© Prof. Dr. Mahanani Tri Asri, M.Si. (Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya)
2 Syarah (Penjelasan) Slide ke-1 (Cover)
Materi ini akan membahas bagaimana sel-sel dalam tubuh makhluk hidup tidak hidup sendiri, melainkan selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Yang dimaksud dengan "lingkungan" di sini bisa berupa sel lain, matriks di sekitarnya, atau bahkan molekul-molekul kimia yang menjadi sinyal. Dalam konteks ini, komunikasi sel tidak terbatas hanya pada "berbicara" satu sama lain, tetapi juga mencakup bagaimana sel membaca dan merespons kondisi eksternal, serta beradaptasi terhadap perubahan di sekelilingnya.
Dalam slide ini, topik dibagi menjadi dua bagian besar:
-
Matriks Ekstraseluler (Extracellular Matrix / ECM)
Bagian ini akan mengulas tentang struktur non-seluler yang terletak di luar sel, berperan penting dalam memberi dukungan struktural, memfasilitasi komunikasi antarsel, serta menjadi medium tempat berlangsungnya banyak sinyal biologis penting. Matriks ini tersusun atas molekul-molekul seperti kolagen, proteoglikan, dan fibronectin, dan peranannya akan sangat menentukan bentuk dan fungsi jaringan. -
Cell Junction (Persambungan Sel)
Ini mengacu pada struktur fungsional yang menyatukan dua atau lebih sel satu sama lain, memungkinkan mereka berkoordinasi secara mekanis maupun kimiawi. Ada beberapa tipe cell junction seperti:-
Tight junction (hubungan erat)
-
Adherens junction (hubungan penempel)
-
Desmosome (hubungan kuat seperti "paku")
-
Gap junction (saluran antar sel untuk pertukaran molekul kecil)
-
Topik ini menjadi sangat penting dalam konteks biologi sel dan molekuler, karena komunikasi yang efektif antar sel adalah dasar dari fungsi jaringan, organ, bahkan organisme secara keseluruhan. Gangguan dalam interaksi ini bisa menjadi penyebab berbagai penyakit, termasuk kanker, peradangan, dan gangguan perkembangan.
4 Syarah (Penjelasan) Slide ke-2
Matriks Ekstraseluler
Matriks ekstraseluler (extracellular matrix atau ECM) adalah struktur kompleks non-seluler yang berada di luar sel, tetapi sangat penting dalam mengatur kehidupan sel. Dalam konteks jaringan tubuh manusia, terutama pada kulit bagian dalam (dermis), ECM merupakan komponen yang dominan dan menentukan sifat-sifat fisik kulit. ECM inilah yang memberikan elastisitas (kemampuan untuk meregang dan kembali ke bentuk semula), daya rentang (tensile strength atau kekuatan untuk menahan gaya tarik), serta kepadatan jaringan. Oleh karena itu, kulit yang sehat akan terasa kenyal dan lentur karena dukungan dari matriks ekstraselulernya.
Namun, ECM bukan sekadar "penyangga mekanis." Ia berfungsi jauh lebih luas, yaitu sebagai sistem pengatur lingkungan mikro sel. Komponen-komponen ECM seperti kolagen, elastin, proteoglikan, dan glikoprotein adhesif (seperti fibronectin dan laminin) berperan dalam memberikan sinyal biokimia dan fisik yang sangat penting bagi:
-
Bentuk sel (cell shape) – karena ECM dapat mengatur posisi dan orientasi sel.
-
Kelangsungan hidup sel (cell survival) – karena beberapa sel hanya akan hidup jika ada interaksi dengan ECM.
-
Perkembangbiakan sel (cell proliferation) – karena ECM mengandung faktor-faktor pertumbuhan.
-
Polarisasi sel (cell polarity) – yaitu arah diferensiasi dan orientasi komponen internal sel.
-
Kelakuan sel (cell behavior) – termasuk migrasi, adhesi, dan diferensiasi sel.
Poin penting terakhir dari slide ini menyatakan bahwa sebagian besar sel tidak bisa tumbuh atau membelah (berkembang biak) secara normal kecuali mereka melekat pada matriks ekstraseluler. Dalam dunia laboratorium, ini disebut sebagai anchorage-dependent growth, artinya sel-sel eukariotik umumnya memerlukan substrat (seperti ECM atau permukaan plastik yang dilapisi protein) untuk menempel agar bisa hidup dan berkembang.
📌 Anotasi tambahan (berdasarkan data terbaru):
Matriks ekstraseluler juga kini diketahui berperan dalam imunologi, pembentukan pembuluh darah (angiogenesis), serta metastasis kanker. Ketika struktur ECM rusak atau berubah, hal ini bisa menyebabkan fibrosis, penuaan dini, atau kanker. Oleh karena itu, kajian tentang ECM kini berkembang pesat tidak hanya dalam biologi dasar, tetapi juga di bidang biomedis dan rekayasa jaringan (tissue engineering).
6 Syarah (Penjelasan) Slide ke-3
Komposisi Kimia Matriks Ekstraseluler: Makromolekul Penyusun
Matriks ekstraseluler (ECM) tidak hanya berupa ruang kosong di antara sel, tetapi tersusun atas makromolekul kompleks yang secara struktural dan fungsional sangat penting. Salah satu kelompok utama dari penyusunnya adalah rantai polisakarida (rantai panjang gula kompleks), yang berperan sebagai kerangka dan pengisi ruang antarsel.
Contoh utama dari polisakarida ini adalah glikosaminoglikan (GAGs).
📚 Glikosaminoglikan (GAGs) adalah rantai panjang polisakarida yang bermuatan negatif dan sangat hidrofilik (suka air), sehingga berperan penting dalam menjaga hidrasi jaringan dan kekuatan tekan.
🧬 GAGs hampir selalu terikat secara kovalen dengan protein, membentuk struktur yang disebut proteoglikan. Ikatan kovalen ini menjamin bahwa molekul-molekul tersebut bisa menyatu dalam satu jaringan besar yang fleksibel namun kuat. Proteoglikan menjadi semacam "jaringan spons" yang menyerap air dan membantu menyokong sel dalam lingkungan sekitarnya.
Selain proteoglikan, ECM juga mengandung fibrous proteins, yaitu protein berbentuk serabut panjang yang kuat dan elastis. Protein-protein ini memiliki fungsi utama:
-
Struktural, yaitu menopang dan membentuk jaringan (seperti kolagen dan elastin).
-
Adhesif, yaitu membantu sel menempel pada ECM atau satu sama lain (seperti fibronectin dan laminin).
Berikut ini penjelasan dari masing-masing:
-
Kolagen: protein paling melimpah dalam tubuh, membentuk struktur dasar jaringan ikat, sangat kuat terhadap gaya tarik.
-
Elastin: memberi sifat elastis pada jaringan seperti kulit, paru-paru, dan pembuluh darah.
-
Fibronectin: glikoprotein adhesif yang menghubungkan sel dengan kolagen dan GAGs.
-
Laminin: penting dalam struktur membran basal, mendukung adhesi sel epitel.
📌 Anotasi tambahan (berdasarkan literatur terkini):
Struktur dan kombinasi GAGs serta protein fibrilar dapat bervariasi tergantung jenis jaringan (misal tulang, kulit, kartilago). Bahkan dalam bidang bioteknologi dan rekayasa jaringan, para peneliti mencoba meniru struktur ECM ini untuk menumbuhkan jaringan baru secara in vitro. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah menciptakan scaffold buatan dari kolagen atau hialuronan (salah satu GAGs utama).
8 Syarah (Penjelasan) Slide ke-4
Sambungan Sel (Cell Junction)
Sambungan sel atau cell junction merupakan struktur penting dalam jaringan organisme multiseluler. Fungsinya adalah untuk menghubungkan sel-sel satu sama lain, serta menghubungkan sel dengan matriks ekstraseluler. Dalam jaringan, sel tidak boleh berdiri sendiri karena fungsi jaringan yang efektif hanya akan tercapai jika terdapat komunikasi dan koneksi antar sel yang baik.
📌 Pernyataan:
“Merupakan situs hubungan yang menghubungkan banyak sel dalam jaringan dengan sel lainnya dan dengan matriks ekstraseluler.”
Makna kalimat ini adalah bahwa cell junction bertindak sebagai penghubung fisik dan fungsional antar sel dan lingkungan di sekitarnya. Hubungan ini juga bisa bersifat permanen maupun temporer, tergantung jenis jaringan dan fase aktivitas sel tersebut.
📌 Pernyataan:
“Cell junctions merupakan suatu struktur dalam jaringan organisme multiseluler.”
Ini menegaskan bahwa hanya organisme multiseluler yang memiliki sistem junction yang kompleks. Pada organisme uniseluler, struktur ini tidak diperlukan karena interaksi antar sel hampir tidak terjadi.
Tiga Kategori Fungsional Cell Junctions
-
Occluding junctions
➤ Fungsi utama: Menghalangi pergerakan molekul di antara celah antarsel.
➤ Contoh paling dikenal adalah tight junctions pada sel epitel.
➤ Penjelasan: Struktur ini menempelkan membran sel tetangga secara erat agar tidak ada kebocoran cairan, enzim, atau ion antar sisi—misalnya di usus atau ginjal. -
Anchoring junctions
➤ Fungsi utama: Menahan dan menempelkan sel ke tetangganya atau ke matriks di sekitarnya.
➤ Jenis utamanya meliputi:-
Desmosom (menghubungkan kerangka intermediate antarsel),
-
Hemidesmosom (menghubungkan sel ke matriks),
-
Adherens junction (menghubungkan mikrofilamen antarsel).
➤ Struktur ini juga terkait langsung dengan sitoskeleton, sehingga penting untuk kekuatan mekanis jaringan, seperti pada kulit dan otot jantung.
-
-
Communicating junctions
➤ Fungsi utama: Mentransfer sinyal antar sel dalam bentuk molekul kimia kecil atau impuls listrik.
➤ Contohnya adalah gap junction pada hewan dan plasmodesmata pada tumbuhan.
➤ Ini memungkinkan sel-sel untuk menyinkronkan aktivitasnya—contohnya pada otot jantung agar berdetak secara terkoordinasi.
📺 Tautan video YouTube yang dicantumkan:
-
https://youtu.be/Sr_Ok-DaWXg
Dua video ini kemungkinan besar menjelaskan visualisasi atau animasi interaktif dari ketiga jenis junction ini. Sangat direkomendasikan untuk ditonton guna membantu pemahaman konsep spasial dan fungsional dari masing-masing jenis sambungan sel.
📌 Anotasi tambahan (berdasarkan literatur terbaru):
Dalam bidang medis, mutasi pada gen pembentuk cell junctions dapat menyebabkan berbagai penyakit, termasuk kanker, penyakit kulit genetik (misalnya epidermolisis bulosa), dan gangguan konduksi jantung. Oleh karena itu, studi mengenai cell junction sangat penting tidak hanya dalam biologi sel dasar, tetapi juga dalam kedokteran molekuler dan terapi regeneratif.
10 Syarah (Penjelasan) Slide ke-5
Klasifikasi Fungsional Cell Junctions
Struktur cell junctions atau sambungan sel dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsi biologis dan mekanismenya menjadi tiga kelompok besar: occluding junctions, anchoring junctions, dan communicating junctions. Slide ini menyajikan klasifikasi tersebut secara lebih rinci dan sistematis berdasarkan tipe interaksi dan filamen sitoskeleton yang terlibat.
1. Occluding Junctions (Sambungan Penyekat)
-
Sambungan ketat (tight junctions) – hanya ditemukan pada vertebrata (hewan bertulang belakang).
➤ Tugas utamanya adalah mencegah pergerakan molekul antarsel, terutama di jaringan epitel.
➤ Komponen utamanya: protein claudin dan occludin.
➤ Tight junction berperan penting dalam membentuk barrier (penghalang) antara bagian dalam dan luar tubuh. -
Septate junctions – ditemukan pada invertebrata (hewan tak bertulang belakang).
➤ Fungsi mirip dengan tight junctions, tetapi struktur dan protein penyusunnya berbeda.
➤ Sering ditemukan pada epitel serangga dan krustasea.
2. Anchoring Junctions (Sambungan Penempel)
Anchoring junctions bertanggung jawab untuk menyambungkan kerangka sitoskeleton sel ke sesama sel atau ke matriks ekstraseluler. Dibagi menjadi dua berdasarkan filamen yang digunakan:
a. Situs pelekatan filamen aktin (microfilament)
-
Adherens junctions (cell-cell junctions)
➤ Menghubungkan filamen aktin antara dua sel.
➤ Penting untuk menjaga struktur dan bentuk jaringan epitel.
➤ Protein utama: cadherin. -
Focal adhesions (cell-matrix junctions)
➤ Menghubungkan filamen aktin sel ke matriks ekstraseluler.
➤ Digunakan dalam perlekatan sementara, terutama selama migrasi sel.
b. Situs pelekatan intermediate filamen
-
Desmosom (cell-cell junctions)
➤ Menghubungkan intermediate filaments antara dua sel.
➤ Menyediakan kekuatan mekanis tinggi, ditemukan pada jaringan kulit dan otot jantung.
➤ Protein utama: desmoglein, desmocollin (jenis cadherin). -
Hemidesmosom (cell-matrix junctions)
➤ Menghubungkan intermediate filaments ke matriks ekstraseluler.
➤ Seperti "setengah desmosom", sangat penting untuk memperkuat perlekatan sel epitel ke lamina basal.
3. Communicating Junctions (Sambungan Komunikasi)
-
Gap junctions (sambungan celah)
➤ Memungkinkan pertukaran ion, nutrien, dan molekul kecil antar sel.
➤ Terdiri dari protein connexin yang membentuk kanal.
➤ Berperan dalam sinkronisasi aktivitas sel, misalnya kontraksi otot jantung. -
Chemical synapses
➤ Terjadi antar neuron.
➤ Sinyal ditransmisikan lewat neurotransmiter kimiawi yang dilepaskan ke celah sinaps. -
Plasmodesmata (khusus tumbuhan)
➤ Merupakan pori alami dalam dinding sel tumbuhan.
➤ Menghubungkan sitoplasma antar sel tumbuhan, memungkinkan lalu lintas air, ion, dan molekul kecil.
➤ Mirip fungsi gap junction tetapi strukturnya berbeda.
📌 Catatan tambahan (update sains terbaru):
Mutasi atau disfungsi pada komponen cell junction dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti kardiomiopati (gangguan otot jantung akibat kerusakan desmosom), kanker metastasis (karena kehilangan adhesi sel), hingga gangguan autoimun. Oleh karena itu, pemahaman rinci tentang jenis dan fungsi sambungan sel menjadi kunci dalam penelitian biomedis dan farmasi modern.
12 Syarah (Penjelasan) Slide ke-6
Visualisasi Tiga Jenis Cell Junctions
Gambar ini menampilkan skema epitel sel dengan berbagai jenis sambungan sel (cell junctions) yang disusun secara vertikal dari atas ke bawah, sesuai letaknya dalam jaringan epitelium. Setiap jenis junction ditampilkan secara rinci dengan inset (pembesaran) untuk memperjelas struktur molekul yang terlibat.
1. Tight Junction (Sambungan Ketat)
📍Letak: Paling atas di antara sel epitel.
📍Struktur: Terbentuk oleh interlocking junctional proteins (protein pengunci antar membran).
📍Fungsi:
-
Membentuk barrier kedap air antara dua sel.
-
Mencegah difusi molekul antar sel, sangat penting di usus, otak, dan ginjal.
📍Protein utama: Claudin dan Occludin.
📍Makna biologis: Menentukan polarisasi sel, yaitu membedakan sisi apikal dan basal.
2. Anchoring Junctions (Sambungan Penempel)
Tipe junction ini dibagi menjadi tiga subjenis sesuai dengan letaknya dan jenis sitoskeleton yang dihubungkan:
a. Adherens Junction
📍Struktur: Protein penghubung menautkan filamen aktin dari satu sel ke sel lainnya.
📍Fungsi: Menjaga kekuatan dan kestabilan bentuk jaringan.
📍Protein utama: Cadherin.
📍Letak: Tepat di bawah tight junction.
b. Desmosome
📍Struktur: Terdiri dari plaque dan linker protein yang menghubungkan intermediate filaments (keratin).
📍Fungsi: Menahan tekanan mekanis besar, sangat kuat.
📍Protein utama: Desmoglein dan Desmocollin (termasuk cadherin).
📍Makna: Diibaratkan seperti paku pengikat antar sel. Umum pada kulit dan otot jantung.
c. Hemidesmosome
📍Struktur: Menghubungkan intermediate filaments ke basement membrane (lamina basal).
📍Fungsi: Menempelkan sel ke matriks ekstraseluler.
📍Protein utama: Integrin.
📍Catatan: Tidak menghubungkan dua sel, melainkan satu sel ke jaringan bawahnya.
3. Gap Junction (Sambungan Celah)
📍Struktur: Channel yang terbentuk dari connexon, gabungan enam protein connexin.
📍Fungsi:
-
Menyediakan jalur untuk pertukaran ion, glukosa, dan molekul kecil langsung antar sitoplasma sel.
-
Mengatur sinkronisasi aktivitas, seperti denyut jantung atau kontraksi otot polos.
📍Makna fisiologis: Komunikasi sel yang cepat dan efektif.
📍Catatan tambahan: Pada tumbuhan, fungsi serupa dilakukan oleh plasmodesmata.
🧠 Pemahaman Visual Penting:
Ilustrasi ini menekankan bahwa:
-
Tight junction mengatur barrier,
-
Anchoring junction menjaga stabilitas fisik dan kekuatan jaringan, dan
-
Gap junction memungkinkan komunikasi molekuler antar sel.
Susunan vertikal dalam gambar juga mencerminkan posisi anatomi asli sambungan-sambungan ini pada jaringan epitel: tight junction di paling apikal, diikuti adherens dan desmosome, dan akhirnya hemidesmosome di bagian basal dekat membran dasar.
📌 Anotasi tambahan (berdasarkan sumber terbaru):
Mutasi pada gen penyandi connexin 43 (komponen gap junction) telah dikaitkan dengan penyakit jantung bawaan dan gangguan konduksi listrik jantung. Sementara mutasi desmoglein-1 atau desmoplakin dapat menyebabkan penyakit kulit genetik seperti pemphigus vulgaris.
14 Syarah (Penjelasan) Slide ke-7
Occluding Junctions (Tight Junction)
Tight junctions adalah salah satu jenis sambungan sel (cell junction) yang secara struktural dan fungsional berfungsi sebagai penyekat atau segel antar sel epitel. Dalam jaringan epitel, tight junction terletak di bagian paling apikal dari sel, yaitu di bagian atas yang menghadap permukaan luar atau lumen (rongga).
📌 Fungsi utama tight junctions dapat dijabarkan sebagai berikut:
-
Menghubungkan sel-sel epitel secara erat satu sama lain, sehingga tidak ada celah yang cukup besar bagi molekul untuk lewat di antara mereka.
-
Membagi membran plasma sel epitel menjadi dua domain:
-
Domain apikal (bagian atas sel yang menghadap ke lumen),
-
Domain basolateral (bagian bawah dan samping yang mengarah ke jaringan tubuh).
Dengan pembagian ini, tight junctions mencegah percampuran protein membran dari dua domain tersebut, menjaga fungsi sel yang terpolarisasi.
-
-
Menyegel ruang antar dua sel, sehingga molekul-molekul kecil seperti ion atau air tidak bisa lewat antar sel (paracellular pathway), melainkan harus masuk ke dalam sel dan keluar lagi (transcellular pathway).
-
Mempertahankan gradien konsentrasi zat, terutama molekul hidrofilik (misal: glukosa, ion natrium, klorida), antar dua sisi jaringan epitel.
➤ Hal ini sangat penting dalam proses fisiologis seperti penyerapan nutrisi di usus, penyaringan ginjal, dan barrier darah-otak.
🔬 Protein Penyusun dan Mekanisme Molekuler
Tight junction dibentuk oleh protein transmembran seperti:
-
Claudin – protein utama pembentuk jalur penyumbat antar sel.
-
Occludin – memperkuat sambungan dan menjaga integritas struktur.
-
JAMs (Junctional Adhesion Molecules) – membantu interaksi antar sel.
Protein-protein ini terhubung ke filamen aktin di sitoskeleton melalui adaptor protein seperti ZO-1, ZO-2, dan ZO-3.
✨ Makna Biologis dan Klinis
Tanpa tight junction, epitel tidak bisa mempertahankan polaritasnya, dan banyak fungsi vital tubuh akan terganggu. Misalnya:
-
Jika tight junction di usus bocor → terjadi "leaky gut", menyebabkan peradangan atau malabsorpsi.
-
Di otak, kerusakan tight junction pada blood-brain barrier (BBB) bisa menyebabkan neuroinflamasi.
📌 Anotasi tambahan (update literatur):
Tight junction juga memainkan peran penting dalam regulasi imunitas, jalur sinyal seluler, dan bahkan bisa terlibat dalam progresi kanker jika terjadi disorganisasi atau mutasi pada gen penyusunnya.
16 Syarah (Penjelasan) Slide ke-8
Visualisasi Tight Junction
Gambar ini menyajikan struktur jaringan epitel lengkap dengan lokasi serta detail dari tight junction (sambungan ketat), yang secara spesifik digambarkan pada zona paling apikal dari dua sel epitel yang bersebelahan. Ilustrasi ini membantu kita untuk memahami fungsi fisik dari tight junction yang telah dibahas pada slide sebelumnya.
🧩 Struktur dalam Gambar
-
Plasma membrane of adjacent cells
➤ Ini adalah membran sel dari dua sel epitel yang berdekatan.
➤ Di bagian atas, tampak saling menempel secara sangat rapat. Inilah lokasi tight junction. -
Intercellular space
➤ Ruang antar sel, yang pada bagian tight junction menjadi tersegel rapat sehingga mencegah kebocoran molekul antar sel. -
Basement membrane
➤ Lapisan dasar jaringan epitel. Tight junction terletak jauh di atas membran basal, menegaskan posisinya di paling apikal dari sel. -
Nucleus
➤ Nukleus sel sebagai penanda sel aktif. Tidak terkait langsung dengan tight junction, tetapi penting dalam konteks keseluruhan visualisasi. -
Inset pembesaran
➤ Menampilkan struktur tight junction secara lebih detail:-
Terlihat dua membran sel yang saling terkunci melalui interlocking junctional proteins.
-
Inilah titik di mana protein seperti claudin dan occludin berperan sebagai “resleting biologis” yang mengunci dua sel dengan sangat rapat.
-
📚 Makna Fungsional dari Visualisasi Ini
-
Tight junction tidak hanya mencegah lewatnya zat antar sel, tapi juga:
-
Menjaga arah transportasi zat agar hanya melalui sel (transelular), bukan di antara celah sel (paraselular).
-
Memelihara polaritas sel dengan membatasi difusi protein membran antara domain apikal dan basolateral.
-
-
Dalam gambar ini, tight junction berperan layaknya pagar molekuler yang memastikan integritas dan selektivitas jaringan epitel, seperti di usus, ginjal, dan otak.
📌 Anotasi tambahan (berdasarkan studi struktur biologis terkini):
Struktur tight junction dapat diidentifikasi melalui freeze-fracture electron microscopy sebagai jaringan filamen anastomosis (cabang-cabang yang saling menyatu) pada permukaan membran plasma. Pada mikroskop elektron, tight junction terlihat seperti jaringan benang yang rapat.
Visual ini sangat cocok digunakan sebagai alat bantu pengajaran karena menampilkan hubungan spasial antara struktur sel, matriks dasar, dan zona tight junction itu sendiri. Sangat direkomendasikan untuk disandingkan dengan video atau animasi agar lebih mudah dipahami oleh mahasiswa.
18 Syarah (Penjelasan) Slide ke-9
Anchoring Junctions – Sambungan Penempel
Anchoring junctions adalah jenis sambungan sel yang bertugas untuk menghubungkan kerangka sitoskeleton sel satu dengan sel lainnya atau dengan matriks ekstraseluler. Artinya, junction ini berfungsi sebagai "penahan" atau "penguat mekanis" yang menjaga agar sel tidak mudah terlepas dari jaringan di sekitarnya, terutama ketika ada tekanan atau tarikan mekanik.
📌 Kalimat:
Anchoring junctions menghubungkan sitoskeleton suatu sel ke sitoskeleton sel tetangganya atau ke matriks ekstraseluler.
Maknanya: ada dua skenario koneksi yang bisa terjadi:
-
Sel ke sel → menggunakan protein adhesi seperti cadherin.
-
Sel ke matriks ekstraseluler → menggunakan protein adhesi seperti integrin.
🧬 Distribusi dan Lokasi dalam Tubuh
📌 Kalimat:
Anchoring junctions tersebar luas dalam jaringan-jaringan hewan dan paling melimpah dalam sel jantung, otot, dan epidermis.
Ini menunjukkan bahwa jenis junction ini sangat vital di jaringan yang:
-
Mengalami tekanan mekanis tinggi (seperti otot jantung yang terus-menerus berkontraksi),
-
Terpapar lingkungan luar (seperti epidermis atau lapisan kulit luar),
-
Membutuhkan kekokohan struktural tinggi.
🔧 Fungsi Anchoring Junctions (Penjabaran Detail)
📌 Kalimat:
Fungsi anchoring junctions adalah menghubungkan sel dengan sel...
Berikut ini makna lengkap dari fungsi yang dijelaskan:
-
Menghubungkan sel dengan sel (cell–cell junctions):
➤ Terjadi melalui adherens junction dan desmosome.
➤ Terlibat dalam menjaga kohesi (kekompakan) jaringan. -
Menghubungkan sitoskeleton 2 sel berdampingan:
➤ Biasanya melibatkan filamen aktin atau filamen intermediate dari dua sel yang dihubungkan melalui protein transmembran. -
Menyatukan sel dalam satu kesatuan yang kokoh:
➤ Struktur junction ini membuat jaringan tidak mudah robek atau terpisah, terutama di jaringan yang bergerak aktif seperti otot dan jantung. -
Menghubungkan sel dengan matriks ekstraseluler (cell–matrix junctions):
➤ Dicapai melalui struktur seperti hemidesmosome dan focal adhesion, di mana sel menempel ke dasar jaringan.
📌 Anotasi tambahan (berdasarkan literatur terkini):
Kerusakan pada anchoring junctions bisa menyebabkan:
-
Penyakit kulit seperti epidermolysis bullosa (kulit mudah melepuh karena gangguan hemidesmosom),
-
Kardiomiopati aritmogenik (kelainan otot jantung karena mutasi protein desmosomal),
-
Kanker invasif, karena hilangnya fungsi junction menyebabkan sel kehilangan adhesi dan menyebar ke jaringan lain.
20 Syarah (Penjelasan) Slide ke-10
Visualisasi Jenis-Jenis Anchoring Junctions
Slide ini menyajikan ilustrasi lengkap dari empat jenis utama anchoring junctions, yang masing-masing memainkan peran penting dalam penempelan struktural antar sel maupun antara sel dan matriks ekstraseluler. Keempat tipe ini terbagi berdasarkan dua hal:
-
Jenis filamen sitoskeleton yang digunakan (aktin atau intermediate filament),
-
Target koneksi: antar sel atau ke matriks.
🧩 Penjabaran Visual dan Struktur
-
Adhering Junction (Junction Penempel Aktin)
-
➤ Menghubungkan filamen aktin antara dua sel.
-
➤ Terbentuk oleh cadherin, sejenis protein transmembran yang saling berikatan secara homofilik.
-
➤ Letak: Di bawah tight junction, mendukung bentuk dan fleksibilitas jaringan epitel.
-
➤ Fungsi: Mempertahankan integritas jaringan saat terjadi perubahan bentuk atau gerakan sel.
-
-
Desmosome (Junction Intermediate Filament antar Sel)
-
➤ Menghubungkan intermediate filament (keratin) dari satu sel ke sel tetangga.
-
➤ Struktur seperti paku pengikat (dengan plaque dan linker protein cadherin seperti desmoglein & desmocollin).
-
➤ Fungsi: Menahan tekanan mekanik besar.
-
➤ Lokasi umum: kulit, miokardium (otot jantung), serviks.
-
-
Hemidesmosome (Junction Intermediate Filament ke Matriks)
-
➤ Menghubungkan intermediate filament ke lamina basal.
-
➤ Protein penghubung utama: integrin, bukan cadherin.
-
➤ Fungsi: Menempelkan sel ke jaringan di bawahnya (matriks ekstraseluler).
-
➤ Catatan: "Hemi" = setengah, karena hanya satu sisi sel yang menempel, tidak antar dua sel.
-
-
Focal Adhesion (Junction Aktin ke Matriks)
-
➤ Menghubungkan filamen aktin ke matriks ekstraseluler.
-
➤ Protein utama: integrin.
-
➤ Fungsi: Utama pada sel yang sedang bermigrasi atau berubah bentuk, seperti pada penyembuhan luka dan perkembangan embrio.
-
🔍 Struktur dan Mekanisme Molekuler dalam Gambar
-
Linker protein (ditandai dalam setiap inset):
➤ Menunjukkan peran molekul adhesif seperti cadherin dan integrin. -
Intercellular space:
➤ Terlihat jelas pada desmosom dan adherens junction — menunjukkan bahwa ini adalah koneksi antar sel. -
Extracellular matrix:
➤ Terlibat pada focal adhesion dan hemidesmosome sebagai target koneksi.
🧠 Makna Fungsional Visualisasi Ini
Visual ini sangat berguna untuk memahami lokasi spasial dan hubungan struktural antar jenis anchoring junctions dalam jaringan epitel:
-
Adherens + desmosome: menyatukan antar sel.
-
Focal adhesion + hemidesmosome: menyatukan sel dengan dasar jaringan (matriks ekstraseluler).
-
Perbedaan filamen dan protein adhesi menjadi kunci pembeda utama dalam fungsi dan mekanisme mereka.
📌 Anotasi tambahan berdasarkan literatur terkini:
Mutasi pada protein cadherin atau integrin dapat menyebabkan:
-
Penyakit autoimun (seperti pemphigus vulgaris – antibodi terhadap desmoglein),
-
Kelainan pertumbuhan,
-
Kanker invasif, karena hilangnya adhesi memungkinkan sel menyebar (metastasis).
22 Syarah (Penjelasan) Slide ke-11
Gap Junctions – Sambungan Celah untuk Komunikasi Seluler Langsung
Gap junctions adalah jenis sambungan antar sel yang berfungsi sebagai jalur komunikasi langsung antara dua sel yang berdekatan. Tidak seperti tight junction atau anchoring junction yang bersifat struktural, gap junction lebih bersifat fungsional, memungkinkan pertukaran molekul kecil dan ion-ion antar sitoplasma dua sel.
🔍 Struktur Gap Junction
📌 Kalimat:
Merupakan celah sempit di antara membran 2 sel (sekitar 2–4 nm) yang dihubungkan oleh channel protein.
Maknanya: Dua sel yang berdekatan tidak menyatu sepenuhnya, tetapi dihubungkan oleh saluran protein (channel) yang melintasi celah sangat sempit. Ukuran celah ini sangat kecil—sekitar 2 sampai 4 nanometer, memungkinkan hanya molekul kecil yang bisa lewat.
📌 Kalimat:
Gap junctions disusun oleh connexon (12 satuan protein), connexon tersusun atas 6 subunit connexin transmembran.
Penjelasan:
-
Connexin adalah subunit dasar (protein tunggal).
-
Enam connexin akan berkumpul membentuk satu connexon (hemichannel).
-
Dua connexon dari dua sel berbeda akan saling bertemu dan membentuk gap junction channel lengkap.
-
Jadi satu jalur gap junction terdiri dari 12 connexin (6 dari tiap sel).
🧠 Fungsi Gap Junction
📌 Kalimat:
Fungsi gap junctions adalah membolehkan melintasnya ion-ion dan molekul-molekul kecil yang dapat larut dalam air.
Yang dapat lewat di antaranya:
-
Ion-ion (Na⁺, K⁺, Ca²⁺, Cl⁻),
-
Molekul kecil (glukosa, ATP, cAMP, IP3, dan asam amino kecil).
Karena sifat ini, gap junction berperan besar dalam: -
Sinkronisasi aktivitas sel, seperti kontraksi otot jantung dan otot polos.
-
Transfer sinyal elektrik dan kimiawi antar neuron, hepatosit, astrosit, dll.
🧬 Regulasi Gap Junction
📌 Kalimat:
Komunikasi gap junctions juga dapat diregulasi oleh sinyal-sinyal ekstraseluler.
Gap junction tidak selalu terbuka. Channel ini bisa ditutup saat:
-
Konsentrasi Ca²⁺ atau H⁺ meningkat (sel stres atau cedera),
-
Adanya sinyal kimiawi dari luar, termasuk neurotransmiter.
📌 Contoh:
Neurotransmitter dopamine menurunkan komunikasi gap junction pada neuron retina sebagai respons terhadap intensitas cahaya.
Ini menggambarkan bagaimana sistem saraf pusat memodulasi komunikasi antar neuron sesuai kebutuhan stimulus eksternal.
📌 Anotasi Tambahan (berdasarkan riset terbaru)
-
Mutasi pada gen penyandi connexin 43 (GJA1) dapat menyebabkan kelainan jantung dan tulang.
-
Kanker sering menunjukkan hilangnya ekspresi connexin, menyebabkan sel kehilangan kontrol pertumbuhan terkoordinasi.
-
Gap junction menjadi target dalam terapi antiaritmia, neuroproteksi, dan penyembuhan luka.
24 Syarah (Penjelasan) Slide ke-12
Struktur Molekuler Gap Junction
Gambar ini memperlihatkan visualisasi tiga level struktur dari Gap Junction, dari tingkat subunit (protein penyusun), kanal, hingga koneksi antar dua sel. Penjabaran ini penting untuk memahami mekanisme terbentuknya jalur komunikasi langsung antar sel, baik dari aspek struktural maupun fungsional.
🔬 Tingkat Struktur Gap Junction (Berdasarkan Gambar)
-
Connexin Monomer
-
Ini adalah unit dasar penyusun gap junction.
-
Connexin memiliki 4 domain transmembran (TM1–TM4) yang menembus membran plasma, dua loop ekstraseluler (EL1, EL2), satu loop intraseluler (CL), dan ujung terminal NH₂ dan COOH di dalam sitoplasma.
-
Beberapa jenis connexin berbeda akan menentukan spesifisitas dan regulasi channel.
-
-
Connexon (Hemichannel)
-
Terdiri dari 6 connexin yang berkumpul membentuk saluran setengah (hemichannel) dalam satu sel.
-
Fungsinya belum aktif sampai bertemu dengan connexon dari sel lain.
-
Ada dua jenis penggabungan:
-
Homomeric: satu jenis connexin.
-
Heteromeric: campuran berbagai connexin.
-
-
-
Gap Junction Channel
-
Terbentuk jika dua connexon dari dua sel berbeda bertemu secara tepat dan menyatu.
-
Ukuran salurannya sangat kecil: hanya 1.5–2 nm, hanya cukup untuk dilewati oleh molekul kecil dan ion.
-
Jenis penyatuan:
-
Homotypic: kedua connexon dari jenis connexin yang sama.
-
Heterotypic: kedua connexon dari jenis connexin berbeda.
-
-
📊 Ringkasan Tipe Kombinasi Channel
Kombinasi | Deskripsi |
---|---|
Homomeric–Homotypic | Connexin sama dalam satu connexon dan antar dua sel |
Homomeric–Heterotypic | Connexin sama dalam tiap connexon, tapi beda antar sel |
Heteromeric–Homotypic | Campuran connexin dalam tiap connexon, sama antar sel |
Heteromeric–Heterotypic | Campuran connexin, berbeda antar dua sel |
Gambar ini menegaskan bahwa gap junctions tidak seragam secara struktural, dan variasi ini menentukan apa yang bisa lewat serta bagaimana channel diatur oleh lingkungan.
🧠 Signifikansi Fungsional dan Klinis
-
Gap junctions berperan besar dalam sinkronisasi aktivitas sel, seperti denyut jantung, transmisi sinyal di retina, dan kontraksi otot polos.
-
Mutasi gen connexin dapat menyebabkan berbagai kelainan seperti:
-
Katarak kongenital (Cx46, Cx50),
-
Tuli genetik nonsindromik (Cx26),
-
Kelainan jantung dan konduksi atrioventrikular (Cx43).
-
📌 Visual Simpel Kanan Bawah:
Ilustrasi dua sel (Cell 1 dan Cell 2) yang dihubungkan oleh kanal (garis hijau horizontal) menunjukkan bahwa meskipun channel berada di dalam membran, ia berfungsi untuk menghubungkan sitoplasma antar sel secara langsung.
Slide ini sangat efektif dalam menyampaikan detail molekuler dari pembentukan gap junction, dan cocok digunakan sebagai jembatan ke topik lanjutan seperti:
-
Mutasi gen connexin dan patologi klinis,
-
Modulasi channel oleh sinyal seluler,
-
Desain obat untuk target connexin dalam terapi neurodegeneratif dan kardiovaskular.
26 Syarah (Penjelasan) Slide ke-13
Komunikasi Sel
Slide ini memperkenalkan konsep fundamental tentang bagaimana sel-sel pada makhluk hidup multiseluler dapat saling berkomunikasi untuk mempertahankan fungsi kehidupan yang terkoordinasi. Komunikasi ini menjadi dasar dari semua proses fisiologis seperti pertumbuhan, perkembangan, imunitas, dan homeostasis.
🔄 Makna Komunikasi Seluler
📌 Kalimat:
Sel-sel dalam makhluk hidup multiseluler saling berkomunikasi
Makna: Tidak ada sel dalam tubuh organisme multiseluler yang bekerja sendirian. Semua sel terhubung dalam jaringan informasi yang rumit dan terorganisir, di mana mereka saling mengirim dan menerima sinyal.
📡 Media Sinyal dalam Komunikasi Sel
📌 Kalimat:
Komunikasi sel ini menggunakan molekul sebagai sinyal
Sinyal antar sel biasanya dalam bentuk molekul kimia yang dapat dikirim dari satu sel ke sel lainnya melalui beberapa cara, tergantung jenis komunikasinya (autokrin, parakrin, endokrin, atau langsung).
📌 Kalimat:
Molekul-molekul ini antara lain protein, peptida, nukleotida, asam amino, steroid dan beberapa lipid
Penjelasan lebih lanjut:
-
Protein & Peptida: Seperti insulin dan faktor pertumbuhan.
-
Nukleotida: Seperti ATP yang bisa berfungsi sebagai sinyal bahaya.
-
Asam amino: Contohnya glutamat dan GABA sebagai neurotransmiter.
-
Steroid: Contohnya estrogen, kortisol – bekerja secara endokrin.
-
Lipid: Seperti prostaglandin – sinyal untuk peradangan dan nyeri.
🚪 Jalur Keluaran Sinyal
📌 Kalimat:
Molekul-molekul ini ada yang terdapat pada membran atau disekresikan melalui eksositosis
Artinya:
-
Beberapa molekul sinyal bersifat membran-terikat, seperti protein MHC (komunikasi imun).
-
Yang lain disekresikan ke luar sel melalui eksositosis, yaitu proses fusi vesikula dengan membran plasma untuk melepaskan isinya ke ruang ekstraseluler.
Contoh eksositosis: pelepasan neurotransmiter di sinaps neuron atau hormon insulin oleh sel pankreas.
🧠 Makna Biologis dan Klinis
Tanpa komunikasi sel, maka:
-
Sel tidak bisa merespons lingkungan,
-
Sistem kekebalan tubuh tidak bisa mengenali patogen,
-
Organisme tidak bisa tumbuh atau mempertahankan fungsi organ.
Gangguan komunikasi sel dapat menyebabkan:
-
Kanker (sinyal pertumbuhan tidak dikendalikan),
-
Autoimun (sinyal imun salah sasaran),
-
Diabetes (gangguan sinyal insulin),
-
Penyakit neurodegeneratif (gangguan sinyal saraf).
📌 Anotasi Tambahan (berdasarkan referensi mutakhir):
Komunikasi sel modern juga mencakup ekstraseluler vesikel, seperti exosome dan microvesicle, yang membawa RNA, DNA, dan protein dari satu sel ke sel lainnya, membuka peluang untuk terapi berbasis nanovektor dan precision medicine.
28 Syarah (Penjelasan) Slide ke-14
Komunikasi Sel: Interaksi Molekul Sinyal dan Reseptor
Slide ini menggambarkan tahap awal dari mekanisme komunikasi sel, yaitu pengikatan molekul sinyal ke reseptor yang berada di permukaan sel. Ini adalah langkah krusial yang menentukan apakah sebuah pesan akan diterima oleh sel dan bagaimana sel meresponsnya.
📡 Ikatan Molekul Sinyal dengan Reseptor
📌 Kalimat:
Molekul-molekul sinyal akan berikatan dengan reseptor yang ada di permukaan sel
Maksudnya adalah bahwa sel tidak bisa "menerima" informasi secara acak. Ia memerlukan reseptor khusus, yaitu protein yang tertanam dalam membran sel, yang bisa mengenali dan mengikat molekul sinyal tertentu.
🧬 Molekul sinyal ini bisa berupa:
-
Hormon (misal: insulin, adrenalin),
-
Neurotransmiter (misal: asetilkolin),
-
Faktor pertumbuhan, dan lainnya.
Reseptor akan menerima sinyal dari luar sel dan meneruskannya ke dalam sel melalui perubahan bentuk atau aktivasi jalur sinyal (signal transduction).
🔐 Spesifisitas Reseptor
📌 Kalimat:
Reseptor bersifat spesifik dengan molekul sinyal
Artinya: setiap jenis reseptor hanya bisa mengenali molekul sinyal tertentu, seperti kunci dengan gemboknya. Ini disebut dengan kecocokan ligan-reseptor.
Gambar memperjelas hal ini dengan:
-
Bentuk molekul sinyal yang berbeda-beda (lingkaran, segitiga, bintang),
-
Dan reseptor yang hanya dapat menerima bentuk tertentu sesuai fit atau kesesuaian struktural.
Hal ini menjamin akurasi komunikasi, agar tidak terjadi kesalahan pesan antar sel.
🎯 Contoh Nyata dalam Tubuh
-
Hormon insulin hanya akan berikatan dengan reseptor insulin, bukan reseptor adrenalin.
-
Asetilkolin hanya dapat membuka kanal ion tertentu di sel saraf atau otot.
Jika tidak ada kecocokan, molekul sinyal tidak akan berikatan dan tidak akan menimbulkan respon apapun.
📌 Anotasi tambahan (berdasarkan riset molekuler terkini):
-
Reseptor pada permukaan sel dapat berupa reseptor membran (misal: GPCR, Tyrosine kinase receptor) atau reseptor intraseluler (misal: untuk steroid).
-
Gangguan pada ekspresi atau fungsi reseptor dapat menyebabkan penyakit seperti:
-
Diabetes tipe 2 (resistensi reseptor insulin),
-
Kanker (reseptor pertumbuhan aktif terus-menerus),
-
Kelainan saraf (gangguan reseptor neurotransmiter).
-
Gambar ini menyederhanakan konsep penting dari spesifisitas komunikasi antar sel, dan merupakan pintu masuk untuk memahami proses lebih kompleks seperti transduksi sinyal, amplifikasi, dan respon seluler.
30 Syarah (Penjelasan) Slide ke-15
Macam-macam Komunikasi Sel
Komunikasi antar sel dalam tubuh makhluk hidup multiseluler terjadi melalui berbagai mekanisme sinyal yang disesuaikan dengan jarak, jenis molekul sinyal, dan waktu respons yang diinginkan. Slide ini menyebutkan bahwa ada empat macam utama komunikasi sel, masing-masing dengan karakteristik khas dan peran biologis yang berbeda.
1. Kontak Langsung (Direct Contact)
Ini adalah bentuk komunikasi paling sederhana dan paling cepat karena terjadi tanpa pelepasan sinyal kimia ke luar sel. Komunikasi ini melibatkan:
-
Molekul sinyal dan reseptor yang sama-sama berada di permukaan membran sel.
-
Gap junctions pada hewan dan plasmodesmata pada tumbuhan termasuk dalam mekanisme ini.
📌 Contoh biologis:
-
Sel-sel imun mengenali sel yang terinfeksi atau sel asing melalui interaksi langsung reseptor-permukaan.
2. Sinyal Parakrin
Sinyal ini dikirim oleh sel pengirim ke sel target di sekitarnya, yaitu dalam jarak dekat. Molekul sinyal tidak masuk ke aliran darah tetapi menyebar secara lokal di ruang antar sel.
📌 Contoh biologis:
-
Faktor pertumbuhan (growth factors) yang disekresikan oleh sel epitel untuk merangsang pembelahan sel tetangganya.
-
Prostaglandin dalam proses peradangan.
Karakteristik:
-
Cepat dan lokal,
-
Tidak cocok untuk sinyal jarak jauh.
3. Sinyal Endokrin
Ini adalah bentuk komunikasi jarak jauh, di mana sinyal kimiawi (biasanya hormon) dilepaskan oleh kelenjar endokrin ke dalam aliran darah, dan dibawa ke sel target di bagian tubuh yang jauh.
📌 Contoh biologis:
-
Hormon insulin dari pankreas yang bekerja pada otot dan hati.
-
Hormon adrenalin yang memengaruhi berbagai organ saat stres.
Karakteristik:
-
Waktu respons lebih lambat,
-
Tetapi jangkauan luas dan sistemik.
4. Sinyal Sinaptik
Sinyal ini khusus terjadi di antara neuron (atau antara neuron dan otot/kelenjar) melalui struktur khusus bernama sinaps.
-
Sinyal listrik menjalar di sepanjang akson → memicu pelepasan neurotransmiter ke celah sinaptik.
-
Neurotransmiter kemudian berikatan dengan reseptor pada sel target.
📌 Contoh biologis:
-
Asetilkolin pada sinaps neuromuskular.
-
Dopamin, serotonin, dan GABA dalam sistem saraf pusat.
Karakteristik:
-
Respons sangat cepat (dalam milidetik),
-
Spesifik dan terlokalisasi.
🔁 Rangkuman Singkat
Jenis Komunikasi | Jarak | Waktu Respons | Contoh Molekul |
---|---|---|---|
Kontak langsung | Sangat dekat (sel bersentuhan) | Cepat | MHC, cadherin, gap junction |
Parakrin | Lokal | Cepat | Growth factor, prostaglandin |
Endokrin | Jauh | Lambat | Insulin, estrogen |
Sinaptik | Sangat lokal (sinaps) | Sangat cepat | Asetilkolin, dopamin |
📌 Anotasi tambahan (berdasarkan referensi modern): Jenis komunikasi ini tidak eksklusif — sel dapat menggunakan lebih dari satu jenis komunikasi secara bersamaan. Misalnya, sel endotel pembuluh darah bisa memberi sinyal secara parakrin dan juga melalui kontak langsung melalui protein adhesi.
32 Syarah (Penjelasan) Slide ke-16
Komunikasi Kontak Langsung
Komunikasi ini terjadi saat dua sel yang bersebelahan saling berinteraksi secara langsung tanpa pelepasan sinyal ke lingkungan luar. Artinya, molekul sinyal tidak perlu bergerak jauh, melainkan cukup tersaji di permukaan satu sel dan dikenali langsung oleh sel tetangganya.
📍 Penjelasan Kalimat Utama:
Apabila molekul sinyal dari satu sel langsung diterima oleh sel di sebelahnya
Makna: Mekanisme ini tidak membutuhkan difusi, sekresi, atau transportasi molekul sinyal. Komunikasi berlangsung melalui kontak fisik langsung, baik melalui reseptor membran maupun struktur penghubung khusus seperti gap junctions.
🔬 Ilustrasi dalam Gambar
Gambar memperlihatkan dua sel epitel yang saling bersentuhan, dengan panah menuju struktur yang disebut gap junction. Ini mengindikasikan bahwa:
-
Sinyal tidak lewat cairan ekstraseluler, tapi langsung mengalir dari sitoplasma satu sel ke sel lainnya melalui kanal protein.
-
Gap junctions memungkinkan pertukaran ion, metabolit, dan molekul kecil.
✳️ Contoh Biologis Komunikasi Kontak Langsung
-
Gap junction pada otot jantung
➤ Mengalirkan ion antar sel untuk memastikan kontraksi jantung terjadi serentak. -
Interaksi sel-T dan sel antigen-presenting (APC)
➤ Melibatkan reseptor permukaan seperti MHC, CD4, CD8. -
Sel germinal pada embrio
➤ Selama morfogenesis awal, sel-sel saling berinteraksi secara langsung untuk mengatur pembentukan pola tubuh.
🧠 Signifikansi Biologis
-
Komunikasi jenis ini cepat, efisien, dan presisi tinggi.
-
Tidak cocok untuk sinyal yang perlu menjangkau jauh, tetapi sangat efektif dalam sistem seperti:
-
Jaringan epitel yang padat,
-
Jaringan saraf dan jantung yang membutuhkan kecepatan tinggi.
-
📌 Anotasi tambahan (berdasarkan referensi molekuler modern):
-
Selain gap junction, protein adhesi seperti cadherin dan integrin juga bisa memediasi kontak langsung yang tidak melibatkan saluran terbuka, tetapi lebih pada pemetaan dan pengenalan posisi antar sel, penting dalam perkembangan embrio dan penyembuhan luka.
34 Syarah (Penjelasan) Slide ke-17
Sinyal Parakrin – Komunikasi Sel Jarak Dekat
📌 Kalimat utama pada slide:
Apabila sinyal molekul dari sel diterima oleh sel-sel di sekitarnya
Menggambarkan jenis komunikasi sel yang disebut parakrin, yaitu komunikasi di mana sel pengirim (secretory cell) melepaskan molekul sinyal yang kemudian mempengaruhi sel target yang berdekatan, tanpa memasuki sistem sirkulasi darah.
🔄 Mekanisme Sinyal Parakrin
-
Sel sekretorik melepaskan molekul sinyal (misal: growth factor, prostaglandin, sitokin).
-
Molekul sinyal ini berdifusi secara lokal di ruang antar sel (ekstraseluler).
-
Sel target yang berada dalam jarak dekat menangkap sinyal tersebut melalui reseptornya.
-
Respon biologis dimulai hanya pada sel yang memiliki reseptor spesifik dan berada dalam jangkauan.
🧬 Contoh Biologis Komunikasi Parakrin
-
Faktor pertumbuhan (Growth factors):
➤ Dilepaskan oleh sel epitel untuk merangsang proliferasi sel tetangga saat penyembuhan luka. -
Prostaglandin:
➤ Terlibat dalam peradangan lokal dan nyeri, dilepas oleh sel imun atau jaringan yang rusak. -
Nitric Oxide (NO):
➤ Molekul gas yang bekerja secara parakrin untuk merelaksasi otot polos pembuluh darah. -
Sitokin dalam sistem imun:
➤ Dilepaskan oleh makrofag dan limfosit untuk merekrut atau mengaktifkan sel imun lain di sekitarnya.
📉 Batasan Sinyal Parakrin
-
Molekul sinyal parakrin cepat terurai atau dinetralisir oleh enzim di ruang antar sel.
-
Karena itu, jangkauannya sangat terbatas, dan sinyal biasanya tidak sampai ke jaringan jauh.
-
Hal ini menjaga agar sinyal hanya berdampak secara lokal, mencegah gangguan sistemik.
🔬 Penjelasan Gambar Ilustrasi
-
Di gambar, tampak sel sekretorik di bagian atas melepaskan titik-titik hijau (molekul sinyal).
-
Titik-titik ini menuju ke sel target yang bersebelahan (adjacent target cells).
-
Gambar ini menunjukkan karakteristik utama komunikasi parakrin, yaitu spesifik ke lokasi dan sangat lokal.
📌 Anotasi tambahan (berdasarkan literatur terkini):
Dalam perkembangan embrio (embriogenesis), sinyal parakrin seperti Hedgehog, Wnt, dan BMP sangat penting untuk pembentukan pola tubuh dan diferensiasi sel. Dalam konteks medis, gangguan sinyal parakrin dapat memicu kanker, fibrosis, dan gangguan inflamasi kronik.
36 Syarah (Penjelasan) Slide ke-18
Sinyal Endokrin – Komunikasi Jarak Jauh melalui Hormon
📌 Kalimat utama:
Apabila molekul sinyal masuk ke dalam peredaran darah dan diterima oleh sel yang letaknya berjauhan
Ini adalah ciri khas dari sistem komunikasi endokrin, yaitu ketika sinyal kimiawi dilepaskan oleh sel khusus (biasanya sel dalam kelenjar endokrin) ke dalam aliran darah, dan disirkulasikan ke seluruh tubuh untuk mencapai sel targetnya yang letaknya jauh.
💉 Mekanisme Sinyal Endokrin
-
Sel endokrin mensekresikan molekul sinyal ke dalam pembuluh darah (tidak ke ruang antar sel).
-
Molekul ini disebut hormon.
-
Hormon dibawa oleh sirkulasi darah ke seluruh tubuh.
-
Hanya sel-sel target tertentu yang bisa merespons karena memiliki reseptor spesifik terhadap hormon tersebut.
🧬 Contoh Sinyal Endokrin dalam Tubuh
-
Insulin
-
Diproduksi oleh pankreas, diedarkan ke seluruh tubuh.
-
Bekerja pada otot, hati, dan jaringan lemak untuk mengatur kadar gula darah.
-
-
Adrenalin (epinefrin)
-
Dilepaskan dari medula adrenal saat stres.
-
Meningkatkan denyut jantung, tekanan darah, dan metabolisme.
-
-
Estrogen dan testosteron
-
Mengatur perkembangan seksual dan fungsi reproduksi.
-
-
Hormon tiroid (T3/T4)
-
Mengatur laju metabolisme sel secara sistemik.
-
🔬 Penjelasan Gambar
-
Gambar menunjukkan kelenjar endokrin (kuning) yang mengeluarkan hormon ke dalam pembuluh darah (merah).
-
Hormon kemudian mengalir dan mencapai sel target yang letaknya jauh (berwarna biru).
-
Ini menegaskan bahwa sinyal endokrin tidak terbatas secara lokal, melainkan menggunakan sistem sirkulasi darah sebagai media distribusinya.
📉 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Endokrin
Kelebihan | Kekurangan |
---|---|
Jangkauan luas | Respon lebih lambat dibanding sinyal sinaptik |
Efektif untuk pengaturan sistemik | Butuh konsentrasi hormon yang terkontrol ketat |
Durasi pengaruh bisa lama | Potensial efek sistemik berlebihan jika disregulasi |
📌 Anotasi tambahan (berdasarkan referensi mutakhir):
-
Gangguan sistem endokrin dapat menyebabkan penyakit metabolik (diabetes), hipo/hipertiroidisme, infertilitas, dan bahkan gangguan mood.
-
Saat ini, terapi hormon dan antagonis hormon menjadi strategi utama dalam pengobatan kanker (misalnya kanker payudara hormon-sensitif).
38 Syarah (Penjelasan) Slide ke-19
Sinyal Sinaptik – Komunikasi Spesifik Antar Sel Saraf
📌 Kalimat utama:
Merupakan cara komunikasi sel saraf dengan sel lain yang jauh letaknya
Sel saraf yang panjang akan melepaskan neurotransmitter ke sel target
Sinyal sinaptik adalah bentuk komunikasi yang sangat cepat dan spesifik, digunakan oleh sistem saraf untuk mengirimkan informasi dalam waktu milidetik. Meskipun targetnya bisa jauh (misal: dari otak ke otot), sinyal tidak dikirim melalui difusi jarak jauh, melainkan melalui transmisi listrik dan pelepasan neurotransmitter pada sinaps.
🧠 Tahapan Komunikasi Sinaptik
-
Sinyal listrik (impuls) menjalar sepanjang akson sel saraf.
-
Saat mencapai ujung akson (terminal presinaptik), sinyal memicu pelepasan neurotransmitter.
-
Neurotransmitter dilepaskan ke dalam celah sinaptik (synaptic gap).
-
Neurotransmitter kemudian berikatan dengan reseptor pada sel target, yang bisa berupa:
-
Sel saraf lainnya (neuron),
-
Sel otot (menyebabkan kontraksi),
-
Sel kelenjar (menyebabkan sekresi).
-
💬 Contoh Neurotransmitter
-
Asetilkolin → menginduksi kontraksi otot rangka.
-
Dopamin → mengatur suasana hati, gerakan, dan reward.
-
Serotonin → berperan dalam regulasi emosi dan tidur.
-
GABA (Gamma-Aminobutyric Acid) → neurotransmitter inhibitori utama di otak.
📉 Karakteristik Sinyal Sinaptik
Aspek | Keterangan |
---|---|
Cepat | Dalam hitungan milidetik |
Spesifik | Hanya antara dua sel yang terhubung melalui sinaps |
Sementara | Sinyal bisa segera dihentikan melalui reuptake, degradasi enzim, atau difusi |
Presisi tinggi | Tidak menyebar luas seperti hormon |
🔬 Penjelasan Gambar
-
Gambar menunjukkan:
-
Nerve cell (neuron presinaptik),
-
Synaptic gap (celah antar sel),
-
Target cell (neuron atau sel efektor lain).
-
-
Tampak bahwa neurotransmitter (bulatan merah) dilepaskan dari neuron, kemudian berikatan dengan reseptor pada membran sel target untuk memulai respon.
📌 Anotasi tambahan (berdasarkan referensi mutakhir):
-
Gangguan pada komunikasi sinaptik dapat menyebabkan penyakit neurologis, seperti:
-
Parkinson (defisiensi dopamin),
-
Alzheimer (gangguan sinyal asetilkolin),
-
Depresi (dysregulasi serotonin dan norepinefrin),
-
Epilepsi (ketidakseimbangan GABA dan glutamat).
-
-
Obat-obatan psikoaktif (misal: antidepresan, stimulan, anestesi) bekerja dengan memodulasi sinyal sinaptik, baik melalui peningkatan neurotransmitter, penghambatan reuptake, atau blokade reseptor.
Dengan ini, keempat bentuk komunikasi sel telah selesai dijelaskan secara lengkap:
-
Kontak langsung
-
Parakrin
-
Endokrin
-
Sinaptik
40 Syarah (Penjelasan) Slide ke-20
Ringkasan Komunikasi Sel: Perbandingan 4 Mekanisme
Slide ini secara visual menyajikan empat jenis utama komunikasi seluler yang telah dijelaskan sebelumnya—Endokrin, Parakrin, Sinaptik (Neuronal), dan Kontak Langsung (Contact-Dependent)—dalam satu diagram terstruktur. Setiap kotak memberikan ilustrasi khas dari cara kerja masing-masing mekanisme sinyal.
(A) Endokrin
📌 Ciri utama:
-
Sel pengirim: endocrine cell
-
Media: bloodstream (peredaran darah)
-
Sinyal: hormon
-
Target: sel yang jauh
📌 Penjelasan:
-
Hormon (ditandai merah muda) dilepaskan ke dalam darah.
-
Dibawa ke seluruh tubuh dan hanya direspons oleh sel yang memiliki reseptor spesifik.
(B) Parakrin
📌 Ciri utama:
-
Sel pengirim: signaling cell
-
Media: ruang antar sel (ekstraseluler)
-
Sinyal: local mediator
-
Target: sel tetangga (dekat)
📌 Penjelasan:
-
Molekul sinyal menyebar secara lokal ke sel target yang dekat, tanpa masuk ke darah.
-
Cocok untuk respon cepat dalam satu jaringan, misal saat peradangan lokal.
(C) Neuronal / Sinaptik
📌 Ciri utama:
-
Sel pengirim: neuron
-
Media: sinaps (synapse)
-
Sinyal: neurotransmitter
-
Target: sel saraf, otot, atau kelenjar
📌 Penjelasan:
-
Sinyal listrik ditransmisikan sepanjang akson → diubah menjadi sinyal kimia → neurotransmitter dilepaskan ke celah sinaptik dan berikatan dengan reseptor sel target.
-
Sangat cepat, spesifik, dan presisi tinggi.
(D) Contact-Dependent (Kontak Langsung)
📌 Ciri utama:
-
Sel pengirim dan target harus bersentuhan langsung
-
Sinyal: molekul permukaan sel (membrane-bound)
-
Reseptor: terletak pada permukaan sel target
📌 Penjelasan:
-
Molekul sinyal tidak dilepas ke lingkungan luar.
-
Diperlukan kontak fisik antara dua sel untuk menyampaikan sinyal.
-
Digunakan pada:
-
Respon imun (sel T dengan antigen-presenting cell),
-
Pengaturan pola tubuh saat embriogenesis.
-
📊 Tabel Ringkasan Tambahan
Jenis Komunikasi | Jarak | Kecepatan | Sinyal | Contoh |
---|---|---|---|---|
Endokrin | Jauh | Lambat | Hormon | Insulin, Estrogen |
Parakrin | Dekat | Cepat | Mediator lokal | Prostaglandin, NO |
Sinaptik (Neuronal) | Sangat dekat | Sangat cepat | Neurotransmitter | Asetilkolin, Dopamin |
Kontak Langsung | Sel berdempetan | Instan | Molekul permukaan | MHC, Notch-Delta |
📌 Penutup
Visualisasi pada slide ini sangat efektif sebagai alat konseptual untuk membedakan keempat mekanisme dan menjadi jembatan yang sangat baik untuk diskusi lanjut mengenai jalur transduksi sinyal dan dampak klinis dari gangguan komunikasi sel.
42 Syarah (Penjelasan) Slide ke-21
Komunikasi Sel pada Organisme Uniseluler dan Multiseluler
Slide ini memberikan gambaran umum tentang dua kategori organisme yang berbeda: uniseluler dan multiseluler, serta perbedaan mendasar dalam cara mereka berkomunikasi antar sel.
🧫 Komunikasi pada Organisme Uniseluler
-
Organisme uniseluler, seperti bakteri dan protista, mengandalkan komunikasi antar sel dalam spesies yang sama untuk bertahan hidup dan berkembang biak.
-
Komunikasi ini sering menggunakan sinyal kimia untuk mengatur proses-proses penting seperti perkembangbiakan, diferensiasi, dan respons terhadap lingkungan.
-
Salah satu contoh komunikasi pada organisme uniseluler adalah quorum sensing pada bakteri, di mana molekul sinyal digunakan untuk menentukan kepadatan sel dalam populasi dan memicu perubahan perilaku kolektif, seperti pembentukan biofilm atau pelepasan toksin.
🧬 Komunikasi pada Organisme Multiseluler
Pada organisme multiseluler, komunikasi antar sel di dalam tubuh sangat penting untuk koordinasi dan pengaturan fungsi biologis yang kompleks, termasuk:
-
Saling berkomunikasi antar sel dalam tubuh
-
Sel-sel dalam tubuh manusia (misalnya) berkomunikasi melalui berbagai mekanisme seperti sinyal endokrin, parakrin, sinaptik, dan kontak langsung.
-
-
Bagaimana sel menginterpretasikan sinyal yang ada
-
Setiap sel memiliki kemampuan untuk mendeteksi dan merespons sinyal melalui reseptor yang terletak pada permukaan membrannya.
-
-
Komunikasi sel melalui beberapa tahap
-
Tahap pertama adalah pengiriman sinyal dari satu sel ke sel lain.
-
Tahap kedua adalah penerimaan sinyal oleh reseptor pada sel target.
-
Tahap ketiga adalah transduksi sinyal di dalam sel, yang melibatkan serangkaian perubahan molekuler hingga tercapainya respon fisiologis yang sesuai.
-
🔄 Sinyal Transduksi
Sinyal transduksi adalah proses di mana sel merubah sinyal dari luar (seperti hormon atau neurotransmiter) menjadi tindakan dalam sel (misalnya, perubahan aktivitas genetik, metabolisme, atau bahkan pembelahan sel). Proses ini melibatkan serangkaian reaksi kimia yang diperantarai oleh protein dan molekul lainnya di dalam sel.
Penutup
-
Organisme uniseluler berkomunikasi untuk mempertahankan kelangsungan hidup individu mereka.
-
Organisme multiseluler menggunakan komunikasi untuk mempertahankan homeostasis dan fungsi tubuh yang terkoordinasi di antara sel-sel yang berbeda.
44 Syarah (Penjelasan) Slide ke-22
Komunikasi Sel pada Organisme Uniseluler dan Multiseluler
Slide ini menampilkan ilustrasi yang menggambarkan tahapan umum dalam komunikasi sel, baik pada organisme uniseluler maupun multiseluler. Ilustrasi ini menggambarkan proses transduksi sinyal yang melibatkan dua jenis molekul sinyal yang berbeda, satu di luar sel dan satu di dalam sel.
📊 Proses Komunikasi Sel
-
Molekul sinyal ekstraseluler (molekul A):
-
Molekul ini (berwarna merah) berasal dari luar sel, dan berfungsi sebagai sinyal yang diterima oleh reseptor sel pada permukaan sel.
-
Setelah sinyal diterima, molekul ini akan masuk ke dalam sel.
-
-
Transduksi sinyal dalam sel:
-
Setelah molekul sinyal masuk, ia akan berinteraksi dengan molekul sinyal intraseluler (molekul B) yang berfungsi mengatur jalur sinyal selanjutnya.
-
Molekul B kemudian memicu perubahan dalam aktivitas sel, yang mungkin melibatkan proses metabolisme, pembelahan sel, atau ekspresi gen.
-
-
Proses perubahan dalam sel:
-
Gambar ini menggambarkan perubahan bentuk informasi sinyal pada tahap transduksi dari luar ke dalam sel yang menghasilkan reaksi atau respon dalam sel.
-
🔄 Anotasi Tambahan
-
Ilustrasi ini menggambarkan sinyal yang masuk ke dalam sel melalui mekanisme transduksi sinyal yang melibatkan reseptor membran (misalnya reseptor protein pada permukaan sel).
-
Setelah molekul sinyal masuk, proses interaksi molekul A dengan molekul B memicu jalur transduksi yang mengubah informasi menjadi respons seluler yang relevan.
📌 Konteks dalam Organisme Uniseluler dan Multiseluler
-
Pada organisme uniseluler, proses ini sering kali digunakan untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan atau untuk berkomunikasi antar individu dalam koloni.
-
Pada organisme multiseluler, komunikasi ini memastikan koordinasi antar sel dalam tubuh untuk proses-proses seperti pertumbuhan, pembelahan sel, dan homeostasis tubuh.
46 Syarah (Penjelasan) Slide ke-23
Langkah-langkah Komunikasi Sel
Pada slide ini, dijelaskan mengenai proses tahapan komunikasi antar sel yang terdiri dari enam langkah penting dalam mentransmisikan sinyal, mulai dari sintesis sinyal hingga pengakhiran respon sel.
1. Sintesis Molekul Sinyal oleh Sel yang Memberi Sinyal
-
Pada tahap pertama, sel pengirim akan membuat molekul sinyal. Molekul ini bisa berupa hormon, neurotransmitter, atau mediator lokal seperti prostaglandin.
-
Molekul ini kemudian akan diproduksi dan dipersiapkan untuk dilepaskan ke lingkungan sekitar.
2. Pelepasan Molekul Sinyal oleh Sel yang Memberi Sinyal Menuju Sel Target
-
Setelah diproduksi, molekul sinyal akan dilepaskan oleh sel pengirim.
-
Molekul ini bisa melewati ruang antar sel, darah, atau melalui gap junction untuk menuju sel target yang akan menerima sinyal.
3. Pengikatan Sinyal oleh Reseptor Spesifik pada Sel Target yang Menyebabkan Aktivasi Reseptor Tersebut
-
Molekul sinyal yang sudah sampai pada sel target akan berikatan dengan reseptor spesifik di permukaan sel tersebut.
-
Aktivasi reseptor ini akan memulai rangkaian proses transduksi sinyal di dalam sel.
4. Inisiasi Satu atau Lebih Menuju Jalur Transduksi Sinyal di Dalam Sel
-
Begitu reseptor diaktifkan, sinyal akan diproses melalui jalur transduksi sinyal yang kompleks.
-
Jalur ini melibatkan berbagai molekul sinyal intraseluler, seperti second messengers (contoh: cAMP, IP3, DAG), yang mengarah ke perubahan dalam aktivitas sel.
5. Terjadi Perubahan Spesifik Fungsi, Metabolisme, atau Perkembangan Sel
-
Tahap berikutnya adalah perubahan fungsi yang terjadi pada sel target sebagai respons terhadap sinyal.
-
Perubahan ini bisa berupa aktivasi gen, metabolisme, proliferasi sel, atau perubahan aktivitas fisik sel.
6. Pembuangan Sinyal yang Mengakhiri Respon Sel
-
Pada tahap terakhir, sinyal yang sudah diterima dan diproses harus dihapus atau dinetralisir untuk mengakhiri respon sel.
-
Penghapusan sinyal ini bisa terjadi melalui degradasi molekul sinyal, reuptake oleh sel pengirim, atau blokade reseptor pada sel target.
🔬 Proses Transduksi Sinyal:
-
Molekul sinyal (misal: hormon) bertindak sebagai sinyal luar sel yang mempengaruhi aktivitas dalam sel.
-
Transduksi sinyal memungkinkan sinyal ekstraseluler diterjemahkan menjadi tindakan seluler melalui jaringan kompleks protein dan molekul dalam sel.
-
Pentingnya pengaturan: Setiap tahapan ini diatur dengan ketat agar respons sel berjalan secara tepat waktu dan sesuai kebutuhan.
Penutup
Langkah-langkah komunikasi ini mencerminkan proses transduksi sinyal yang esensial dalam koordinasi tubuh, mulai dari proses metabolisme hingga pengaturan homeostasis.
48 Syarah (Penjelasan) Slide ke-24
Tiga Tahap Sinyal/Komunikasi pada Sel
Slide ini memberikan gambaran tiga tahap utama dalam proses komunikasi seluler, yang dikenal sebagai sinyal transduksi. Proses ini menjelaskan bagaimana sinyal eksternal dikirimkan ke dalam sel dan diterjemahkan menjadi respon biologis yang tepat.
1. Reception (Penerimaan Sinyal)
-
Molekul sinyal (contohnya hormon, neurotransmitter, atau mediator lokal) akan berikatan dengan reseptor yang terletak di permukaan membran sel.
-
Reseptor ini bersifat spesifik terhadap molekul sinyal yang dikirimkan dan berfungsi sebagai “pintu masuk” untuk informasi yang diperlukan sel.
-
Contoh: Molekul hormon insulin berikatan dengan reseptor pada sel target (misalnya, sel otot atau hati).
2. Transduction (Transduksi Sinyal)
-
Setelah reseptor teraktivasi oleh molekul sinyal, informasi sinyal akan diteruskan ke dalam sel melalui jalur transduksi sinyal.
-
Proses ini melibatkan serangkaian reaksi molekuler yang diperantarai oleh protein dan second messengers (misalnya, cAMP, kalsium ion).
-
Tahap ini adalah langkah pengolahan informasi, di mana sinyal yang diterima di luar sel diubah menjadi respon seluler yang sesuai.
3. Response (Respon Sel)
-
Pada tahap terakhir, sinyal yang ditransduksi akan memicu respon dalam sel, yang dapat berupa:
-
Perubahan fungsi (misalnya, aktivasi enzim),
-
Perubahan ekspresi gen, atau
-
Proliferasi sel (pembelahan sel).
-
-
Respon ini memungkinkan sel untuk merespons perubahan eksternal dengan cara yang sesuai untuk mendukung kelangsungan hidup atau fungsi spesifik sel.
Ilustrasi Proses Sinyal Transduksi
-
Sinyal molekul A diterima oleh reseptor di permukaan sel.
-
Proses transduksi sinyal mengaktifkan jalur sinyal dalam sel.
-
Jalur sinyal ini berujung pada respon seluler yang spesifik, misalnya perubahan metabolisme atau ekspresi gen.
🔄 Kesimpulan
-
Tiga tahap komunikasi seluler—Reception, Transduction, dan Response—merupakan proses yang terkoordinasi dengan baik untuk memastikan respon sel yang akurat dan efisien terhadap rangsangan eksternal.
-
Proses ini sangat penting dalam homeostasis tubuh, pengaturan pertumbuhan, dan fungsi berbagai sistem biologis.
50 Syarah (Penjelasan) Slide ke-25
Tiga Tahap Sinyal pada Sel: Reception
Pada slide ini, dijelaskan secara mendalam mengenai tahap pertama dalam komunikasi seluler, yaitu Reception, yang merupakan tahap penerimaan sinyal oleh sel.
1. Reception: Pengenalan Sinyal oleh Sel
-
Reception adalah tahap pertama dalam komunikasi sel, di mana sel menerima sinyal dari lingkungan eksternal.
-
Molekul sinyal (ligan) akan berikatan dengan reseptor yang terletak di permukaan membran sel.
-
Proses ini mirip dengan konsep enzim-substrat dalam biokimia, di mana molekul sinyal bertindak seperti substrat yang dikenali oleh reseptor seperti halnya enzim yang mengenali substratnya.
-
Proses ini dapat diibaratkan sebagai hipotesis kunci dan gembok dalam kimia, di mana reseptor sel berfungsi seperti kunci, dan molekul sinyal bertindak sebagai gembok yang pas untuk berikatan dengan reseptor tersebut.
2. Interaksi Molekul Sinyal dengan Reseptor Sel
-
Molekul sinyal atau ligan, seperti hormon atau neurotransmiter, sering kali adalah molekul yang larut dalam air, mirip dengan enzim dan substrat dalam reaksi biokimia.
-
Molekul sinyal ini berikatan dengan reseptor pada permukaan membran sel. Biasanya, reseptor ini adalah protein transmembran yang spesifik untuk jenis sinyal tertentu.
-
Interaksi ini adalah langkah pertama dalam transduksi sinyal yang memungkinkan informasi eksternal diterjemahkan menjadi perubahan di dalam sel.
3. Analoginya dengan Sistem Enzim-Substrat
-
Sistem reseptor-ligan dalam komunikasi sel memiliki kesamaan dengan sistem enzim-substrat dalam reaksi kimia.
-
Sama seperti enzim yang hanya mengenali substrat tertentu, reseptor hanya dapat mengenali molekul sinyal tertentu yang memiliki bentuk dan struktur yang sesuai.
Kesimpulan
-
Reception adalah langkah penting dalam proses komunikasi antar sel, yang mengandalkan pengenalan molekul sinyal oleh reseptor pada sel target.
-
Proses ini memastikan bahwa sel hanya merespon sinyal yang relevan dengan mengaktifkan reseptor yang spesifik.
52 Syarah (Penjelasan) Slide ke-26
Tiga Tahap Sinyal pada Sel: Transduksi
Slide ini menjelaskan tahap kedua dalam komunikasi sel, yaitu Transduksi, yang mengacu pada perubahan internal sel setelah reseptor diaktifkan oleh molekul sinyal.
1. Transduksi: Perubahan Konformasi pada Reseptor
-
Pada tahap transduksi, molekul sinyal yang berikatan dengan reseptor pada permukaan sel menyebabkan perubahan konformasi pada struktur reseptor.
-
Perubahan konformasi ini adalah perubahan bentuk fisik pada reseptor yang membuatnya aktif dan memicu aktivitas selanjutnya di dalam sel.
2. Interaksi dengan Molekul Intraseluler
-
Setelah reseptor mengalami perubahan bentuk (konformasi), reseptor aktif ini akan berinteraksi dengan molekul intraseluler.
-
Molekul intraseluler tersebut dapat berupa berbagai jenis protein, termasuk enzim, yang akan terlibat dalam proses transduksi sinyal lebih lanjut.
3. Perubahan Konformasi pada Protein Seluler Lainnya
-
Transduksi sinyal dapat menyebabkan perubahan konformasi pada protein seluler lainnya, yang berperan dalam rangkaian sinyal yang lebih besar.
-
Contoh: Enzim yang awalnya tidak aktif dapat menjadi aktif setelah terinteraksi dengan sinyal, sehingga mengaktifkan proses metabolisme, proliferasi, atau fungsi lainnya di dalam sel.
4. Transduksi yang Lebih Kompleks: Aktivasi Beberapa Molekul
-
Transduksi sering kali melibatkan banyak jalur sinyal yang berinteraksi secara bersamaan, mengaktifkan berbagai kompleks molekul untuk mengatur proses seluler.
-
Misalnya, protein kinases (enzim yang mengaktivasi protein lain melalui fosforilasi) dapat diaktifkan dan memulai cascade dari reaksi biokimia di dalam sel.
5. Kesimpulan
-
Tahap transduksi adalah langkah kritikal dalam komunikasi sel, karena pada tahap ini informasi dari luar sel diterjemahkan menjadi aktivitas biokimia di dalam sel.
-
Proses ini memungkinkan sel untuk merespon sinyal eksternal dengan cara yang tepat sesuai dengan kebutuhan tubuh atau organisme.
54 Syarah (Penjelasan) Slide ke-27
2 Tipe Resepter dalam Komunikasi Sel
Pada slide ini, kita membahas dua tipe reseptor yang berperan penting dalam proses komunikasi sel. Kedua tipe reseptor ini memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda.
1. Reseptor Intraseluler
-
Reseptor intraseluler adalah reseptor yang terletak di dalam sel.
-
Reseptor jenis ini mengikat molekul sinyal yang dapat menembus membran sel, seperti hormon lipofilik (misalnya hormon steroid dan tiroid).
-
Fungsi Reseptor Intraseluler:
-
Mengubah ekspresi gen di dalam sel. Proses ini cenderung lebih lambat dan memerlukan transkripsi gen serta sintesis protein baru.
-
Perubahan yang lebih permanen dan jangka panjang terjadi, seperti perkembangan atau diferensiasi sel.
-
2. Reseptor Permukaan Sel
-
Reseptor permukaan sel terletak di permukaan membran sel dan menerima sinyal dari luar sel.
-
Reseptor ini akan mengikat molekul sinyal yang tidak dapat menembus membran sel, seperti hormon peptida atau neurotransmiter.
-
Proses ini lebih cepat dibandingkan dengan reseptor intraseluler karena melibatkan aktivasi langsung protein atau enzim yang ada di dalam sel.
3. Contoh Reseptor Intraseluler yang Cepat
-
Salah satu contoh reseptor intraseluler yang cepat adalah sinyal gas nitrat oksida (NO), yang langsung berikatan dengan enzim yang terletak di bagian dalam sel target.
-
NO berfungsi untuk mengaktifkan enzim yang terlibat dalam proses fisiologis cepat, seperti relaksasi otot polos.
Kesimpulan
-
Reseptor Intraseluler: Cenderung mempengaruhi perubahan ekspresi gen yang lebih lambat dan berlangsung lama.
-
Reseptor Permukaan Sel: Memungkinkan respon yang lebih cepat melalui aktivasi enzim atau protein yang sudah ada di dalam sel.
56 Syarah (Penjelasan) Slide ke-28
Reseptor di Dalam Sel (Intraseluler)
Pada slide ini, kita membahas tentang reseptor intraseluler, yang berperan dalam komunikasi sel.
1. Reseptor Intraseluler
-
Lokasi:
Reseptor intraseluler terletak di dalam sitoplasma atau di inti sel.
Ini berarti molekul sinyal yang akan berikatan dengan reseptor ini harus terlebih dahulu menembus membran sel. -
Mekanisme:
Molekul sinyal, seperti hormon steroid (contohnya testosteron), dapat melintasi membran sel karena sifatnya yang lipofilik (larut dalam lemak). Begitu mencapai interior sel, molekul ini akan berikatan dengan reseptor di dalam sitoplasma atau inti sel, membentuk kompleks hormon-reseptor.
2. Fungsi Reseptor Intraseluler
-
Contoh Hormon: Testosteron
Testosteron adalah contoh hormon yang berikatan dengan reseptor intraseluler. Hormon ini berperan dalam mengontrol karakteristik jenis kelamin pria, seperti perkembangan otot, suara, dan distribusi rambut. -
Proses Aktivasi:
-
Testosteron melewati membran plasma, menuju reseptor protein di dalam sitoplasma.
-
Setelah berikatan, kompleks hormon-reseptor ini memasuki inti sel, di mana ia berikatan dengan DNA.
-
Transkripsi gen kemudian terjadi, mengubah informasi genetik menjadi mRNA, yang akhirnya diterjemahkan menjadi protein baru.
-
3. Proses Transduksi Sinyal
-
Pengaruh Terhadap Genetik:
Setelah berikatan dengan DNA, kompleks hormon-reseptor bertindak sebagai faktor transkripsi yang menstimulasi transkripsi gen menjadi mRNA. Ini adalah langkah awal dalam proses produksi protein yang akan mempengaruhi berbagai aktivitas seluler. -
Output:
Protein baru yang dihasilkan akan memiliki fungsi tertentu, seperti membantu dalam perkembangan karakteristik seks pria.
Kesimpulan
Reseptor intraseluler sangat penting dalam mengatur perubahan ekspresi gen yang dapat mengarah pada perubahan struktural dan fungsional dalam sel. Molekul sinyal seperti hormon steroid menstimulasi perubahan jangka panjang dalam sel, seperti halnya dalam pengaturan karakteristik kelamin oleh testosteron.
58 Syarah (Penjelasan) Slide ke-29
Reseptor Permukaan Sel (Reseptor Membran, Reseptor Transmembran)
Pada slide ini, kita membahas tentang reseptor permukaan sel, yang terletak pada membran plasma sel.
1. Pengertian Reseptor Permukaan Sel
-
Definisi:
Reseptor permukaan sel (atau reseptor membran/transmembran) adalah jenis reseptor yang tertanam atau terintegrasi dalam membran plasma sel.
Mereka berperan dalam proses komunikasi antara sel dan lingkungan ekstraseluler. -
Mekanisme Kerja:
Reseptor ini bekerja dengan cara menerima atau mengikat molekul sinyal (ligan) yang berada di luar sel. Molekul sinyal ini dapat berupa berbagai jenis molekul ekstraseluler.
2. Fungsi Reseptor Permukaan Sel
-
Peran dalam Komunikasi Seluler:
Reseptor permukaan sel adalah protein integral membran yang memungkinkan komunikasi antara sel dan ruang ekstraseluler.
Ketika ligan berikatan dengan reseptor, perubahan kimia dapat terjadi di dalam sel yang mempengaruhi aktivitas sel. -
Contoh Molekul Ekstraseluler:
Molekul yang berinteraksi dengan reseptor ini termasuk:-
Hormon (misalnya insulin)
-
Neurotransmitter (misalnya dopamin)
-
Sitokin (yang mengatur respons imun)
-
Faktor pertumbuhan (seperti EGF untuk pengaturan pertumbuhan sel)
-
Molekul adhesi sel (yang penting dalam pengikatan antar sel)
-
Nutrien (seperti glukosa, yang berikatan dengan reseptor untuk transportasi melalui membran)
-
3. Proses Transduksi Sinyal
-
Molekul Sinyal dan Resepnya:
Ligan (molekul sinyal) berikatan dengan reseptor permukaan sel dan menyebabkan perubahan konformasi pada reseptor tersebut. -
Transduksi Sinyal:
Perubahan konformasi ini mengaktifkan jalur transduksi sinyal dalam sel yang mengarah pada perubahan metabolisme dan aktivitas sel.
Dalam proses transduksi sinyal ini, pengikatan ligan pada reseptor memicu perubahan kimia yang mengalir melalui membran sel, yang dapat menghasilkan efek fisiologis, seperti pengaturan metabolisme atau pembelahan sel.
4. Kesimpulan
Reseptor permukaan sel sangat penting dalam komunikasi seluler, karena memungkinkan molekul sinyal dari lingkungan ekstraseluler untuk mengaktifkan proses-proses internal sel. Proses ini mengarah pada perubahan dalam metabolisme dan aktivitas sel yang dapat mempengaruhi berbagai aspek fungsi tubuh.
60 Syarah (Penjelasan) Slide ke-30
Reseptor Permukaan Sel (di Membran Sel)
Pada slide ini, kita akan membahas tentang reseptor membran yang berperan dalam mengkomunikasikan sinyal antara lingkungan ekstraseluler dengan proses-proses intraseluler.
1. Peran Reseptor Membran
-
Definisi:
Reseptor di membran sel berfungsi untuk meneruskan sinyal dari luar sel ke dalam sel.
Proses ini dilakukan dengan cara mengubah bentuk reseptor yang tertanam pada membran plasma. -
Mekanisme Kerja:
Ketika molekul sinyal (ligan) mengikat reseptor di membran sel, perubahan bentuk terjadi pada reseptor tersebut yang selanjutnya akan diteruskan ke dalam sel. Proses ini mengaktifkan berbagai mekanisme dalam sel yang akhirnya mengubah fungsi atau aktivitas sel.
2. Gangguan pada Fungsi Reseptor Membran
-
Kegagalan Fungsi Reseptor:
Ketika fungsi reseptor membran terganggu, dapat mempengaruhi kemampuan sel untuk merespons sinyal yang diberikan. Hal ini dapat mengarah pada gangguan kesehatan yang serius. -
Penyakit yang Terkait:
Beberapa penyakit yang dapat dikaitkan dengan kegagalan atau disfungsi reseptor membran antara lain:-
Kanker: Ketika reseptor membran terganggu, regulasi pertumbuhan sel dapat terganggu, yang dapat berkontribusi pada pembentukan tumor.
-
Penyakit Jantung: Gangguan pada reseptor membran dapat mempengaruhi proses sinyal dalam sel otot jantung, yang berpotensi menyebabkan penyakit jantung.
-
Asma: Kegagalan reseptor dalam merespons sinyal lingkungan dapat memicu kondisi seperti asma.
-
3. Kesimpulan
Reseptor membran memainkan peran kunci dalam mengirimkan sinyal dari luar sel ke dalam sel untuk mengatur berbagai proses dalam tubuh. Gangguan pada reseptor membran dapat menyebabkan beragam penyakit, yang menyoroti pentingnya keberhasilan mekanisme sinyal dalam sel.
62 Syarah (Penjelasan) Slide ke-31
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah belajar dengan sangat giat. Semoga semua jerih payah rekan-rekan sekalian dalam proses belajar, baik yang telah lampau, saat ini, dan juga di masa yang akan datang, senantiasa diberikan kemudahan, keberkahan, dan kesuksesan di dunia dan di akhirat, amiin amiin yaa Robbal 'aalamiin