara paralel di seluruh bagian dalam sel atau berkelompok dekat perifer sel."
➤ Mikrofilamen (filamen aktin) cenderung tersebar secara paralel atau membentuk jaringan berlapis di bawah membran plasma.
➤ Pola ini sangat penting untuk mendukung:
-
perubahan bentuk sel (seperti pada pergerakan amoeboid),
-
pergerakan vesikel kecil,
-
kontraksi sitoplasma dalam sitokinesis.
➤ Mikrofilamen sering terlihat membentuk bundel aktin yang menumpuk di area tertentu, misalnya di lamellipodia dan filopodia, struktur seperti “kaki” yang muncul pada sel bergerak.
🟣 Filamen Intermediate
📍 "Menyebar di seluruh sel, dekat permukaan sel. Pola jalinan seperti sarang laba-laba, keberadaannya dalam tumbuhan belum jelas."
➤ Filamen intermediate membentuk jaringan tenunan yang menyeluruh dan lebih statis dibandingkan dua filamen lainnya.
➤ Struktur seperti jaring laba-laba ini memberikan kekuatan mekanik dan stabilitas terhadap tekanan dari luar.
➤ Dalam sel hewan, misalnya, keratin memperkuat sel epitel, sedangkan neurofilamen mendukung neuron panjang.
➤ Catatan penting: Pada tumbuhan, keberadaan filamen intermediate masih belum sepenuhnya terbukti, karena struktur dinding sel tumbuhan sendiri sudah sangat kokoh, sehingga dukungan mekanik internal mungkin tidak terlalu dominan.
🧠 Kesimpulan Konseptual:
Distribusi spasial dari mikrotubulus, mikrofilamen, dan filamen intermediate bukan acak, tetapi sangat terorganisasi dan fungsional. Setiap jenis filamen menempati posisi strategis untuk menjalankan perannya masing-masing. Kombinasi letak dan struktur inilah yang menjadikan sel sebagai sistem yang fleksibel namun kokoh, dinamis namun terkontrol.
18 Syarah (Penjelasan) Slide ke-9
Slide ini mengawali pembahasan rinci tentang komponen pertama dari sistem sitoskeleton, yaitu mikrotubulus. Struktur ini memiliki karakteristik unik yang membuatnya penting tidak hanya dalam mempertahankan bentuk sel, tetapi juga dalam dinamika transportasi dan pembelahan sel.
📌 Berikut uraian dari setiap poin yang tercantum dalam slide:
-
"Batang berongga, Ø 25 nm"
➤ Mikrotubulus adalah struktur berbentuk tabung silindris berongga dengan diameter sekitar 25 nanometer — menjadikannya sebagai komponen sitoskeleton paling besar secara diameter.
➤ Rongga di dalamnya memberi stabilitas namun tetap memungkinkan fleksibilitas saat terjadi pertumbuhan atau depolimerisasi. -
"Dinding batang berongga tersusun dari protein globular disebut tubulin"
➤ Mikrotubulus disusun oleh protein tubulin, yang berbentuk globular (bulat) dan bersifat dinamis.
➤ Tubulin yang membentuk mikrotubulus akan merangkai menjadi protofilamen, lalu 13 protofilamen menyusun dinding mikrotubulus membentuk silinder sempurna. -
"Subunit protein: dimer: α-tubulin & β-tubulin"
➤ Unit dasar pembentuk mikrotubulus adalah dimer tubulin, terdiri dari dua jenis tubulin:-
α-tubulin (alfa tubulin)
-
β-tubulin (beta tubulin)
➤ Dimer ini akan menyusun mikrotubulus dalam arah tertentu dan menyatu melalui interaksi kuat, membentuk struktur helikal.
-
-
"Memiliki kutub positif dan kutub negatif"
➤ Mikrotubulus bersifat polar, artinya memiliki dua ujung yang berbeda:-
Kutub positif (+): ujung di mana pertumbuhan (polimerisasi) berlangsung lebih cepat.
-
Kutub negatif (−): ujung di mana polimerisasi berlangsung lambat, dan sering kali menempel ke sentrosom atau pusat organisasi mikrotubulus (MTOC).
➤ Polarisasi ini penting karena arah pertumbuhan mikrotubulus menentukan arah pergerakan vesikel, organel, dan motor protein (misalnya kinesin dan dynein) di sepanjang mikrotubulus.
-
🧠 Catatan Anotatif Tambahan (Ilmiah):
-
Dalam konteks sel eukariotik, mikrotubulus tidak bekerja sendiri, tetapi terorganisasi bersama protein aksesori seperti MAPs (Microtubule-Associated Proteins) yang mengatur stabilitas, pembentukan, dan interaksinya dengan komponen lain.
-
Mikrotubulus juga berperan penting dalam pembentukan silia dan flagela, struktur yang sangat penting dalam pergerakan sel dan perpindahan cairan di permukaan jaringan.
20 Syarah (Penjelasan) Slide ke-10
Slide ini menampilkan dua ilustrasi penting yang menggambarkan distribusi spasial (topografi) dari tiga komponen utama sitoskeleton — mikrotubulus, mikrofilamen (actin filaments), dan filamen intermediate — di dalam sel eukariotik. Pemahaman spasial ini sangat penting karena fungsi dari masing-masing filamen sangat berkaitan erat dengan lokasi keberadaannya dalam sel.
🔍 Gambar Kiri – Pandangan Topografi Sel secara Global (Melihat dari Atas)
-
Actin Filaments (Mikrofilamen)
➤ Tampak melapisi bagian dalam membran plasma, membentuk cortex aktin yang berada di tepi sel.
➤ Fungsinya untuk mempertahankan bentuk sel, pergerakan, serta kontraksi sitoplasma. -
Intermediate Filaments
➤ Membentuk semacam “jaring” struktural yang menyelimuti seluruh sel dan memberikan dukungan mekanik.
➤ Juga membentuk nuclear lamina yang menyokong membran nukleus, penting dalam menjaga bentuk inti. -
Microtubules (Mikrotubulus)
➤ Terlihat memancar radial dari centrosome (pusat organisasi mikrotubulus) ke arah tepi sel.
➤ Mereka menyediakan jalur transportasi intraseluler dan terlibat dalam posisi organel serta pembelahan sel.
🧠 Gambar Kanan – Potongan Melintang Sel (Melihat dari Samping dengan Fokus Detil)
-
Microtubule (Mikrotubulus)
➤ Diberi label nomor ①. Terlihat sebagai tabung panjang dan tebal.
➤ Mikrotubulus terkait erat dengan vesikel dan retikulum endoplasma, menandakan perannya dalam transportasi dan posisi organel. -
Microfilaments (Mikrofilamen)
➤ Diberi label nomor ②. Terlihat di dekat permukaan dalam membran plasma.
➤ Bentuknya seperti kabel-kabel tipis yang sangat rapat, sesuai dengan peran mikrofilamen dalam penguatan korteks sel dan pergerakan permukaan sel. -
Intermediate Filaments (Filamen Intermediate)
➤ Diberi label nomor ③. Menyebar ke seluruh sitoplasma dan tampak menghubungkan berbagai organel.
➤ Fungsinya sebagai rangka penyangga sel yang menstabilkan posisi nukleus dan organel lain di dalam sel.
📌 Konsep Kunci:
-
Sitoskeleton bukanlah struktur pasif. Ia adalah kerangka dinamis yang berubah bentuk dan posisi sesuai kebutuhan sel.
-
Mikrotubulus, dengan pusat organisasi di centrosome, menciptakan sistem transportasi.
-
Mikrofilamen, berperan besar dalam perubahan bentuk dan gerakan membran.
-
Filamen intermediate, menjadi tulang punggung struktural yang memastikan integritas fisik sel.
🧠 Anotasi Modern (Tambahan):
Visualisasi seperti ini telah semakin diperkaya dalam biologi modern dengan teknologi seperti Cryo-EM dan super-resolution microscopy, yang mengungkap bahwa interaksi antar-serabut sangat kompleks dan sering dikendalikan oleh protein regulator seperti MAPs (untuk mikrotubulus), ERM proteins (untuk mikrofilamen), dan plectin (penghubung ke intermediate filaments).
22 Syarah (Penjelasan) Slide ke-11
Slide ini menjelaskan dua fungsi utama sitoskeleton, yaitu dalam hal pembentukan bentuk sel dan pergerakan sel. Kedua fungsi ini bersumber dari sifat dinamis dan fleksibel dari jaringan sitoskeleton, yang menjadikannya bukan sekadar penopang statis, melainkan komponen aktif dalam kehidupan seluler.
1. Memberi bentuk kepada sel
📍 "Bentuk mencerminkan orientasi serabut yang terdapat di dalamnya"
➤ Sitoskeleton menjadi kerangka internal yang memberikan bentuk khas pada sel. Misalnya:
-
Sel epitel cenderung berbentuk pipih atau kolumnar karena dukungan filamen intermediate seperti keratin.
-
Sel saraf memiliki proyeksi panjang (akson dan dendrit) yang didukung oleh mikrotubulus dan mikrofilamen.
➤ Orientasi serabut sitoskeleton (apakah sejajar, radial, atau melingkar) menentukan bentuk sel secara langsung.
➤ Ini sangat jelas terlihat pada sel-sel yang berubah bentuk seperti sel darah putih yang membentuk pseudopodia saat bergerak ke arah infeksi.
2. Gerakan sel
📍 "Sitoskeleton adalah suatu jalinan yang dinamis yang dapat berubah bentuk dan akibatnya adalah gerakan sel"
➤ Sitoskeleton tidak hanya menentukan bentuk statis sel, tetapi juga memungkinkan perubahan bentuk.
➤ Perubahan bentuk ini menjadi dasar dari pergerakan sel, baik:
-
pergerakan internal, seperti transportasi organel dan vesikel, maupun
-
pergerakan eksternal, seperti migrasi sel, pergerakan silia/flagela, atau pergerakan amoeboid.
➤ Dinamika ini terjadi melalui polimerisasi dan depolimerisasi dari mikrotubulus atau aktin, serta aksi motor protein (misalnya: myosin, kinesin, dynein).
🖼️ Ilustrasi pada slide menunjukkan hubungan antar komponen sitoskeleton (mikrotubulus, mikrofilamen, dan filamen intermediate) serta posisinya yang strategis dalam mendukung bentuk dan fungsi organel seperti mitokondria, retikulum endoplasma, dan ribosom.
🧠 Catatan Tambahan (Ilmiah):
-
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa sel-sel kanker mengalami remodeling sitoskeleton untuk mendukung invasi dan metastasis. Ini menunjukkan pentingnya pemahaman sitoskeleton bukan hanya dalam konteks fisiologis, tetapi juga patologis.
-
Selain itu, sitoskeleton berperan dalam sinyal mekanotransduksi, yakni kemampuan sel dalam merasakan dan merespons rangsangan mekanik dari lingkungannya — seperti tekanan, regangan, atau kekakuan substrat.
24 Syarah (Penjelasan) Slide ke-12
Slide ini menyajikan penjelasan rinci tentang struktur dasar dan dimensi mikrotubulus, yang merupakan komponen utama dari sistem sitoskeleton dengan fungsi multifungsi — mulai dari dukungan struktural hingga pergerakan.
🧩 1. Penyusun Mikrotubulus: Dimer α- dan β-Tubulin
📍 "Dibangun oleh dua tipe sub unit protein: Alpha Tubulin dan Beta Tubulin"
➤ Mikrotubulus dibangun dari dimer protein yaitu:
-
α-tubulin (alpha-tubulin)
-
β-tubulin (beta-tubulin)
➤ Dimer ini membentuk protofilamen yang nantinya berasosiasi lateral menjadi dinding mikrotubulus.
🌐 2. Karakteristik Fisik Tubulin
📍 "Bentuk globular BM 55.000 dalton, berisi ±500 residu asam amino"
➤ Protein tubulin termasuk dalam kategori protein globular, artinya bentuknya bulat dan larut dalam air.
➤ Dengan massa molekul sekitar 55 kDa, tubulin tergolong cukup besar dan kompleks, terdiri dari sekitar 500 residu asam amino.
🌀 3. Organisasi Struktural Mikrotubulus
📍 "Alpha tubulin dan Beta tubulin mengumpul membentuk suatu silinder, 0 + 24 nm dengan lubang 15 nm, tersusun heliks, 13 tubulin membentuk satu putaran heliks"
➤ Mikrotubulus berbentuk silinder berongga dengan diameter luar ±24–25 nm dan lubang tengah ±15 nm.
➤ Tersusun dari 13 protofilamen yang tersusun secara helikal, membentuk satu spiral lengkap.
➤ Organisasi ini penting untuk memastikan kekuatan mekanik dan fleksibilitas mikrotubulus.
📏 4. Panjang Mikrotubulus: Tergantung Jenis dan Fungsi Sel
📍 "Panjang mikrotubul bergantung kepada tipe sel dan fungsi mikrotubul dalam sel"
➤ Panjang mikrotubulus sangat bervariasi, bergantung pada lokasi dan fungsi spesifik:
-
Akson sel saraf: 10–25 pm — ❌ Catatan penting: Ini kemungkinan kesalahan penulisan, karena akson biasanya memiliki mikrotubulus yang panjangnya mikrometer hingga milimeter, bukan pikometer. Seharusnya:
✅ 10–25 µm atau bahkan lebih panjang untuk mendukung transportasi aksonal jarak jauh. -
Silia dan flagel: 5–200 pm — ❌ Perlu direvisi: Silia dan flagel biasanya memiliki panjang antara 5–200 µm, bukan pm (pikometer = 10⁻¹² m).
✅ Revisi yang benar: 5–200 µm, menyesuaikan dengan pengamatan mikroskop elektron terhadap panjang silia/flagel.
🧠 Catatan Anotatif Ilmiah (Kritikal dan Korektif):
📌 Satuan panjang yang digunakan dalam slide ini perlu diperbaiki dari pm (pikometer) menjadi µm (mikrometer), karena struktur mikrotubulus dan komponennya berada dalam skala nanometer hingga mikrometer, bukan pikometer.
📌 Revisi ini penting untuk menghindari miskonsepsi dalam skala biologis, terutama untuk mahasiswa biologi molekuler dan sel.
✨ Kesimpulan Konseptual
Mikrotubulus merupakan struktur mikroskopik yang makro-fungsional, artinya meski kecil, perannya sangat besar dalam:
-
Pengaturan arsitektur sel
-
Transportasi molekuler
-
Pembelahan sel
-
Pergerakan organel dan flagela/silia
26 Syarah (Penjelasan) Slide ke-13
Slide ini menggambarkan struktur mikrotubulus dari unit dasar hingga ke bentuk akhir, sekaligus memperkenalkan konsep penting dalam biologi sel: dinamika polimerisasi dan depolimerisasi. Mikrotubulus bukan sekadar struktur statis, melainkan merupakan struktur polimer aktif dan reversibel yang terus berubah tergantung kebutuhan sel.
🧱 1. "Saluran berongga dengan dinding yang terdiri atas tubuli yang sifatnya dimer (heterodimer)"
➤ Mikrotubulus tersusun dari unit heterodimer: satu molekul α-tubulin dan satu molekul β-tubulin, yang tidak identik (maka disebut heterodimer).
➤ Heterodimer ini membentuk dinding saluran berongga dengan kekuatan struktural yang tinggi namun tetap fleksibel untuk pertumbuhan atau penyusutan.
↔️ 2. "Dalam menyusun dinding mikrotubuli, susunan dari tubulin adalah searah"
➤ Susunan polar (searah) ini artinya semua dimer tubulin tersusun dengan α-tubulin di satu sisi dan β-tubulin di sisi lainnya, menghasilkan mikrotubulus dengan:
-
Kutub negatif (-) di ujung α-tubulin.
-
Kutub positif (+) di ujung β-tubulin.
📌 Ini penting karena aktivitas motor protein (kinesin dan dynein) dan proses polimerisasi tergantung pada arah orientasi filamen.
🧬 3. "Satu rantai tubulin membentuk protofilamen (polimer dari tubulin yang tersusun searah)"
➤ Protofilamen adalah hasil polimerisasi linear dimer tubulin.
➤ Secara sederhana, protofilamen adalah rantai panjang dari unit tubulin yang membentuk garis lurus seperti “rel” tunggal.
🌀 4. "Satu mikrotubuli terdiri atas 13 protofilamen"
➤ Mikrotubulus bukan hanya satu protofilamen, tetapi 13 protofilamen yang bergabung secara lateral membentuk tabung silindris berongga.
➤ Ini memberi kekuatan struktural dan menciptakan rongga pusat dengan diameter sekitar 15 nm.
🔁 5. "Polimerisasi dari tubulin bisa depolimerisasi"
➤ Ini menekankan bahwa mikrotubulus bersifat dinamis, artinya:
-
Polimerisasi: penambahan dimer tubulin ke ujung positif → pertumbuhan mikrotubulus.
-
Depolimerisasi: pelepasan dimer tubulin dari ujung → pemendekan mikrotubulus.
➤ Fenomena ini dikenal sebagai dynamic instability, dan sangat penting dalam proses:-
pembelahan sel (karena gelendong mitotik terbentuk dan hilang dalam waktu singkat).
-
pergerakan organel (karena rel mikrotubulus dapat dibangun dan dibongkar sesuai kebutuhan arah transportasi).
-
🧠 Anotasi Tambahan (Terkini):
Dalam konteks terapi kanker, obat-obatan seperti taxol (paclitaxel) atau vinblastine menargetkan mikrotubulus dengan mengganggu polimerisasi atau depolimerisasi. Ini menunjukkan bahwa mikrotubulus adalah target penting dalam regulasi siklus sel dan dinamika molekuler seluler.
28 Syarah (Penjelasan) Slide ke-14
Slide ini menyajikan bukti visual mikroskopis dari keberadaan dan struktur mikrotubulus melalui mikroskop elektron transmisi (TEM). Ini merupakan pendekatan penting dalam biologi sel modern karena memungkinkan kita melihat struktur ultrastruktur seluler dengan resolusi sangat tinggi, mencapai tingkat nanometer.
🖼️ Deskripsi Gambar
-
Gambar kanan besar menunjukkan kumpulan mikrotubulus dalam tampilan longitudinal (dari samping) seperti garis paralel yang memanjang secara vertikal.
-
Gambar kiri bawah kecil memperlihatkan tampilan melintang (cross-section) dari mikrotubulus — tampak sebagai struktur bulat kecil yang menempel di sekitar permukaan organel atau bagian sitoplasma.
📌 Arah panah dalam gambar besar menunjukkan mikrotubulus individual, terlihat sebagai garis tipis dan gelap, paralel satu sama lain.
💡 Makna Ilmiah dari Observasi Mikroskopis Ini
-
Mikrotubulus tampak sebagai struktur paralel yang berulang dan tersusun rapi
➤ Hal ini mencerminkan sifat polarisasi mikrotubulus yang tumbuh dari pusat organisasi (centrosome) menuju tepi sel. -
Ukuran mikrotubulus sesuai dengan prediksi teoritis
➤ Tampak berdiameter sekitar 24–25 nm, konsisten dengan data yang sebelumnya dijelaskan dalam slide lain.
➤ Mikrotubulus memiliki dinding yang tersusun dari 13 protofilamen dan terlihat seperti tabung gelap tipis dalam TEM. -
Fungsi struktural dan spasial dari mikrotubulus dapat diidentifikasi secara langsung
➤ Karena mereka tersebar secara terarah dan menyebar di seluruh sitoplasma, dapat diasumsikan bahwa gambar ini memperlihatkan:-
jalur transportasi molekuler, atau
-
struktur gelendong pembelahan jika gambar diambil dari sel yang sedang membelah.
-
-
Gambar melintang memperkuat bahwa mikrotubulus adalah tabung, bukan filamen padat
➤ Dalam potongan melintang, mikrotubulus muncul sebagai lingkaran kosong di tengahnya, mengonfirmasi bahwa ia berongga secara struktural.
🧠 Catatan Kontekstual (Anotatif Ilmiah)
-
TEM menjadi metode standar untuk mengamati mikrotubulus sejak tahun 1960-an. Kini, teknologi Cryo-TEM dan Cryo-ET (Cryo Electron Tomography) telah memperkaya citra mikrotubulus dengan model 3D in situ.
-
Beberapa studi bahkan berhasil melacak pergerakan dinamis mikrotubulus secara real-time, yang mengungkap mekanisme pertumbuhan-catastrophe-rescue, bagian dari dynamic instability mikrotubulus.
📚 Kesimpulan Slide
Gambar hasil TEM ini bukan sekadar visualisasi, tetapi juga verifikasi eksperimental dari teori struktural mikrotubulus. Ia membuktikan bahwa sel bukanlah ruang kosong, melainkan jaringan terorganisir yang dikuasai oleh arsitektur dinamis — dan mikrotubulus menjadi salah satu pilar utamanya.
30 Syarah (Penjelasan) Slide ke-15
Slide ini memperlihatkan struktur molekuler detail mikrotubulus, menampilkan bagaimana unit-unit α- dan β-tubulin tersusun secara heliks membentuk protofilamen, serta menunjukkan kompleks protein γ-tubulin di ujung negatif mikrotubulus yang sangat penting dalam proses nukleasi atau permulaan pembentukan mikrotubulus.
🧩 Struktur Dasar Mikrotubulus: α- dan β-Tubulin
-
α-Tubulin (alpha-tubulin) dan β-Tubulin (beta-tubulin) bergabung membentuk heterodimer, yang menjadi unit dasar penyusun protofilamen.
-
Gambar sebelah kanan menunjukkan bahwa 13 protofilamen menyusun dinding mikrotubulus dalam bentuk silinder heliks berdiameter 25 nm.
-
Dimer α-β disusun secara head-to-tail, menciptakan struktur yang polar (memiliki kutub + dan -).
🧬 Gambar Kiri – Kompleks Cincin γ-Tubulin (γ-TuRC)
-
γ-Tubulin (gamma-tubulin) ditunjukkan di bagian ujung mikrotubulus, yang berfungsi sebagai nukleator pembentukan mikrotubulus.
-
γ-Tubulin membentuk struktur cincin yang disebut γ-TuRC (gamma-Tubulin Ring Complex).
-
Dalam ilustrasi ini, γ-TuRC berfungsi sebagai template tempat dimer α-β tubulin mulai berpolimerisasi membentuk protofilamen dan kemudian mikrotubulus utuh.
📌 Selain γ-tubulin, juga terdapat accessory proteins (ditunjukkan dengan warna abu dan biru tua), yang membantu menstabilkan dan mengatur aktivitas γ-TuRC. Protein ini termasuk anggota GCPs (gamma-tubulin complex proteins) seperti GCP2 hingga GCP6.
⚙️ Fungsi γ-TuRC
-
γ-TuRC secara alami ditemukan di sentrosom, yaitu pusat organisasi mikrotubulus (MTOC) dalam sel hewan.
-
Fungsinya adalah:
-
Memulai polimerisasi mikrotubulus dengan orientasi kutub negatif tetap di pusat (MTOC) dan kutub positif tumbuh menjauhi pusat.
-
Menstabilkan ujung minus agar tidak mudah mengalami depolimerisasi.
-
🧠 Catatan Anotatif Ilmiah:
-
Tanpa γ-tubulin, pembentukan mikrotubulus di dalam sel tidak akan terorganisasi dengan baik.
-
γ-TuRC sangat penting dalam pembentukan:
-
Gelendong mitotik saat pembelahan sel.
-
Silinder basal silia dan flagela.
-
Jaringan mikrotubulus dalam sitoplasma yang mendukung transportasi vesikular.
-
📚 Penjelasan ini mengacu pada buku Molecular Biology of the Cell oleh Alberts et al. (Garland Science, 2008) — salah satu referensi paling otoritatif dalam Biologi Sel dan Molekuler.
✨ Kesimpulan Konseptual
Slide ini secara elegan menunjukkan bahwa struktur mikrotubulus tidak hanya tersusun rapi, tetapi juga dibentuk secara presisi oleh sistem protein khusus (γ-TuRC). Ini adalah bukti bahwa sel bukanlah sekadar reaksi kimia spontan, melainkan sistem yang sangat terorganisir dan terprogram secara biologis.
32 Syarah (Penjelasan) Slide ke-16
Slide ini menggambarkan peran kritis mikrotubulus dalam siklus sel, khususnya selama pembelahan sel (mitosis dan meiosis). Selain itu, dijelaskan juga tentang struktur sentriol dan sentrosom sebagai pusat pengorganisasian mikrotubulus.
1. "Mikrotubuli berfungsi dalam pemindahan kromosom pada saat metafase akan ke anafase, sehingga sel akan membelah."
➤ Saat pembelahan sel mencapai tahap metafase, kromosom tersusun di tengah bidang ekuator sel.
➤ Mikrotubulus membentuk gelendong mitotik (spindle fibers) yang menghubungkan kromosom ke sentrosom.
➤ Di tahap anafase, mikrotubulus ini akan menarik kromatid saudara ke arah kutub yang berlawanan.
➤ Ini adalah proses krusial untuk memastikan distribusi kromosom yang merata ke dua sel anak.
2. "Maka bila pembentukan mikrotubuli dihambat, maka pembelahan tidak akan terjadi. Sehingga proses perbanyakan sel dapat dihambat."
➤ Penjelasan ini sangat penting dalam konteks biologi sel dan pengobatan kanker.
➤ Obat seperti kolkisin, vinblastin, atau paclitaxel (taxol) dapat menghambat atau menstabilkan mikrotubulus, mencegah dinamikanya.
➤ Akibatnya, sel tidak dapat menyelesaikan mitosis, sehingga pembelahan terhenti, dan perbanyakan sel terganggu — prinsip dasar dari kemoterapi sitotoksik.
3. "Centrioles: pusat pembentukan mikrotubuli baru dengan trimer/triplet mikrotubuli."
➤ Sentriol (centriole) adalah struktur silindris yang berfungsi sebagai pusat pembentukan mikrotubulus baru, terutama selama mitosis.
➤ Setiap sentriol terdiri dari 9 triplet mikrotubulus, artinya tiap triplet berisi 3 mikrotubulus tersusun melingkar.
➤ Sentriol berperan penting dalam:
-
Pembentukan gelendong mitotik,
-
Inisiasi pembentukan silia dan flagela pada sel tertentu.
4. "Pada sel hewan, sentrosom memiliki sepasang sentriol, yang terdiri dari 9 triplet mikrotubulus yang melingkar."
➤ Sentrosom adalah organisasi mikrotubulus utama (MTOC) dalam sel hewan.
➤ Terdiri atas dua sentriol (berpasangan) yang tegak lurus satu sama lain dan dikelilingi oleh matriks protein perisentriolar, tempat γ-TuRC berada.
➤ Saat pembelahan sel, sentrosom menggandakan diri dan bermigrasi ke kutub yang berlawanan, menjadi kutub gelendong pembelahan.
🧠 Catatan Tambahan (Ilmiah):
-
Sentrosom hanya ditemukan pada sel hewan dan sebagian protista.
-
Sel tumbuhan tinggi tidak memiliki sentriol, namun tetap dapat membentuk gelendong mitotik melalui area khusus di kutub sel yang berperan seperti MTOC.
✨ Kesimpulan Konseptual
Slide ini menunjukkan bahwa tanpa mikrotubulus dan sentrosom, pembelahan sel tidak akan berlangsung dengan benar. Oleh karena itu, komponen ini merupakan kunci dari keberlangsungan hidup dan replikasi sel — dan sekaligus target terapeutik utama dalam pengendalian pertumbuhan sel abnormal seperti pada kanker.
34 Syarah (Penjelasan) Slide ke-17
Kalimat utama dalam slide ini menyatakan bahwa "Selama pembelahan sel terjadi replikasi sentriol." Pernyataan ini menjadi titik awal untuk memahami koordinasi antara siklus sel dan duplikasi organel non-membran, khususnya sentrosom dan sentriol, yang sangat krusial untuk proses mitosis dan meiosis yang sukses.
🧬 Struktur dan Komposisi Sentriol
-
Gambar kanan menunjukkan pasangan sentriol (centriole pair), yaitu dua struktur silindris pendek yang tersusun dari 9 triplet mikrotubulus yang disusun melingkar.
-
Setiap triplet terdiri dari tiga mikrotubulus terhubung (A, B, dan C tubulus), yang membentuk dinding silinder.
-
Dua sentriol biasanya tersusun tegak lurus (perpendicular) satu sama lain.
🧠 Peran Sentrosom dan Replikasi Sentriol
-
Sentrosom adalah pusat organisasi mikrotubulus (MTOC) dalam sel hewan, dan mengandung sepasang sentriol.
-
Selama fase interfase (khususnya S phase) dari siklus sel, sentriol mereplikasi diri sehingga sebelum mitosis dimulai, sel memiliki dua pasang sentriol.
-
Replikasi sentriol ini sangat penting karena masing-masing pasangan akan bermigrasi ke kutub berlawanan saat pembelahan, dan menjadi pusat dari gelendong mitotik (mitotic spindle) yang akan mengatur pembagian kromosom.
🔬 Gambar Mikroskopis (Kiri)
-
Gambar hitam-putih memperlihatkan hasil mikrograf elektron (TEM) dari sentriol:
-
Potongan longitudinal menunjukkan silinder panjang yang utuh.
-
Potongan melintang (cross section) menunjukkan pola khas 9 triplet mikrotubulus dalam tampilan cincin.
-
-
Skala 0.25 µm (mikrometer) mengonfirmasi bahwa sentriol merupakan struktur ultra-kecil, namun memiliki peran besar.
📌 Fakta Penting Tambahan:
-
Protein SAS-6 adalah salah satu protein utama yang berperan dalam awal pembentukan sentriol baru, dengan membentuk struktur “roda berjeruji” yang akan menjadi template mikrotubulus triplet.
-
Gangguan pada replikasi sentriol dapat menyebabkan anomali pembelahan sel, seperti pembentukan multipolar spindle yang berujung pada aneuploidy (jumlah kromosom abnormal) — salah satu ciri khas sel kanker.
🔁 Kesimpulan Konseptual
Replikasi sentriol bukanlah proses tambahan yang sekunder, melainkan bagian yang terintegrasi secara tepat waktu dalam siklus sel. Tanpa duplikasi sentriol yang akurat, posisi kutub mitotik akan kacau, dan pembagian kromosom menjadi tidak stabil, yang berisiko menghasilkan sel abnormal atau bahkan kegagalan mitosis.
36 Syarah (Penjelasan) Slide ke-18
Slide ini menekankan fungsi utama sentrosom (centrosome) sebagai pusat pengorganisasian mikrotubulus atau MTOC (Microtubule-Organizing Center) dan dampaknya terhadap polaritas dan organisasi internal sel. Gambar utama menampilkan mikrotubulus yang memancar keluar secara radial dari satu titik pusat, yaitu kompleks cincin γ-tubulin dalam sentrosom.
🧬 Struktur dan Fungsi Sentrosom
➤ Sentrosom terdiri dari:
-
Sepasang sentriol (centriole pair)
-
Dikelilingi oleh matriks perisentriolar, tempat terdapatnya kompleks cincin γ-tubulin (γ-TuRC)
-
γ-TuRC inilah yang menjadi “benih” (nukleator) untuk tumbuhnya mikrotubulus baru.
📍 Mikrotubulus tumbuh dari sentrosom dengan ujung minus (-) tertanam di γ-TuRC, sedangkan ujung plus (+) menjulur keluar ke sitoplasma, seperti terlihat pada gambar.
🔄 Makna Simbol “+” dan Arah Pertumbuhan Mikrotubulus
➤ Tanda “+” pada ujung mikrotubulus menunjukkan kutub positif, yaitu sisi tempat penambahan subunit tubulin terjadi lebih cepat.
➤ Pertumbuhan mikrotubulus bersifat dinamis dan terarah, berguna untuk:
-
Menentukan orientasi sel (polaritas sel)
-
Menunjang pergerakan organel dan vesikel
-
Mengatur posisi organel seperti nukleus, Golgi, dan mitokondria
📌 Fungsi Sentrosom dalam Sel (dikutip dari caption slide):
"Cell polarity including the organization of cell organelles, direction of membrane trafficking, and orientation of microtubules is determined by microtubule-organizing centers (MTOCs)."
🔍 Makna per kata:
-
Cell polarity = Polarisasi sel, yaitu arah yang berbeda dalam fungsi/struktur sel
-
Organization of organelles = Penataan organel di dalam sel
-
Membrane trafficking = Proses lalu lintas membran (eksositosis, endositosis, dll.)
-
Orientation of microtubules = Arah pertumbuhan mikrotubulus
-
MTOC = Pusat pengorganisasian mikrotubulus → dalam hal ini, sentrosom
🧠 Anotasi Tambahan Ilmiah (Kontekstual dan Klinis)
-
Polarisasi mikrotubulus sangat penting untuk:
-
Neuron (transportasi aksonal)
-
Sel epitel (pembentukan domain apikal-basal)
-
Sel imun (pengarahan sekresi sitokin)
-
-
Disfungsi sentrosom dapat menyebabkan abnormalitas pembelahan sel, misalnya multipolar spindle, dan menjadi pemicu aneuploidy → faktor penyebab utama pada berbagai jenis kanker.
🔬 Kesimpulan Konseptual
Sentrosom bukan hanya pengatur mikrotubulus, tetapi pusat arsitektur spasial sel. Ia menentukan arah dan orientasi yang krusial untuk fungsi sel yang sehat dan tertib. Dalam sel yang sedang berkembang, bergerak, atau membelah, sentrosom adalah “komando pusat” yang menentukan arah segalanya.
38 Syarah (Penjelasan) Slide ke-19
Slide ini menggambarkan tahapan akhir pembelahan sel tumbuhan, khususnya telofase dan sitokinesis, dengan fokus pada mekanisme pembentukan dinding sel baru melalui struktur yang disebut fragmoplas (phragmoplast). Proses ini unik dan berbeda dari mekanisme sitokinesis pada sel hewan.
🔬 Narasi Visual Slide:
(A) Telofase Awal:
-
Setelah kromosom ditarik ke masing-masing kutub (selesai anafase), terjadi reformasi membran inti.
-
Di tengah sel (bidang ekuator), mulai terbentuk struktur yang disebut fragmoplas (phragmoplast), yaitu mikrotubulus yang tersusun sejajar dan melintang di antara dua kutub sel.
(B) Sitokinesis:
-
Vesikel-vesikel kecil yang berasal dari badan Golgi (Golgi-derived vesicles) mulai berkumpul di tengah sel, di antara dua nukleus yang baru terbentuk.
-
Vesikel-vesikel ini mengandung material dinding sel, seperti pektin dan hemiselulosa.
-
Mikrotubulus fragmoplas mengarahkan dan menstabilkan pergerakan serta peleburan vesikel tersebut untuk membentuk lembaran selulosa awal (cell plate).
(C) Akhir Sitokinesis:
-
Setelah vesikel-vesikel menyatu, terbentuklah cell plate yang kemudian berkembang menjadi dinding sel baru yang membagi dua sel anak.
-
Dinding ini kemudian menyatu dengan dinding sel lama di sekeliling sel.
(D) Foto Mikroskopik (Kanannya):
-
Menampilkan tampilan nyata fragmoplas di bawah mikroskop, menunjukkan struktur simetris seperti kumparan di tengah sel tumbuhan yang sedang membelah.
🧠 Makna Biologis dan Peran Mikrotubulus:
-
Mikrotubulus fragmoplas memiliki peran kunci dalam:
-
Menentukan lokasi pembelahan
-
Mengarahkan vesikel Golgi ke lokasi pembentukan cell plate
-
Menyusun jalur transportasi untuk material dinding sel
-
📌 Perlu dicatat bahwa sel hewan membelah melalui kontraksi cincin aktin-myosin, sedangkan sel tumbuhan menggunakan vesikulasi dan pembentukan cell plate karena adanya dinding sel yang kaku.
📚 Kesimpulan Konseptual:
Pada awal telofase, setelah kromosom dipisahkan, terbentuklah struktur fragmoplas di ekuator spindle, tempat di mana vesikel Golgi berkumpul dan menyatu, menghasilkan dinding sel baru yang akan membagi dua sel anak. Mekanisme ini adalah bukti bagaimana sitoskeleton (khususnya mikrotubulus) berperan tidak hanya dalam membagi materi genetik, tetapi juga dalam pembentukan arsitektur sel yang baru.
40 Syarah (Penjelasan) Slide ke-20
Slide ini memperkenalkan berbagai senyawa farmakologis yang mampu mengganggu dinamika mikrotubulus, dan saat ini banyak digunakan sebagai obat antikanker (kemoterapi). Inti dari strategi ini adalah: menghentikan pembelahan sel dengan menghentikan fungsi mikrotubulus — struktur yang sangat penting untuk mitosis.
🧪 Bagian Atas Slide – Narasi Utama
“Zat-zat tertentu penghambat polimerisasi mikrotubulin, dan sekarang dipakai sebagai obat (anti tumor → menghambat pembelahan sel dengan cara menghambat pembentukan tubulin)”
🔍 Makna frasa penting:
-
Polimerisasi mikrotubulin: proses penambahan dimer tubulin untuk memperpanjang mikrotubulus.
-
Depolimerisasi: proses pelepasan dimer tubulin dari ujung mikrotubulus.
-
Anti-tumor: senyawa yang menargetkan sel kanker, terutama yang membelah cepat.
🧬 Zat-Zat Penghambat Mikrotubulus dan Mekanismenya:
🔹 Colchicine, Colcemid, Nocodazole
➤ Ketiganya bekerja dengan cara mencegah penambahan dimer tubulin ke mikrotubulus, sehingga menghambat polimerisasi.
➤ Akibatnya, mikrotubulus terdepolimerisasi dan gelendong mitotik tidak terbentuk.
➤ Efek biologis: sel terhenti di metafase dan tidak dapat melanjutkan ke anafase → apoptosis atau kematian sel.
🔹 Vimblastine & Vincristine
➤ Dua senyawa ini berasal dari tanaman Vinca rosea (tapak dara) dan telah lama digunakan sebagai kemoterapi lini pertama.
➤ Mereka menghambat polimerisasi dan mendorong destabilisasi mikrotubulus → menyebabkan kolaps struktur gelendong mitotik.
➤ Digunakan untuk pengobatan leukemia, limfoma, dan kanker solid seperti kanker payudara dan paru-paru.
🔹 Vincristine (fungsi tambahan)
➤ Dalam baris bawah, disebutkan bahwa vincristine dapat juga menstabilkan mikrotubulus. Namun pernyataan ini agak keliru, karena efek stabilisasi justru dikenal lebih khas dari paclitaxel (taxol), bukan vincristine.
✅ Revisi ilmiah:
-
Vincristine = menghambat polimerisasi (tidak menstabilkan mikrotubulus).
-
Taxol (Paclitaxel) = menstabilkan mikrotubulus, sehingga mikrotubulus tetap ada dan tidak dapat terurai, dan menyebabkan sel terjebak di mitosis tanpa progresi.
⚠️ Catatan Korektif
-
Baris ketiga yang menyebut "Vincristine → menstabilkan mikrotubuli" kemungkinan salah ketik atau salah informasi.
-
Informasi tersebut lebih cocok ditujukan untuk Taxol/Paclitaxel, bukan vincristine.
🧠 Konsep Kunci
Senyawa-senyawa ini mengganggu siklus hidup sel kanker yang sangat bergantung pada mitosis cepat. Dengan mengintervensi mikrotubulus, mereka:
-
Mengganggu pemisahan kromosom
-
Mencegah pembentukan gelendong mitotik
-
Memicu kematian sel terprogram (apoptosis)
📚 Kesimpulan Konseptual
Sitoskeleton, khususnya mikrotubulus, bukan hanya kerangka mekanik, tetapi juga target molekuler penting dalam terapi kanker. Melalui intervensi pada dinamika polimerisasi tubulin, para ilmuwan mampu menghentikan siklus hidup sel ganas, membuka peluang bagi terapi berbasis mikrotubulus yang efektif dan terarah.
42 Syarah (Penjelasan) Slide ke-21
Slide ini menyoroti peran mikrotubulus sebagai elemen dinamis yang tidak hanya berfungsi sebagai kerangka sel, tetapi juga menghasilkan gerakan aktif melalui struktur yang disebut silia dan flagela. Struktur ini sangat penting dalam berbagai jenis sel, baik pada organisme bersel satu maupun organisme multiseluler seperti manusia.
📌 1. “Dapat bergerak/berfungsi untuk pergerakan sel.”
➤ Mikrotubulus disebut motil apabila ia menjadi bagian dari struktur yang menyebabkan sel bergerak aktif.
➤ Ini melibatkan sistem mikrotubulus yang terintegrasi dengan motor protein dan struktur pelengkap seperti membran dan matriks seluler.
📌 2. “Contoh: Mikrotubula yang motil = flagela dan silia”
➤ Dua struktur ini digunakan untuk pergerakan sel atau pergerakan zat di atas permukaan sel:
-
Flagela: Umumnya lebih panjang, satuan atau sedikit, mendorong gerak seperti cambuk (contoh: sperma manusia).
-
Silia: Biasanya pendek dan banyak, melakukan gerakan seperti gelombang (contoh: sel epitel saluran pernapasan).
📌 3. “Sama dalam ultrastruktur: sama-sama memiliki inti yang terdiri dari mikrotubulus.”
➤ Silia dan flagela memiliki susunan mikrotubulus khas yang disebut “axoneme”, dengan pola 9+2:
-
9 pasang mikrotubulus di perifer
-
2 mikrotubulus tunggal di tengah
📌 Struktur ini dikelilingi oleh membran plasma dan terhubung dengan protein motorik seperti dynein, yang memberikan gaya untuk gerakan.
📏 4. Ukuran Fisik
-
Silia:
-
Diameter (Ø): ± 0,25 µm
-
Panjang (P): 2–20 µm
-
-
Flagela:
-
Diameter (Ø): ± 0,25 µm (sama seperti silia)
-
Panjang (P): 10–200 µm (jauh lebih panjang dari silia)
-
🔍 Meskipun diameter keduanya sama, perbedaan panjang mencerminkan fungsi dan mode gerakan yang berbeda.
⚙️ 5. “Dinein: protein yang bertanggung jawab untuk memulai pergerakan.”
➤ Dynein adalah motor protein yang bergerak sepanjang mikrotubulus dengan menggunakan energi dari ATP.
➤ Dalam konteks silia dan flagela:
-
Dynein terpasang pada satu pasang mikrotubulus dan menarik pasangannya yang lain, menciptakan gaya geser.
-
Gaya ini kemudian dikonversi menjadi lengkungan dan gerakan berayun oleh struktur penghubung antar mikrotubulus → menghasilkan gerak silia atau cambuk flagela.
🧠 Catatan Ilmiah Tambahan
-
Mutasi pada protein dynein atau protein penyusun axoneme dapat menyebabkan kelainan motilitas sel, seperti:
-
Situs inversus (organ terbalik posisi)
-
Infertilitas pada pria
-
Infeksi saluran napas berulang (sindrom Kartagener)
-
✨ Kesimpulan Konseptual
Mikrotubulus bukan hanya rel transportasi internal, tetapi juga menjadi penggerak utama dalam gerakan sel dan lingkungan sekitarnya. Dengan bantuan motor protein dynein, mikrotubulus dalam silia dan flagela menciptakan gerakan yang sangat teratur, penting untuk kehidupan seluler dan fisiologi organisme secara keseluruhan.
44 Syarah (Penjelasan) Slide ke-22
Slide ini menjelaskan bahwa dynein, sebagai motor protein utama mikrotubulus, tidak bekerja sendirian, tetapi memerlukan sejumlah besar protein tambahan untuk mengikat dan mengangkut vesikel secara efisien di sepanjang jalur mikrotubulus.
🧠 Penjelasan Inti Kalimat Utama:
"Dynein membutuhkan kehadiran sejumlah besar protein tambahan untuk diasosiasikan dengan organel yang tertutup membran (vesicle)."
Maknanya adalah bahwa dynein tidak langsung menempel ke permukaan vesikel. Ia memerlukan adapter dan kompleks pendukung, agar dapat “mengenali” dan menempel kuat ke muatan kargo seperti:
-
Vesikel transport
-
Organel bermembran (misalnya endosom, lisosom, mitokondria)
🧬 Struktur Visual Slide:
-
Vesicle (kargo) berada di bagian atas, mengandung glycoprotein membran sebagai penanda permukaan.
-
Di antara vesikel dan mikrotubulus terdapat berlapis-lapis protein adaptor:
-
Ankyrin dan spectrin: protein penghubung sitoskeleton ke membran.
-
Dynactin complex: kompleks besar (warna merah) yang menjadi “jembatan” antara dynein dan vesikel.
-
Arp1 filament: bagian dari dynactin, mirip dengan filamen aktin, memperkuat keterikatan struktur.
-
Dynein: motor protein utama (warna hijau), bergerak di sepanjang mikrotubulus menuju kutub negatif (-).
-
⚙️ Fungsi Kolaboratif dari Kompleks Ini:
-
Pengikatan Stabil Kargo (vesikel) ke Dynein
-
Tanpa dynactin, dynein tidak dapat terikat langsung ke vesikel secara efisien.
-
Dynactin bertindak sebagai “jembatan molekuler”, menyatukan motor dengan muatan.
-
-
Penentuan Arah dan Jalur Transport
-
Mikrotubulus memiliki polaritas, dan dynein bergerak menuju kutub negatif, biasanya menuju inti sel.
-
Sistem ini memastikan arah pergerakan vesikel sesuai kebutuhan sel (misalnya endosom ke pusat sel, lisosom ke perinuklear area).
-
-
Peran Spektrin dan Ankyrin
-
Membantu dalam penjembatan struktural antara membran vesikel dan kompleks penggerak.
-
Juga memainkan peran dalam organisasi permukaan vesikel dan interaksi jangka panjang dengan mikrotubulus.
-
📦 Konsekuensi Fungsional dalam Sel:
-
Tanpa kompleks ini, vesikel tidak bisa diarahkan secara spesifik ke lokasi target.
-
Ini akan mengganggu lalu lintas intraseluler, seperti:
-
Pengiriman enzim ke lisosom
-
Transport reseptor yang dimediasi endositosis
-
Distribusi ulang organel saat siklus sel
-
✨ Kesimpulan Konseptual
Dynein bukan sekadar “mesin penggerak” seluler — ia adalah bagian dari sistem transportasi kompleks, mirip seperti truk kargo yang tidak dapat bekerja tanpa sistem navigasi, alat derek, dan penjaga pintu gudang. Slide ini menekankan pentingnya kooperasi antar-protein untuk mendukung kelancaran distribusi material dalam sel, yang seluruhnya bergantung pada mikrotubulus sebagai jalur logistik utama.
46 Syarah (Penjelasan) Slide ke-23
Slide ini menggambarkan lalu lintas seluler yang sangat terorganisir di sepanjang mikrotubulus, yang berfungsi seperti jalur transportasi satu arah. Kunci dari mekanisme ini terletak pada dua jenis motor protein utama: kinesin dan dynein, yang bergerak ke arah berlawanan.
📌 Narasi Kalimat Utama Slide
"Kebanyakan kinesin bergerak ke arah ujung plus dari mikrotubulus, sedangkan dynein bergerak ke arah minus."
🧭 Polaritas Mikrotubulus:
-
Ujung plus (+): sisi yang lebih dinamis, tempat penambahan subunit tubulin terjadi lebih cepat. Biasanya mengarah ke pinggiran sel.
-
Ujung minus (−): sisi yang lebih stabil, biasanya tertanam di pusat organisasi mikrotubulus (MTOC) seperti sentrosom, dekat nukleus.
🏃♂️ KINESIN: Motor Menuju Ujung Plus
-
Arah gerak: dari nukleus menuju tepi sel (anterograd).
-
Fungsi:
-
Membawa vesikel sekresi ke membran plasma.
-
Mengangkut organel seperti mitokondria ke tempat dengan kebutuhan energi tinggi.
-
-
Struktur: memiliki globular head yang mengikat mikrotubulus, dan tail yang membawa kargo.
🏃♂️ DYNEIN: Motor Menuju Ujung Minus
-
Arah gerak: dari pinggir sel menuju inti sel (retrograd).
-
Fungsi:
-
Mengembalikan vesikel ke badan Golgi atau lisosom.
-
Membawa sinyal internalisasi ke nukleus.
-
-
Bekerja bersama dynactin complex (seperti dijelaskan di slide sebelumnya) untuk mengikat vesikel bermembran.
🔄 Ilustrasi Visual Slide
-
Gambar mikrotubulus sebagai lintasan hijau dengan arah plus dan minus.
-
Kinesin (tiga bentuk berbeda di atas) bergerak ke kanan (arah plus) dengan kargo beragam.
-
Dynein (di bawah) bergerak ke kiri (arah minus) membawa satu muatan vesikel.
-
Panah merah dan biru menunjukkan arah gerak yang berlawanan secara fungsional, namun saling melengkapi.
🧠 Catatan Tambahan (Aplikasi dalam Sel Nyata)
-
Di dalam neuron:
-
Kinesin: membawa neurotransmitter dari badan sel ke terminal akson (anterograde transport).
-
Dynein: mengembalikan komponen rusak atau sinyal ke soma (retrograde transport).
-
-
Gangguan pada kinesin/dynein dikaitkan dengan penyakit neurodegeneratif, seperti ALS dan Huntington’s disease.
✨ Kesimpulan Konseptual
Mikrotubulus bukan hanya struktur statis, tetapi jalan raya molekuler tempat motor protein seperti kinesin dan dynein membawa “muatan” penting bagi kehidupan sel. Pergerakan ini tidak acak, tetapi terarah dan terpolarisasi, mengikuti orientasi mikrotubulus, dan menjadi dasar dari sistem logistik seluler yang efisien dan presisi tinggi.
48 Syarah (Penjelasan) Slide ke-24
Slide ini menjelaskan bahwa flagela dan silia, dua struktur penting dalam pergerakan sel, memiliki struktur mikrotubulus internal yang khas, yang disebut axoneme. Keduanya memiliki fungsi motil yang sangat penting, baik dalam konteks organisme bersel satu maupun pada jaringan tertentu dalam tubuh manusia.
📌 1. “Baik silia atau flagela tersusun atas bagian tengah atau pusat mikrotubul dublet dikelilingi oleh 9 mikrotubul dublet.”
➤ Struktur axoneme adalah bagian sentral dari silia dan flagela yang terdiri atas:
-
2 mikrotubulus tunggal di pusat (central pair)
-
9 pasang mikrotubulus (doublet) di sekelilingnya
➤ Struktur ini disebut pola “9+2”, dan sangat konservatif dalam dunia eukariotik — ditemukan dari protista hingga manusia.
🧬 2. “Oleh karena itu, susunan silia atau flagela sering disebut struktur atau pola 9+2 disebut struktur axoneme.”
➤ Istilah axoneme merujuk pada kerangka silia atau flagela yang terdiri dari mikrotubulus dan protein pengatur lainnya. ➤ Struktur ini memungkinkan pergerakan terkoordinasi dengan bantuan protein motorik, khususnya:
-
Dynein (axonemal dynein) → menghasilkan gaya geser yang menyebabkan pembengkokan.
🔁 3. “Mikrotubul pada silia dan flagela bertindak sebagai pendukung sekaligus alat pergerakan ketika organel cilia atau flagela bergetar.”
➤ Mikrotubulus dalam axoneme berfungsi ganda:
-
Struktur mekanik: menopang bentuk silia/flagela agar stabil.
-
Komponen aktif: bersama dynein, memproduksi gerakan seperti cambuk atau ombak, yang mendukung mobilitas.
🧠 Aplikasi Biologis
-
Silia:
-
Di saluran napas → menyapu lendir dan partikel keluar dari paru.
-
Di tuba falopi → membantu transport ovum.
-
-
Flagela:
-
Contoh utama adalah flagela sperma, memungkinkan sel sperma berenang menuju sel telur.
-
📌 Kerusakan pada komponen axoneme dapat menyebabkan Primary Ciliary Dyskinesia (PCD), ditandai dengan infertilitas, infeksi saluran napas, dan situs inversus (pencerminan posisi organ dalam).
🧪 Ilustrasi Gambar:
-
Gambar atas menunjukkan struktur potongan melintang flagela yang memperlihatkan pola 9+2 mikrotubulus dengan tampilan 3D.
-
Gambar bawah menunjukkan sel Paramecium yang memiliki silia pendek dan banyak, digunakan untuk bergerak dan mengarahkan makanan ke mulut sel.
✨ Kesimpulan Konseptual
Struktur silia dan flagela yang berbasis mikrotubulus tidak hanya menopang bentuk, tetapi juga menjadi alat penggerak utama sel. Dengan pola axoneme 9+2, ditambah dukungan protein motor seperti dynein, silia dan flagela mampu menghasilkan gerakan terarah dan efisien — esensial bagi kelangsungan hidup banyak jenis sel dan organisme.
50 Syarah (Penjelasan) Slide ke-25
Slide ini secara visual memperjelas arsitektur mikrotubulus dalam silia dan flagela, baik dalam penampang melintang (cross-section) maupun dimensi struktural dan molekuler. Visualisasi ini sangat penting untuk memahami bagaimana sistem sitoskeletal mikrotubulus mendukung gerakan seluler yang sangat presisi.
🧩 Struktur Mikrotubulus dalam Silia dan Flagela
1. Axoneme: Pola 9+2
➤ Pada kedua gambar (kiri dan kanan), tampak pola 9+2:
-
9 pasang mikrotubulus (doublet) di sekeliling tepi (outer doublet microtubules)
-
2 mikrotubulus tunggal di tengah (central microtubules)
📌 Ini adalah konfigurasi axoneme khas silia dan flagela eukariotik yang memungkinkan gerakan bergelombang atau mencambuk.
2. Komponen Tambahan dalam Axoneme:
-
Dynein arms: Protein motor (ditandai merah pada gambar kanan dan kiri) yang menyebabkan geseran antar mikrotubulus → menghasilkan lengkungan struktur.
-
Radial spokes: Menjembatani mikrotubulus pusat dengan mikrotubulus perifer, membantu dalam kontrol mekanika gerakan.
-
Nexin links: Protein pengikat lateral antar mikrotubulus doublet, mencegah slip berlebihan, menghasilkan gerakan terkoordinasi.
3. Basal Body (Badan Dasar)
➤ Tampak pada bagian bawah kiri dan bawah kanan (label: basal body / Basalkörper). ➤ Ini adalah struktur dasar yang menambatkan silia/flagela ke sel dan berfungsi sebagai MTOC (Microtubule Organizing Center) lokal. ➤ Susunan mikrotubulus di basal body adalah 9 triplet, mirip dengan sentriol.
⚙️ Dinamika Mikrotubulus di Silia dan Flagela
-
Mikrotubulus ini bukan hanya pendukung struktural, tetapi juga saluran energi dan gerakan, berkat interaksi dengan ATP dan motor protein dynein.
-
Setiap gerakan silia/flagela berasal dari aktivitas dynein yang menyebabkan “pergeseran” antar doublet, lalu dikonversi menjadi pembengkokan terkoordinasi oleh struktur radial dan nexin.
🧠 Anotasi Ilmiah Tambahan
-
Sistem ini sangat tersentralisasi dan presisi tinggi, sehingga kerusakan pada salah satu komponennya dapat menimbulkan:
-
Gangguan transport mukus (saluran pernapasan)
-
Infertilitas (gangguan flagela sperma)
-
Situs inversus (dalam Primary Ciliary Dyskinesia)
-
✨ Kesimpulan Konseptual
Mikrotubulus dalam silia dan flagela bukan sekadar “tabung kosong”, tetapi mekanisme nano yang kompleks, terdiri atas protein struktural dan motorik. Kesatuan antara axoneme, basal body, dan dynein menjadikan silia dan flagela sebagai alat gerak molekuler yang presisi, teratur, dan vital bagi kehidupan banyak jenis sel.
52 Syarah (Penjelasan) Slide ke-26
Slide ini menggarisbawahi alasan mengapa flagela dan silia dapat bergerak secara aktif. Jawabannya terletak pada sistem mikrotubulus internal yang terorganisasi, yang membentuk struktur axoneme dengan konfigurasi 9+2. Di sinilah peran sitoskeleton sebagai "mesin penggerak" benar-benar terasa.
📌 Narasi Utama:
"Flagel/silia dapat bergerak karena di dalamnya terdapat suatu sistem mikrotubuli dengan rumus 2+9 (2 mikrotubuli di tengah dengan 9 mikrotubuli yang mengelilingi, yang terdiri atas mikrotubuli utuh dan tak utuh)."
🧬 Penjelasan Struktur 9+2 Axoneme
-
2 Mikrotubulus Tengah (Central pair)
➤ Berada di tengah silia atau flagela, dan penuh/utuh (tubulus A).
➤ Berperan sebagai pengatur koordinasi gerakan mikrotubulus sekeliling. -
9 Mikrotubulus di Lingkaran Luar (Outer doublets)
➤ Terdiri atas tubulus A (utuh) dan tubulus B (setengah lingkaran/parsial).
➤ Tubulus A memiliki dynein arm yang menarik tubulus B pasangannya.
➤ Gaya tarik-menarik ini menimbulkan geseran antar doublet → menyebabkan pembengkokan struktur → terciptalah gerakan.
📌 Kombinasi struktur ini dikenal dengan nama axoneme, dan merupakan dasar dari motilitas eukariotik berbasis mikrotubulus.
⚙️ Bagaimana Gerakan Terjadi?
-
Dynein arms menggunakan ATP untuk menghasilkan gesekan lateral antar mikrotubulus doublet.
-
Gesekan ini dikonversi menjadi lengkungan terarah oleh:
-
Nexin links (yang membatasi geseran)
-
Radial spokes (menjaga jarak dan sinkronisasi)
-
📍 Tanpa pola 9+2 ini, flagela dan silia tidak bisa bergerak dengan benar, bahkan jika mikrotubulus tetap ada.
🧠 Catatan Kontekstual dan Klinis
-
Jika salah satu komponen (dynein, nexin, radial spoke) hilang atau rusak, motilitas akan terganggu.
-
Kondisi seperti situs inversus, bronkiektasis, dan infertilitas pria merupakan manifestasi dari disfungsi silia/flagela (misalnya dalam sindrom Kartagener).
✨ Kesimpulan Konseptual
Pergerakan flagela dan silia bukanlah hasil dari kontraksi otot atau gesekan mekanik biasa, melainkan hasil dari rangkaian interaksi mikrotubulus yang terorganisasi dalam pola axoneme 9+2. Setiap gerakan seluler, dari pembersihan paru-paru hingga perjalanan sperma, bergantung pada orchestrasi elegan dari sitoskeleton mikrotubulus dan motor protein dynein.
54 Syarah (Penjelasan) Slide ke-27
Slide ini memberikan gambaran mekanika gerakan dari dua organel motil utama pada sel eukariotik — silia dan flagela — dengan pendekatan yang membedakan arah dan pola geraknya, meskipun keduanya berbagi struktur dasar mikrotubulus axoneme 9+2 yang sama.
📌 1. Gerakan Silia
“Mirip mendayung, dengan ayunan mendorong dan mundur silih berganti menghasilkan gaya arah tegak lurus sumbu silia.”
🧭 Ciri utama:
-
Gerakan silia menyerupai pendayung perahu: satu ayunan ke belakang mendorong fluida/mukus, kemudian silia kembali ke posisi awal dengan gerakan recovery.
-
Gerakan ini bersifat asinkron namun terkoordinasi, menciptakan gelombang seperti “stadion wave”.
-
Arah gaya gerakan silia: tegak lurus terhadap sumbunya → efisien untuk menggerakkan fluida di atas permukaan sel.
🧪 Contoh: epitel saluran napas manusia, tuba falopi wanita.
📌 2. Gerakan Flagela
“Gerak mengombak yang menghasilkan gaya dengan arah yang sama dengan sumbu flagela.”
🧭 Ciri utama:
-
Flagela bergerak seperti cambuk yang berayun secara periodik.
-
Gerakannya lebih lambat namun lebih panjang dan kontinu dibanding silia.
-
Arah gaya yang dihasilkan searah dengan sumbu flagela, sehingga mendorong sel maju ke depan.
🧪 Contoh: gerak sel sperma menuju sel telur.
🎥 Video Pendukung
SILAKAN LIHAT VIDEO BERIKUT TTG PERGERAKAN SILIA DAN FLAGELA → https://youtu.be/2IA2faVXt7A
Video tersebut sangat membantu mahasiswa untuk:
-
Melihat perbedaan nyata antara gerak mendayung (silia) vs mengombak (flagela).
-
Menyadari bahwa meskipun struktur mikrotubulusnya identik, peran dan pola geraknya bisa sangat berbeda.
✨ Kesimpulan Konseptual
Silia dan flagela adalah “alat gerak” yang dibentuk oleh sistem mikrotubulus internal yang sama, namun menghasilkan pola gerakan yang berbeda berdasarkan kebutuhan sel. Silia digunakan untuk menggerakkan fluida di luar sel, sedangkan flagela digunakan untuk menggerakkan seluruh sel.
56 Syarah (Penjelasan) Slide ke-28
Slide ini merupakan penutup visual yang menguatkan pemahaman tentang bagaimana silia dan flagela eukariotik bergerak secara terarah, dan bagaimana mereka berbeda dari flagela prokariotik, baik dari segi struktur maupun mekanisme geraknya.
📌 Bagian Atas Gambar – Tiga Jenis Struktur dan Gerakan:
-
(a) Prokaryotic Flagellum
-
Terlihat sebagai filamen sederhana.
-
Terbuat dari protein flagellin, bukan mikrotubulus.
-
Gerakannya berputar (rotational movement) seperti baling-baling.
-
Digerakkan oleh motor flagelar berbasis gradien proton.
-
-
(b) Eukaryotic Flagellum
-
Terbuat dari mikrotubulus dalam pola axoneme 9+2.
-
Gerakannya mengombak (undulating movement).
-
Digerakkan oleh dynein yang mengonsumsi ATP.
-
-
(c) Eukaryotic Cilium
-
Lebih pendek dan banyak jumlahnya.
-
Gerakannya mirip mendayung, menghasilkan pola bolak-balik terkoordinasi.
-
-
(d) Ciliary Movement
-
Panah merah menunjukkan pola mengayun maju dan kembali (power stroke dan recovery stroke).
-
Setiap silia bergerak tidak bersamaan, tetapi membentuk gelombang sinkron yang efisien.
-
🔁 Bagian Bawah – Detil Gerakan:
Movement of Cilium
-
Power Stroke: silia memukul medium seperti dayung, mendorong fluida secara aktif.
-
Recovery Stroke: silia melengkung dan kembali ke posisi awal dengan hambatan minimal.
Movement of Flagellum
-
Flagela bergerak secara mengombak kontinu, seperti cambuk atau ular.
-
Menghasilkan gaya searah dengan sumbu flagela, mendorong sel bergerak maju.
🧠 Perbedaan Kunci antara Silia dan Flagela Eukariotik:
Aspek | Silia | Flagela |
---|---|---|
Jumlah | Banyak per sel | Biasanya satu atau dua |
Panjang | Pendek | Panjang |
Pola gerakan | Mendayung, sinkron | Mengombak, bergelombang |
Fungsi umum | Menggerakkan fluida di luar sel | Menggerakkan seluruh sel |
✨ Kesimpulan Konseptual
Silia dan flagela eukariotik berbeda dari flagela prokariotik secara fundamental dalam struktur, mekanisme gerak, dan fungsinya. Slide ini memperjelas bahwa meskipun keduanya bergantung pada mikrotubulus dan dynein untuk motilitas, silia bekerja dalam pola ayunan terkoordinasi (power–recovery), sedangkan flagela menciptakan gerakan propulsif bergelombang. Pemahaman ini krusial untuk menjelaskan bagaimana berbagai jenis sel melakukan mobilitas dan menjaga fungsinya dalam lingkungan yang kompleks.
58 Syarah (Penjelasan) Slide ke-29
Slide ini memaparkan mikrofilamen sebagai salah satu dari tiga komponen utama sitoskeleton. Mikrofilamen ini dibentuk oleh protein aktin, yang memiliki dua bentuk dasar dan memiliki kemampuan untuk berpolimerisasi secara dinamis dalam proses yang bergantung pada ATP.
📌 1. Ukuran dan Panjang Mikrofilamen
"Berukuran 7–8 nm dengan panjang tidak dapat ditentukan"
➤ Mikrofilamen adalah komponen terkecil dari sitoskeleton, bahkan lebih kecil dibanding mikrotubulus (25 nm) dan filamen intermediate (~10 nm).
➤ Panjangnya bervariasi tergantung kebutuhan sel, karena mereka bersifat sangat dinamis dan adaptif.
🧬 2. Terbuat dari Protein Aktin
"Dibangun oleh protein struktural aktin, yang mempunyai 2 bentuk:"
(a) G-aktin (Globular actin)
-
Bentuk monomer dari aktin.
-
Berat molekul ± 43.000 Dalton.
-
Larut dalam kondisi fisiologis.
-
Mengandung situs pengikat ATP/ADP.
(b) F-aktin (Filamentous actin)
-
Bentuk polimer dari G-aktin.
-
Membentuk filamen panjang beruntai ganda berpilin.
-
Menyusun mikrofilamen aktual di dalam sel.
⚙️ 3. Proses Polimerisasi
"G-aktin terpolimerasi membentuk F-aktin dibantu oleh ATP"
➤ Polimerisasi G-aktin → F-aktin terjadi dalam tiga tahap:
-
Nukleasi – pembentukan inti polimer dari 3 monomer.
-
Elongasi – penambahan G-aktin ke kedua ujung (lebih cepat di ujung +).
-
Steady state – terjadi pertukaran dinamis antara G-aktin dan F-aktin (treadmilling).
➤ ATP dibutuhkan untuk stabilisasi dan inisiasi polimerisasi. Setelah polimerisasi, ATP dihidrolisis menjadi ADP.
🔁 4. ADP dalam Polimerisasi
"Hasil polimerasi mengandung unit ADP yang terikat pada monomer aktin"
➤ Setelah G-aktin bergabung ke filamen, ATP-nya dihidrolisis menjadi ADP.
➤ G-aktin-ADP kurang stabil, sehingga cenderung dilepas dari ujung minus — memungkinkan siklus perakitan dan pembongkaran (dinamika mikrofilamen).
🧠 Makna Biologis Mikrofilamen
-
Menyokong bentuk sel (korteks sel).
-
Mendukung pergerakan ameboid dan kontraksi otot.
-
Memfasilitasi endositosis, eksositosis, dan pembelahan sel.
✨ Kesimpulan Konseptual
Mikrofilamen adalah struktur tipis namun sangat dinamis yang tersusun dari aktin. Proses pembentukannya melibatkan konversi G-aktin menjadi F-aktin dengan bantuan ATP, lalu terjadi siklus polimerisasi-depolimerisasi yang mendukung fleksibilitas struktural dan gerakan seluler. Peran mikrofilamen sangat vital dalam mempertahankan bentuk sel, pengaturan membran, serta transduksi sinyal dan gerakan sel.
60 Syarah (Penjelasan) Slide ke-30
Slide ini memberikan visualisasi yang sederhana namun sangat penting untuk memahami karakteristik fisik mikrofilamen. Mikrofilamen disebut juga filamen aktin karena memang disusun sepenuhnya dari monomer aktin yang telah terpolimerisasi.
📌 1. “Batang padat, Ø ± 7 nm”
➤ Mikrofilamen memiliki diameter sekitar 7 nanometer, dan tidak berongga (berbeda dari mikrotubulus yang berbentuk tabung berongga).
➤ Karena bentuknya padat dan fleksibel, mikrofilamen sangat cocok untuk mendukung bentuk sel, terutama di korteks sel (bagian perifer sitoplasma).
📌 2. “Disebut juga filamen aktin”
➤ Disebut demikian karena komponen utama penyusunnya adalah protein aktin.
➤ Dalam gambar kanan, tampak monomer aktin (bulatan merah) yang bergabung membentuk rantai spiral F-aktin (filamentous actin), dengan orientasi yang polar:
-
Ujung plus (+): tempat pertumbuhan yang lebih cepat.
-
Ujung minus (−): tempat pelepasan monomer.
📌 3. “Fungsi: menyokong bentuk sel, mempertahankan bentuk sel”
➤ Ini adalah fungsi paling mendasar mikrofilamen:
-
Menjadi kerangka mekanik sel.
-
Memungkinkan sel mempertahankan atau mengubah bentuknya saat terjadi tekanan.
-
Berperan dalam kontraksi sel, eksositosis, pembelahan sel, dan migrasi sel.
🔬 Penjelasan Visual Tambahan
-
Gambar di kanan memperlihatkan struktur heliks ganda dari F-aktin, di mana G-aktin terorganisasi dalam spiral dengan jarak antar subunit 37 nm.
-
Visualisasi juga menunjukkan orientasi polar (plus dan minus end), penting untuk memahami arah polimerisasi dan dinamika treadmilling.
🧠 Konsekuensi Dinamika Mikrofilamen
-
Kemampuan polimerisasi dan depolimerisasi mikrofilamen menjadikannya sangat responsif terhadap sinyal intra- dan ekstraseluler.
-
Dalam imunitas seluler atau pergerakan ameboid, mikrofilamen akan mengatur pembentukan pseudopodia.
✨ Kesimpulan Konseptual
Mikrofilamen adalah tulang lunak sel – fleksibel namun kuat. Meskipun hanya berdiameter 7 nm, mereka berperan besar dalam menjaga integritas bentuk sel, serta memungkinkan sel bergerak, membelah, dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Keunikan struktur padat dan polaritasnya menjadikan mikrofilamen sebagai komponen vital dalam sistem sitoskeleton.
62 Syarah (Penjelasan) Slide ke-31
Slide ini mengilustrasikan struktur kompleks mikrofilamen (filamen aktin) yang bukan hanya tersusun dari aktin, tetapi juga berinteraksi dengan protein motorik miosin dan protein regulator tropomiosin dan troponin, yang sangat penting terutama dalam fungsi kontraksi otot dan gerakan sel non-otot.
📌 1. “Terdiri dari protein aktin, miosin, dan tropomiosin”
➤ Aktin membentuk filamen dasar (F-aktin), dan merupakan tulang utama dari mikrofilamen.
➤ Miosin adalah protein motorik yang berjalan di atas filamen aktin, mengubah energi kimia dari ATP menjadi gerak mekanik.
➤ Tropomiosin melilit sepanjang filamen aktin dan mengatur aksesibilitas situs pengikatan miosin.
➤ Troponin (terlihat dalam gambar hitam bulat) adalah kompleks protein regulator, yang bereaksi terhadap kalsium (Ca²⁺) untuk mengubah posisi tropomiosin, memungkinkan atau menghambat interaksi aktin-miosin.
📍 Catatan penting: Kombinasi aktin–miosin–tropomiosin–troponin sangat penting dalam sel otot, tetapi variasinya juga ditemukan dalam jenis sel eukariotik non-otot seperti fibroblas atau sel epitel.
📌 2. “Aktin: protein globular, terbanyak dalam sel eukariota”
➤ Aktin adalah protein yang paling melimpah di sitoplasma sel eukariotik.
➤ Dalam bentuk monomer (G-aktin), aktin akan bergabung membentuk F-aktin, membentuk tulang mikrofilamen.
➤ Gambar di kiri menunjukkan filamen spiral F-aktin dengan tropomiosin melingkar di sepanjang filamen, diselingi troponin sebagai titik kontrol.
📌 3. “Aktin G dan Aktin F”
➤ Penjelasan ini mengulang poin sebelumnya secara ringkas:
-
G-aktin (globular): bentuk monomer bebas.
-
F-aktin (filamentous): hasil polimerisasi G-aktin, menjadi dasar mikrofilamen.
➤ Perubahan dari G-aktin → F-aktin → dikendalikan oleh ATP dan sinyal seluler, serta berkaitan erat dengan dinamika bentuk dan mobilitas sel.
⚙️ Peran Interaktif dalam Sel:
-
Dalam sel otot, kerja aktin-miosin menciptakan kontraksi otot rangka, polos, dan jantung.
-
Dalam sel non-otot, kombinasi ini mengatur:
-
Gerakan ameboid
-
Pemanjangan lamellipodia dan filopodia
-
Adhesi dan migrasi sel
-
Pembelahan sitoplasma (cytokinesis)
-
✨ Kesimpulan Konseptual
Mikrofilamen tidak berdiri sendiri — kekuatannya justru datang dari koalisi fungsional antara aktin, miosin, tropomiosin, dan troponin. Bersama-sama, mereka membentuk unit kontraktil yang dinamis dan responsif, yang mendukung tidak hanya struktur seluler, tetapi juga mobilitas dan interaksi sel dengan lingkungannya. Slide ini menekankan bahwa mikrofilamen adalah sistem kerja, bukan sekadar untaian protein.
64 Syarah (Penjelasan) Slide ke-32
Slide ini membahas filamen intermediate, salah satu komponen sitoskeleton yang paling unik karena tidak terlibat langsung dalam pergerakan, melainkan fokus pada kestabilan struktural dan kekuatan mekanik sel.
📌 1. “Dapat berbentuk tunggal/kelompok”
➤ Filamen intermediate fleksibel dan kuat, tetapi tidak bersifat dinamis seperti mikrofilamen atau mikrotubulus.
➤ Mereka dapat berdiri sendiri atau membentuk jaringan bergabung membentuk kompleks dengan protein pengikat lainnya.
📌 2. “Melintang membentuk tubulus dan setiap tubulus dibangun oleh 4–5 protofilamen”
➤ Filamen intermediate dibangun dari unit dasar yang disebut protofilamen, yaitu hasil asosiasi dari monomer protein fibrosa.
➤ Setiap filamen penuh biasanya tersusun dari 8 protofilamen (di bagian luar), tetapi penyusunan awal dimulai dari 4–5 protofilamen.
➤ Tidak memiliki polaritas dan tidak menggunakan ATP atau GTP untuk perakitan → lebih stabil dan tidak cepat berubah.
📌 3. Contoh Spesifik Berdasarkan Jaringan:
🧴 Pada sel epidermis → Tonofilamen
➤ Tonofilamen adalah filamen intermediate yang terdiri dari keratin.
➤ Berperan penting dalam mengikat desmosom, sehingga memberikan kekuatan mekanik pada kulit dan jaringan epitel.
🧠 Pada sel saraf → Neurofilamen
➤ Neurofilamen adalah filamen intermediate spesifik neuron.
➤ Berperan menjaga diameter akson dan mendukung transmisi sinyal saraf yang efisien.
➤ Berlimpah dalam sel saraf dan sering digunakan sebagai penanda diferensiasi neuron.
🧠 Karakteristik Khas Filamen Intermediate
-
Diameter ± 10 nm → ukuran “intermediate” antara mikrofilamen (7 nm) dan mikrotubulus (25 nm).
-
Tidak memiliki polaritas → tidak menjadi jalur lalu lintas motor protein seperti kinesin atau dynein.
-
Sangat stabil → resisten terhadap gaya mekanik, menjadikannya “pengikat struktural” utama sel.
✨ Kesimpulan Konseptual
Filamen intermediate adalah tali penguat sel, bukan untuk gerak, melainkan untuk menjaga kekuatan struktural, menahan tekanan, dan menghubungkan antarstruktur di dalam sel dan antar sel. Mereka bervariasi tergantung jaringan: keratin di epitel, vimentin di mesenkim, neurofilamen di saraf, menjadikannya komponen sitoskeleton paling khas jaringan.
66 Syarah (Penjelasan) Slide ke-33
Slide ini menyajikan ringkasan karakteristik dan fungsi inti dari filamen intermedia, termasuk ukuran khas, komposisi struktur dasar, serta peran fungsionalnya di berbagai tipe sel eukariotik.
📌 1. “Ø 8–12 nm”
➤ Ini menegaskan bahwa filamen intermedia memiliki diameter di antara mikrofilamen (~7 nm) dan mikrotubulus (~25 nm), oleh karena itu dinamakan “intermediate”.
➤ Ukuran ini memungkinkan daya tahan mekanik yang besar sambil tetap mempertahankan fleksibilitas struktural.
📌 2. “Pengukuh sel yang permanen”
➤ Filamen intermedia tidak mengalami polimerisasi dan depolimerisasi secara dinamis seperti mikrofilamen dan mikrotubulus.
➤ Mereka stabil, sehingga sangat cocok untuk fungsi struktural jangka panjang.
➤ Karena tidak memiliki polaritas, tidak digunakan sebagai jalur motor protein seperti kinesin dan dynein.
📌 3. “Terdiri dari 5 protofilamen”
➤ Protofilamen dibentuk oleh dimer protein fibrosa (bukan globular seperti tubulin/aktin).
➤ 5 protofilamen akan melilit membentuk satu untaian filamen intermediate, menghasilkan struktur seperti tali tambang kuat.
➤ Komposisinya berbeda tergantung jaringan, misalnya:
-
Keratin pada epitel
-
Desmin pada otot
-
Neurofilamen pada neuron
-
Lamins pada inti sel
📌 4. “Terdapat pada sel eukariota”
➤ Filamen intermedia adalah fitur khas sel eukariotik, tidak ditemukan pada prokariota.
➤ Ini mencerminkan kompleksitas struktural dan kebutuhan mekanis yang lebih tinggi pada eukariota.
📌 5. “Fungsi: mempertahankan bentuk sel, pembentukan lamina nukleus”
🔹 Mempertahankan bentuk sel
-
Berfungsi seperti rangka fleksibel yang membentang di seluruh sitoplasma.
-
Melindungi sel dari tekanan mekanis eksternal.
🔹 Pembentukan lamina nukleus
-
Lamina nukleus terdiri dari filamen intermediate tipe lamins, yang membentuk jaringan padat di sisi dalam envelope nukleus.
-
Berperan dalam:
-
Menjaga bentuk inti sel
-
Menstabilkan pori-pori nukleus
-
Regulasi transkripsi dan replikasi DNA
-
✨ Kesimpulan Konseptual
Filamen intermediate adalah komponen sitoskeleton yang paling stabil dan tahan terhadap tekanan, menjadikannya kerangka penopang utama untuk bentuk sel dan nukleus. Mereka tidak hanya memperkuat struktur seluler tetapi juga memfasilitasi organisasi internal inti sel. Dengan struktur padat yang tidak mudah berubah, mereka merupakan penghubung fungsional antara sel dan jaringan.
68 Syarah (Penjelasan) Slide ke-34
Slide ini membahas secara spesifik keratin, salah satu jenis filamen intermediate paling terkenal dan paling melimpah, terutama pada sel-sel epitel. Keratin berfungsi tidak hanya untuk mempertahankan bentuk sel, tapi juga sebagai proteksi struktural dan fisiologis.
📌 1. “Filamen intermedia tersusun dari molekul keratin – paling stabil dan tahan lama”
➤ Keratin merupakan protein struktural yang sangat stabil, dengan daya tahan tinggi terhadap:
-
Tekanan mekanik
-
Peregangan
-
Suhu tinggi
➤ Filamen keratin tidak mudah terurai, bahkan pada kondisi ekstrim, sehingga digunakan tubuh sebagai penguat jangka panjang di area yang sering mengalami gesekan atau tekanan (misal: kulit, rambut, kuku).
📌 2. “Sel epitelium sederhana terdiri dari 2 macam keratin, sedangkan sel-sel lainnya memiliki lebih dari 6 keratin”
➤ Sel epitel menyusun permukaan tubuh dan saluran dalam. Di dalamnya, keratin berperan menjaga kekuatan antar sel melalui koneksi dengan desmosom.
➤ Terdapat puluhan tipe keratin (Tipe I: asam, Tipe II: basa/netral) yang berpasangan untuk membentuk heterodimer, sesuai jaringan dan stadium diferensiasinya.
📌 3. “Filamen intermedia terutama keratin merupakan penghalang primer terhadap panas”
➤ Selain sebagai penopang mekanik, keratin juga merupakan pelindung termal, terutama di kulit.
➤ Fungsinya sebagai insulator panas menjaga agar lapisan tubuh tetap terlindung dari perubahan suhu mendadak, khususnya pada kulit luar (epidermis).
📌 4. “Di beberapa tempat, keratin dapat menjadi kuku, rambut, dan bulu”
➤ Ini menunjukkan fungsi evolusioner keratin sebagai bahan penyusun struktur protektif luar tubuh pada vertebrata:
-
Kuku dan rambut pada manusia
-
Bulu pada burung
-
Sisik pada reptil dan ikan
➤ Struktur-struktur ini tersusun dari keratin yang mengalami proses keratinisasi: pemadatan dan pengerasan filamen intermediate menjadi jaringan padat mati yang sangat tahan lama.
🔬 Penjelasan Gambar (Figure 2)
Foto mikrograf fluoresen menunjukkan keratin intermediate filament network (hijau) yang membungkus dan menstabilkan nukleus (biru) di dalam sel epitel hewan.
➤ Tampak jaringan kompleks dan melingkar, menggambarkan peran struktural dan protektif keratin di sekitar organel inti.
➤ Menunjukkan bagaimana filamen intermediate tidak hanya berada di tepi sel, tetapi juga berperan di bagian dalam sitoplasma.
✨ Kesimpulan Konseptual
Keratin adalah contoh luar biasa dari bagaimana struktur protein sitoskeletal berevolusi menjadi alat pelindung tubuh. Dari level seluler (epitel) hingga level organik (kuku, rambut, bulu), keratin membuktikan bahwa salah satu fungsi utama sitoskeleton bukanlah gerakan, tetapi justru ketahanan dan perlindungan jangka panjang.
70 Syarah (Penjelasan) Slide ke-35
Tabel ini membandingkan tiga jenis utama serabut sitoskeleton dari berbagai aspek struktural, fungsional, dan lokasi seluler. Masing-masing memiliki peran spesifik yang saling melengkapi untuk menjaga integritas bentuk, posisi organel, dan dinamika gerakan sel.
🔹 1. Struktur
-
Mikrotubula: Struktur berongga dengan dinding tersusun dari 13 protofilamen → membentuk silinder kuat namun fleksibel.
-
Filamen intermedia: Juga berongga, tetapi hanya terdiri dari 4–5 protofilamen, sehingga lebih padat dan tahan gaya mekanik.
-
Mikrofilamen: Terdiri dari dua untai aktin yang terpilin membentuk rantai spiral → sangat tipis namun dinamis.
🔹 2. Garis Tengah (nm)
-
Mikrotubula: ± 25 nm → terbesar dan paling kaku.
-
Filamen Intermedia: 8–12 nm → ukuran intermediate, paling tahan regangan.
-
Mikrofilamen: ~7 nm → paling kecil dan lentur, cocok untuk perubahan bentuk sel.
🔹 3. Kesatuan Monomer
-
Mikrotubula: Dibentuk dari α dan β-tubulin yang membentuk heterodimer.
-
Filamen Intermedia: Tersusun dari 5 jenis protein berbeda, tergantung tipe dan jaringan (keratin, vimentin, lamins, dsb.).
-
Mikrofilamen: Disusun dari protein aktin, yang merupakan protein globular yang terpolimerisasi.
🔹 4. Lokasi Sel
-
Mikrotubula: Menyebar luas di sitoplasma, berasal dari sentrosom.
-
Filamen Intermedia: Ditemukan di sitoplasma dan nukleus (lamin nukleus).
-
Mikrofilamen: Tersebar di korteks sel (bagian pinggir sitoplasma), mendukung bentuk dan gerakan sel.
🔹 5. Fungsi
-
Mikrotubula:
-
Memelihara bentuk sel (membentuk "kerangka")
-
Mengatur posisi organel
-
Jalur lalu lintas vesikula dan kromosom
-
-
Filamen Intermedia:
-
Mempertahankan bentuk sel secara pasif
-
Membentuk lamina nukleus untuk mendukung amplop inti
-
Melindungi terhadap tekanan mekanik
-
-
Mikrofilamen:
-
Mendukung motilitas sel (gerak ameboid, pergerakan sel imun)
-
Berperan dalam sitokinesis (pembelahan sel)
-
Memungkinkan perubahan bentuk cepat, misalnya saat fagositosis
-
✨ Kesimpulan Konseptual
Tabel ini menunjukkan bahwa sitoskeleton bukan hanya kerangka penyangga pasif, tetapi merupakan sistem terorganisasi secara fungsional yang menyokong struktur sel, mengatur isi sel, dan memungkinkan dinamika gerakan serta pembelahan. Ketiganya (mikrotubula, filamen intermedia, mikrofilamen) berinteraksi satu sama lain, menjadikan sel eukariotik sebagai unit biologis yang kuat, fleksibel, dan dinamis.
72 Syarah (Penjelasan) Slide ke-36
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah belajar dengan sangat giat. Semoga semua jerih payah rekan-rekan sekalian dalam proses belajar, baik yang telah lampau, saat ini, dan juga di masa yang akan datang, senantiasa diberikan kemudahan, keberkahan, dan kesuksesan di dunia dan di akhirat, amiin amiin yaa Robbal 'aalamiin